Serukan Larangan Imigran Muslim, Senator Australia Dihujat

Kamis, 16 Agustus 2018 - 12:15 WIB
Serukan Larangan Imigran...
Serukan Larangan Imigran Muslim, Senator Australia Dihujat
A A A
CANBERRA - Seorang Senator Negara Bagian Queensland, Australia, dihujat setelah menyerukan pemerintah untuk melarang para imigran Muslim masuk ke negara tersebut.

Politisi bernama Fraser Anning ini secara mengejutkan juga minta pemerintah mengadopsi lagi kebijakan imigrasi "White Australia" dengan meniru rezim Nazi Adolf Hitler saat membasmi umat Yahudi di Eropa.

Dalam komentarnya hari Selasa, Anning membela kebijakan imigrasi "White Australia" yang berbasis rasial, yang berlaku selama tujuh dekade sejak 1901.

"Kami sebagai bangsa berhak untuk bersikeras bahwa mereka yang diizinkan untuk datang ke sini terutama mencerminkan komposisi Kristen-Eropa yang bersejarah bagi masyarakat Australia," kata Anning di Majelis Tinggi Parlemen.

"Mereka yang datang ke sini harus berasimilasi dan berintegrasi," katanya lagi.

Anning menambahakan, "keragaman etnokultur telah diizinkan untuk naik ke tingkat berbahaya di banyak daerah pinggiran".

"Dalam respons langsung, pemisahan diri, termasuk penerbangan (orang kulit) putih dari daerah dalam kota yang lebih miskin, telah menjadi norma," imbuh dia.

"Sementara semua Muslim bukan teroris, tentu saja semua teroris hari ini adalah Muslim, jadi mengapa ada yang ingin membawa lebih banyak dari mereka di sini?," lanjut Anning.

Komentar Anning menuai hujatan dari sejumlah pihak, termasuk dari Perdana Menteri Malcolm Turnbull. Pemimpin Australia ini menegaskan bahwa negaranya adalah salah satu negara dengan masyarakat multikultural yang paling sukses di dunia.

"Jadi kami menolak, kami mengutuk rasisme dalam bentuk apa pun, dan pernyataan oleh Senator Anning secara adil dikutuk dan ditolak oleh kami semua," kata Turnbull, seperti dikutip Al Jazeera, semalam (15/8/2018).

Pemimpin oposisi dari Partai Buruh, Bill Shorten, menyebut pidato Anning adalah titik terendah bagi parlemen.

Imigrasi telah menjadi isu hangat di Australia di tengah kekhawatiran tentang kondisi lapangan pekerjaan dan kepadatan di kota-kota besar.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0963 seconds (0.1#10.140)