Jengkel pada Sessions, Trump: Saya Tak Punya Jaksa Agung
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Donald John Trump dalam sebuah wawancara meluapkan kekesalannya tentang sosok Jaksa Agung Amerika Serikat (AS) Jeff Sessions. Dia bahkan tidak mengakui Sessions sebagai orang nomor satu di kejaksaan AS.
Dalam wawancara dengan Hill.TV, Trump melontarkan kritik terbarunya soal keputusan Sessions untuk menyingkir dari penyelidikan dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu AS 2016.
Dia juga mengaku tidak senang dengan tanggapan pemimpin kejaksaan AS itu soal kebijakan imigrasi yang dia terapkan.
Perseteruan Presiden Trump dan Jaksa Agung Jeff Sessions telah memanas sejak bulan lalu. Dua senator utama Partai Republik mengisyaratkan bahwa mereka akan mendukung Trump jika dia memecat Sessions setelah pemilu sela bulan November mendatang.
Pada bulan Agustus, Sessions terang-terangan menolak intervensi Trump terhadap kerja kejaksaan. "Ketika saya Jaksa Agung, tindakan Departemen Kehakiman tidak akan dipengaruhi secara tidak benar oleh pertimbangan politik," katanya saat itu.
"Saya menuntut standar tertinggi, dan di mana mereka tidak mematuhi, saya mengambil tindakan," ujarnya.
Perseteruan kedua pejabat top AS ini unik, karena Sessions adalah salah satu pendukung kampanye Trump saat pemilu 2016. Namun, Jaksa Agung itu menolak saat Trump mencoba untuk menghalangi penyelidikan dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu 2016, di mana Trump dan Rusia diduga berkolusi untuk mengalahkan kandidat presiden dari Partai Demokrat Hillary Rodham Clinton.
Alih-alih tunduk pada Trump, Sessions justru menyerahkan kendali kejaksaan kepada wakilnya, Rod Rosenstein.
Presiden Trump bersikeras bahwa tidak ada kolusi antara tim kampanyenya dan pemerintah Rusia. Dia juga menyangkal tuduhan telah berusaha menghalangi penyelidikan.
"Saya tidak punya Jaksa Agung. Sangat menyedihkan," kata Trump dalam wawancara pada hari Selasa, yang dilansir Rabu (19/9/2018).
Ditanya apakah dia akan mempertimbangkan untuk memecat Sessions, presiden menjawab: "Kami akan melihat apa yang terjadi. Banyak orang telah meminta saya untuk melakukan itu."
"Dan saya kira saya mempelajari sejarah, dan saya mengatakan saya hanya ingin meninggalkan semuanya sendirian, tetapi sangat tidak adil apa yang dia lakukan (menjauhkan diri dari penyelidikan soal Rusia)," kata Trump.
Presiden Trump juga mengatakan kepada Hill.TV bahwa dia tidak senang dengan Sessions atas respons kebijakan imigrasi dan masalah lainnya. Menurutnya, Jaksa Agung yang sekarang melakukan hal yang sangat buruk.
"Maksud saya, dia bingung dan bingung, dan orang-orang yang bekerja dengannya selama ini, lama sekali di Senat tidak baik padanya, tetapi dia memberikan jawaban yang sangat membingungkan," katanya.
"Jawaban yang seharusnya mudah dijawab. Dan itu adalah waktu yang sulit baginya."
Dalam wawancara dengan Hill.TV, Trump melontarkan kritik terbarunya soal keputusan Sessions untuk menyingkir dari penyelidikan dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu AS 2016.
Dia juga mengaku tidak senang dengan tanggapan pemimpin kejaksaan AS itu soal kebijakan imigrasi yang dia terapkan.
Perseteruan Presiden Trump dan Jaksa Agung Jeff Sessions telah memanas sejak bulan lalu. Dua senator utama Partai Republik mengisyaratkan bahwa mereka akan mendukung Trump jika dia memecat Sessions setelah pemilu sela bulan November mendatang.
Pada bulan Agustus, Sessions terang-terangan menolak intervensi Trump terhadap kerja kejaksaan. "Ketika saya Jaksa Agung, tindakan Departemen Kehakiman tidak akan dipengaruhi secara tidak benar oleh pertimbangan politik," katanya saat itu.
"Saya menuntut standar tertinggi, dan di mana mereka tidak mematuhi, saya mengambil tindakan," ujarnya.
Perseteruan kedua pejabat top AS ini unik, karena Sessions adalah salah satu pendukung kampanye Trump saat pemilu 2016. Namun, Jaksa Agung itu menolak saat Trump mencoba untuk menghalangi penyelidikan dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu 2016, di mana Trump dan Rusia diduga berkolusi untuk mengalahkan kandidat presiden dari Partai Demokrat Hillary Rodham Clinton.
Alih-alih tunduk pada Trump, Sessions justru menyerahkan kendali kejaksaan kepada wakilnya, Rod Rosenstein.
Presiden Trump bersikeras bahwa tidak ada kolusi antara tim kampanyenya dan pemerintah Rusia. Dia juga menyangkal tuduhan telah berusaha menghalangi penyelidikan.
"Saya tidak punya Jaksa Agung. Sangat menyedihkan," kata Trump dalam wawancara pada hari Selasa, yang dilansir Rabu (19/9/2018).
Ditanya apakah dia akan mempertimbangkan untuk memecat Sessions, presiden menjawab: "Kami akan melihat apa yang terjadi. Banyak orang telah meminta saya untuk melakukan itu."
"Dan saya kira saya mempelajari sejarah, dan saya mengatakan saya hanya ingin meninggalkan semuanya sendirian, tetapi sangat tidak adil apa yang dia lakukan (menjauhkan diri dari penyelidikan soal Rusia)," kata Trump.
Presiden Trump juga mengatakan kepada Hill.TV bahwa dia tidak senang dengan Sessions atas respons kebijakan imigrasi dan masalah lainnya. Menurutnya, Jaksa Agung yang sekarang melakukan hal yang sangat buruk.
"Maksud saya, dia bingung dan bingung, dan orang-orang yang bekerja dengannya selama ini, lama sekali di Senat tidak baik padanya, tetapi dia memberikan jawaban yang sangat membingungkan," katanya.
"Jawaban yang seharusnya mudah dijawab. Dan itu adalah waktu yang sulit baginya."
(mas)