Pelaku Sabotase Stroberi Terancam Penjara 10 Tahun
A
A
A
SYDNEY - Kepolisian Australia sedang menyelidiki puluhan laporan kasus jarum dimasukkan ke stroberi dan buah lainnya.
Mereka memperingatkan para pelaku dapat dipenjara hingga 10 tahun. Masalah itu pun menjadi salah satu krisis pangan terbesar di Australia yang mengakibatkan terhentinya ekspor ke Selandia Baru. Isu ini juga memaksa satu perkebunan stroberi di Australia mulai membuang buah hasil panen kali ini.
Perkebunan lain pun memasang detektor logam untuk memeriksa semua produknya. Jarum-jarum ditemukan dalam buah stroberi yang dihasilkan dari satu pemasok di Queensland. Kini masalah itu pun meluas ke wilayah lain.
Kepolisian di New South Wales (NSW) menyatakan jarum-jarum ditemukan di lebih dari 20 bungkus stroberi dan ada laporan pisang serta apel juga dimasuki jarum. Kepolisian di negara bagian lain juga menyelidiki berbagai laporan sabotase serupa, tapi mereka tidak memberi rincian tentang jumlah laporan.
“Semua insiden kontaminasi sendiri atau meniru berbagai kejadian memiliki dampak pada industri dan sangat tidak membantu otoritas,” kata Detektif Kepolisian NSW Danny Doherty di Sydney, kemarin, dikutip kantor berita Reuters.
“Mereka akan diperlakukan sebagai kontaminasi dengan dakwaan serius dan ancaman hukuman 10 tahun penjara,” kata Doherty. Seorang warga mengaku mengalami luka ringan di bagian mulut setelah mengunyah stroberi dengan jarum di dalamnya.
Kasus kontaminasi sebelumnya di Australia mengakibatkan sejumlah penahanan namun tidak ada tersangka. Pada 2000, seorang pria dituduh mencampur tablet paracetamol dengan strychnine sehingga tablet-tablet itu ditarik dari penjualan di seluruh Australia.
Tersangka meninggal dunia di penjara sebelum sempat diadili. Pada 2006, seorang perempuan dituduh mengontaminasi salad di restoran Sizzler dengan racun tikus, tapi kemudian wanita itu dinyatakan mentalnya tidak sehat untuk diadili. Industri stroberi bernilai USD115 juta menurut laporan sektor itu.
Sebagian besar buah itu dikonsumsi di Australia dan sebagian kecil hasil panen dikonsumsi di Selandia Baru. Supermarket terbesar di Selandia Baru telah menghen tikan pemesanan pada stroberi asal Australia meski Kementerian Industri Primer Selandia Baru mengonfirmasi tidak ada merek-merek stroberi terkontaminasi yang dijual di negara tersebut.
Kepolisian Australia belum mengidentifikasi para pelaku dan motifnya. Adapun enam merek yang terpengaruh langsung masalah itu telah menarik seluruh produknya. Para konsumen juga menghindari membeli stroberi saat ini sehingga hasil panen para petani banyak yang terpaksa dibuang.
Mereka memperingatkan para pelaku dapat dipenjara hingga 10 tahun. Masalah itu pun menjadi salah satu krisis pangan terbesar di Australia yang mengakibatkan terhentinya ekspor ke Selandia Baru. Isu ini juga memaksa satu perkebunan stroberi di Australia mulai membuang buah hasil panen kali ini.
Perkebunan lain pun memasang detektor logam untuk memeriksa semua produknya. Jarum-jarum ditemukan dalam buah stroberi yang dihasilkan dari satu pemasok di Queensland. Kini masalah itu pun meluas ke wilayah lain.
Kepolisian di New South Wales (NSW) menyatakan jarum-jarum ditemukan di lebih dari 20 bungkus stroberi dan ada laporan pisang serta apel juga dimasuki jarum. Kepolisian di negara bagian lain juga menyelidiki berbagai laporan sabotase serupa, tapi mereka tidak memberi rincian tentang jumlah laporan.
“Semua insiden kontaminasi sendiri atau meniru berbagai kejadian memiliki dampak pada industri dan sangat tidak membantu otoritas,” kata Detektif Kepolisian NSW Danny Doherty di Sydney, kemarin, dikutip kantor berita Reuters.
“Mereka akan diperlakukan sebagai kontaminasi dengan dakwaan serius dan ancaman hukuman 10 tahun penjara,” kata Doherty. Seorang warga mengaku mengalami luka ringan di bagian mulut setelah mengunyah stroberi dengan jarum di dalamnya.
Kasus kontaminasi sebelumnya di Australia mengakibatkan sejumlah penahanan namun tidak ada tersangka. Pada 2000, seorang pria dituduh mencampur tablet paracetamol dengan strychnine sehingga tablet-tablet itu ditarik dari penjualan di seluruh Australia.
Tersangka meninggal dunia di penjara sebelum sempat diadili. Pada 2006, seorang perempuan dituduh mengontaminasi salad di restoran Sizzler dengan racun tikus, tapi kemudian wanita itu dinyatakan mentalnya tidak sehat untuk diadili. Industri stroberi bernilai USD115 juta menurut laporan sektor itu.
Sebagian besar buah itu dikonsumsi di Australia dan sebagian kecil hasil panen dikonsumsi di Selandia Baru. Supermarket terbesar di Selandia Baru telah menghen tikan pemesanan pada stroberi asal Australia meski Kementerian Industri Primer Selandia Baru mengonfirmasi tidak ada merek-merek stroberi terkontaminasi yang dijual di negara tersebut.
Kepolisian Australia belum mengidentifikasi para pelaku dan motifnya. Adapun enam merek yang terpengaruh langsung masalah itu telah menarik seluruh produknya. Para konsumen juga menghindari membeli stroberi saat ini sehingga hasil panen para petani banyak yang terpaksa dibuang.
(don)