Turis Bercelana Dalam Jalan-jalan di Kinabalu Hebohkan Malaysia
A
A
A
KINABALU - Aksi seorang turis perempuan bercelana dalam jalan-jalan di kompleks Asia City, Kinabalu, Sabah, jadi perbincangan publik Malaysia di media sosial. Menteri Pariwisata, Kebudayaan dan Lingkungan negara bagian setempat, Christina Liew, ikut terusik.
Turis perempuan yang diduga warga asing itu telihat santai berjalan sembari menelepon dengan ponselnya. Dia mengenakan pakaian atas lengan panjang warna merah muda dengan mengenakan celana dalam warna putih.
Orang-orang di sekitarnya mengamati pakaian yang dianggap tak wajar tersebut, karena cuaca di kawasan itu tak terlalu panas.
"Apakah Sabah benar-benar panas? Saya harus memesan es kopi lagi setelah melihat dia berjalan," bunyi komentar seorang pria setempat di media sosial.
Warga lain membuat lelucon dengan mengatakan pemandangan itu adalah tren untuk berjalan dengan celana dalam di bawah terik matahari.
Liew mengatakan Sabah selalu menyambut wisatawan ke wilayah yang terkenal karena keindahan alamnya. Namun, lanjut dia, pada saat yang sama mereka harus memperhatikan apa yang mereka kenakan.
Dia memahami bahwa pengunjung ingin merasa nyaman berlibur, tetapi mereka harus sadar akan kepekaan budaya lokal.
"Kami berharap para wisatawan dapat memahami hal ini dan tidak berjalan dengan pakaian dalamnya," katanya dalam menanggapi foto viral tersebut.
Liew mengatakan pemandu wisata harus mengingatkan tamu tentang apa yang boleh dan tak boleh dilakukan di Sabah. "Beberapa pedomannya adalah akal sehat," ujarnya, seperti dikutip The Star, Senin (27/8/2018). "Mereka dewasa," katanya lagi.
Insiden para turis berpakaian dan bertindak tidak sesuai normal lokal bukan sekali ini terjadi di wilayah tersebut.
Pada 27 Juni lalu, dua turis perempuan asal China berjoget di pagar di depan masjid di kota tersebut. Mereka akhirnya didenda masing-masing RM25 dan dikawal ke bandara untuk pulang ke negara asal mereka.
Turis perempuan yang diduga warga asing itu telihat santai berjalan sembari menelepon dengan ponselnya. Dia mengenakan pakaian atas lengan panjang warna merah muda dengan mengenakan celana dalam warna putih.
Orang-orang di sekitarnya mengamati pakaian yang dianggap tak wajar tersebut, karena cuaca di kawasan itu tak terlalu panas.
"Apakah Sabah benar-benar panas? Saya harus memesan es kopi lagi setelah melihat dia berjalan," bunyi komentar seorang pria setempat di media sosial.
Warga lain membuat lelucon dengan mengatakan pemandangan itu adalah tren untuk berjalan dengan celana dalam di bawah terik matahari.
Liew mengatakan Sabah selalu menyambut wisatawan ke wilayah yang terkenal karena keindahan alamnya. Namun, lanjut dia, pada saat yang sama mereka harus memperhatikan apa yang mereka kenakan.
Dia memahami bahwa pengunjung ingin merasa nyaman berlibur, tetapi mereka harus sadar akan kepekaan budaya lokal.
"Kami berharap para wisatawan dapat memahami hal ini dan tidak berjalan dengan pakaian dalamnya," katanya dalam menanggapi foto viral tersebut.
Liew mengatakan pemandu wisata harus mengingatkan tamu tentang apa yang boleh dan tak boleh dilakukan di Sabah. "Beberapa pedomannya adalah akal sehat," ujarnya, seperti dikutip The Star, Senin (27/8/2018). "Mereka dewasa," katanya lagi.
Insiden para turis berpakaian dan bertindak tidak sesuai normal lokal bukan sekali ini terjadi di wilayah tersebut.
Pada 27 Juni lalu, dua turis perempuan asal China berjoget di pagar di depan masjid di kota tersebut. Mereka akhirnya didenda masing-masing RM25 dan dikawal ke bandara untuk pulang ke negara asal mereka.
(mas)