Duterte Bilang Filipina Lebih Baik Dijalankan Diktator

Jum'at, 31 Agustus 2018 - 13:43 WIB
Duterte Bilang Filipina...
Duterte Bilang Filipina Lebih Baik Dijalankan Diktator
A A A
MANILA - Presiden Rodrigo Duterte mengatakan Filipina akan lebih baik dijalankan oleh seorang diktator seperti mendiang Ferdinan Marcos jika dia sudah tidak ada. Alasannya, korupsi dan obat-obatan terlarang begitu mengakar di negaranya.

Dalam pidato pada hari Kamis, Duterte menegaskan kembali bahwa dia ingin berhenti sebelum masa jabatannya berakhir pada tahun 2022. Namun, dia enggan menyerahkan kekuasaan kepada Leni Robredo, wakil presiden yang dipilih secara terpisah dan bukan pasangannya sejak pemilu.

Robredo telah menjadi kritikus terhadap perang terhadap narkoba yang dikobarkan Duterte. Duterte mengatakan akan ada kekacauan jika tindakan kerasnya dihentikan, dan Filipina bisa melakukannya dengan otoriter di pucuk pimpinan.

"Anda lebih baik memilih diktator dari orang-orang seperti Marcos, itulah yang saya sarankan," kata Duterte, seperti dikutip Reuters, Jumat (31/8/2018). "Suksesi konstitusional, itu Robredo. Tapi dia tidak bisa."

Kekaguman Duterte untuk Marcos memicu kontroversial, di mana banyak orang Filipina disiksa oleh pemerintahannya yang brutal selama dua dekade. Rezim Marcos berakhir dengan penggulingannya dalam pemberontakan yang didukung oleh tentara pada 1986.

Ribuan orang ditangkap, dibunuh, disiksa atau hilang di bawah darurat militer pada tahun 1970-an.

Duterte, yang sudah berusia 73 tahun, kerap berbicara tentang rencananya untuk pensiun. Namun, dia juga kesal karena kejahatan korupsi dan narkotika marak di negaranya.

Dia menyangkal rumor bahwa kesehatannya menurun dan akan diberhentikan pada hari Kamis kemarin. Dia menyebut rumor itu sebagai "berita palsu".

Dalam pidato yang sama, dia turut membahas skandal seksual yang mengguncang gereja Katolik di seluruh dunia. Dia ingin menciptakan sebuah "opening" di rumah bagi para korban untuk mengungkapkan pelecehan oleh para imam gereja.

Meski demikian, dia kembali bercanda tentang pemerkosaan, meskipun ada teguran berulang kali dari kelompok wanita di dalam dan di luar negeri.

Mengomentari data polisi yang menunjukkan kota kelahirannya, Davao, yang memiliki jumlah kasus pemerkosaan tertinggi di Filipina, Duterte mengatakan akan ada lebih banyak ketika ada "banyak perempuan cantik".
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0750 seconds (0.1#10.140)