RI-Rusia Gelar Dialog Bahas Peran Masyarakat untuk Kerukunan Umat Beragama
A
A
A
MOSKOW - Indonesia dan Rusia menggelar dialog antar agama yang kedua. Pertemuan itu diketahui berlangsungdi Civic Chamber of the Russian Federation, Moskow. Pertemuan itu mengambil tema Perkuat Peran Negara dan Masyarakat Sipil untuk Kerukunan Umat Beragama.
Delegasi Indonesia dalam pertemuan itu dipimpin oleh Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik (IDP), Cecep Herawan, dan beranggotakan sejumlah tokoh, seperti Azyumardi Azra,Philip K. Widjaja yang merupakan Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Majelis Agama Buddha Indonesia dan Pendeta Gomar Gultom.
Menurut siaran pers Kementerian Luar Negeri Indonesia, yang dikutip Sindonews pada Selasa (18/9), pertemuan itu berjalan secara produktif dan reseptif, dimana kedua pihak dapat saling memberikan pengalaman dan praktik mengelola keberagaman di masyarakat, sebagai aset bangsa dalam mewujudkan kondisi keamanan yang stabil menuju bangsa yang makmur.
Ketua Delegasi Rusia, Konstantin Viktorovich Shuvalov, mengapresiasi peran Indonesia dalam menyebarluaskan pesan damai melalui kegiatan dialog lintas agama, seperti yang tengah berlangsung bersama Rusia.
“Forum Dialog Lintas Agama yang dipromosikan Indonesia merupakan wadah bagi negara untuk saling belajar dalam menumbuhkan toleransi dan mewujudkan kerukunan masyarakat majemuk," ujar Shuyalov.
Dalam diskusi yang berjalan, kedua negara melihat terdapatnya kesamaan kondisi sosial masyarakat dan tantangan untuk menjaga kerukunan. Indonesia dan Rusia merupakan negara multietnik dan multireligi dengan komunitas Islam yang mengakomodir kearifan lokal terakulturasi dalam praktek keagamaan.
Kedua delegasi negara menilai penting bagi Indonesia dan Rusia untuk menjalankan moderasi agama dalam upaya melawan dan mengatasi tantangan radikalisme, kekerasan berbasis agama, penyebaran paham radikal khususnya politisasi identitas agama yang mengancam integrasi.
Sementara itu, Cecep, dalam pertemuan itu menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia menawarkan lima beasiswa kepada pemuda Rusia yang ingin belajar mengenai Islam di salah satu Universitas Islam Negeri di Indonesia, serta mengundang keikutsertaan Rusia pada kegiatan Future Faith Leaders yang diselenggarakan Kementerian Agama Indonesia dan Interfaith Youth Camp yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri Indonesia tahun depan.
Sedangkan Rusia menyatakan akan mengundang pemuda Indonesia untuk ikut serta dalam kegiatan Interfaith Camp yang akan diselenggarakan oleh organisasi penggerak kerukunan umat Rusia di Rusia pada tahun 2019 mendatang.
Delegasi Indonesia dalam pertemuan itu dipimpin oleh Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik (IDP), Cecep Herawan, dan beranggotakan sejumlah tokoh, seperti Azyumardi Azra,Philip K. Widjaja yang merupakan Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Majelis Agama Buddha Indonesia dan Pendeta Gomar Gultom.
Menurut siaran pers Kementerian Luar Negeri Indonesia, yang dikutip Sindonews pada Selasa (18/9), pertemuan itu berjalan secara produktif dan reseptif, dimana kedua pihak dapat saling memberikan pengalaman dan praktik mengelola keberagaman di masyarakat, sebagai aset bangsa dalam mewujudkan kondisi keamanan yang stabil menuju bangsa yang makmur.
Ketua Delegasi Rusia, Konstantin Viktorovich Shuvalov, mengapresiasi peran Indonesia dalam menyebarluaskan pesan damai melalui kegiatan dialog lintas agama, seperti yang tengah berlangsung bersama Rusia.
“Forum Dialog Lintas Agama yang dipromosikan Indonesia merupakan wadah bagi negara untuk saling belajar dalam menumbuhkan toleransi dan mewujudkan kerukunan masyarakat majemuk," ujar Shuyalov.
Dalam diskusi yang berjalan, kedua negara melihat terdapatnya kesamaan kondisi sosial masyarakat dan tantangan untuk menjaga kerukunan. Indonesia dan Rusia merupakan negara multietnik dan multireligi dengan komunitas Islam yang mengakomodir kearifan lokal terakulturasi dalam praktek keagamaan.
Kedua delegasi negara menilai penting bagi Indonesia dan Rusia untuk menjalankan moderasi agama dalam upaya melawan dan mengatasi tantangan radikalisme, kekerasan berbasis agama, penyebaran paham radikal khususnya politisasi identitas agama yang mengancam integrasi.
Sementara itu, Cecep, dalam pertemuan itu menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia menawarkan lima beasiswa kepada pemuda Rusia yang ingin belajar mengenai Islam di salah satu Universitas Islam Negeri di Indonesia, serta mengundang keikutsertaan Rusia pada kegiatan Future Faith Leaders yang diselenggarakan Kementerian Agama Indonesia dan Interfaith Youth Camp yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri Indonesia tahun depan.
Sedangkan Rusia menyatakan akan mengundang pemuda Indonesia untuk ikut serta dalam kegiatan Interfaith Camp yang akan diselenggarakan oleh organisasi penggerak kerukunan umat Rusia di Rusia pada tahun 2019 mendatang.
(esn)