J-16, Jet Canggih China Pembidik Taiwan Segera Siap Tempur
A
A
A
BEIJING - Angkatan Udara China menyatakan pesawat jet tempur canggihnya, Shenyang J-16, segera siap tempur. Menurut para analis, pesawat tempur generasi 4,5 itu dikembangkan untuk menargetkan Taiwan.
Dalam pengumumannya, angkatan udara mengatakan skuadron J-16 telah melakukan latihan tempur bersama dengan pesawat J-10, J-11B dan Su-30.
"(Latihan) merupakan langkah kuat menuju kemampuan tempur yang komprehensif," bunyi pernyataan Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China tanpa menyebutkan tanggal dan lokasi latihan.
Shenyang J-16, yang dikembangkan dari jet tempur Su-30 Rusia, diperkenalkan sekitar tahun 2012-2013. Namun, pesawat itu baru melakukan debut resminya tahun lalu, yakni selama parade militer untuk menandai ulang tahun ke-90 PLA.
Pesawat J-16 dilaporkan sudah masuk ke tahap produksi selama tahun lalu dan telah dikerahkan di sejumlah resimen angkatan udara.
Analis militer Hong Kong, Song Zhongping, mengatakan bahwa latihan jet tempur canggih Beijing itu kemungkinan sebagai satu langkah sebelum dianggap siap tempur.
"Ini akan membutuhkan waktu untuk meningkatkan, bukan hanya J-16 itu sendiri, tetapi bagaimana itu terintegrasi ke dalam keseluruhan sistem dan bagaimana cara kerjanya dengan jet tempur lain dan mendukung pesawat untuk misi," kata Song, yang dikutip dari South China Morning Post, Minggu (5/8/2018).
China mengembangkan twin-jet, jet tempur tandem-seat multirole yang berbasis pada pesawat tempur kelas berat dan pesawat jarak jauh Rusia yang dibeli pada awal tahun 2000-an.
PLA mengatakan bahwa J-16 memiliki kemampuan yang sangat ditingkatkan untuk peperangan elektronik dengan antena array, radar fire-control, dan sistem jamming. Jet tempur ini membawa meriam 30mm, 12 rudal air-to-air, roket dan bom berpemandu satelit, serta rudal anti-kapal dan anti-radiasi.
Song mengatakan J-16 melengkapi jet tempur siluman generasi kelima China, J-20, dan akan menjadi pesawat utama untuk angkatan udara di masa depan.
Dengan persenjataannya terfokus pada misi anti-kapal dan serangan darat, pengamat militer itu yakin J-16 telah dirancang khusus untuk kampanye militer potensial melawan Taiwan.
Beijing menganggap pulau yang diperintah sendiri itu sebagai provinsi China yang membangkang. Beijing siap menggunakan kekerasan jika diperlukan untuk menyatukan Taiwan ke pangkuan China.
"J-16 pasti terutama dikembangkan untuk serangan di Taiwan," kata Antony Wong Dong, seorang analis militer yang bermarkas di Makau.
Dalam beberapa bulan terakhir, di tengah meningkatnya ketegangan di Selat Taiwan, Angkatan Udara PLA secara teratur mengirim pesawat tempur, terutama pesawat pembom strategis H-6K, untuk berpatroli di sekitar pulau itu untuk menunjukkan kemampuannya membela kedaulatan nasional dan integritas teritorial.
Wong mengatakan latihan terbaru muncul untuk menunjukkan bahwa jet tempur J-16 akan menggantikan Su-30 di Divisi Penerbangan Tempur 3, sebuah divisi elite di Angkatan Udara China. Menurutnya, J-16 kemungkinan akan ditempatkan di kawasan yang mencakup Taiwan dan Laut China Timur.
"Ini tidak akan lama sebelum kita melihat jet tempur J-16 melaksanakan misi terbang di sekitar Taiwan," kata Wong.
Dalam pengumumannya, angkatan udara mengatakan skuadron J-16 telah melakukan latihan tempur bersama dengan pesawat J-10, J-11B dan Su-30.
"(Latihan) merupakan langkah kuat menuju kemampuan tempur yang komprehensif," bunyi pernyataan Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China tanpa menyebutkan tanggal dan lokasi latihan.
Shenyang J-16, yang dikembangkan dari jet tempur Su-30 Rusia, diperkenalkan sekitar tahun 2012-2013. Namun, pesawat itu baru melakukan debut resminya tahun lalu, yakni selama parade militer untuk menandai ulang tahun ke-90 PLA.
Pesawat J-16 dilaporkan sudah masuk ke tahap produksi selama tahun lalu dan telah dikerahkan di sejumlah resimen angkatan udara.
Analis militer Hong Kong, Song Zhongping, mengatakan bahwa latihan jet tempur canggih Beijing itu kemungkinan sebagai satu langkah sebelum dianggap siap tempur.
"Ini akan membutuhkan waktu untuk meningkatkan, bukan hanya J-16 itu sendiri, tetapi bagaimana itu terintegrasi ke dalam keseluruhan sistem dan bagaimana cara kerjanya dengan jet tempur lain dan mendukung pesawat untuk misi," kata Song, yang dikutip dari South China Morning Post, Minggu (5/8/2018).
China mengembangkan twin-jet, jet tempur tandem-seat multirole yang berbasis pada pesawat tempur kelas berat dan pesawat jarak jauh Rusia yang dibeli pada awal tahun 2000-an.
PLA mengatakan bahwa J-16 memiliki kemampuan yang sangat ditingkatkan untuk peperangan elektronik dengan antena array, radar fire-control, dan sistem jamming. Jet tempur ini membawa meriam 30mm, 12 rudal air-to-air, roket dan bom berpemandu satelit, serta rudal anti-kapal dan anti-radiasi.
Song mengatakan J-16 melengkapi jet tempur siluman generasi kelima China, J-20, dan akan menjadi pesawat utama untuk angkatan udara di masa depan.
Dengan persenjataannya terfokus pada misi anti-kapal dan serangan darat, pengamat militer itu yakin J-16 telah dirancang khusus untuk kampanye militer potensial melawan Taiwan.
Beijing menganggap pulau yang diperintah sendiri itu sebagai provinsi China yang membangkang. Beijing siap menggunakan kekerasan jika diperlukan untuk menyatukan Taiwan ke pangkuan China.
"J-16 pasti terutama dikembangkan untuk serangan di Taiwan," kata Antony Wong Dong, seorang analis militer yang bermarkas di Makau.
Dalam beberapa bulan terakhir, di tengah meningkatnya ketegangan di Selat Taiwan, Angkatan Udara PLA secara teratur mengirim pesawat tempur, terutama pesawat pembom strategis H-6K, untuk berpatroli di sekitar pulau itu untuk menunjukkan kemampuannya membela kedaulatan nasional dan integritas teritorial.
Wong mengatakan latihan terbaru muncul untuk menunjukkan bahwa jet tempur J-16 akan menggantikan Su-30 di Divisi Penerbangan Tempur 3, sebuah divisi elite di Angkatan Udara China. Menurutnya, J-16 kemungkinan akan ditempatkan di kawasan yang mencakup Taiwan dan Laut China Timur.
"Ini tidak akan lama sebelum kita melihat jet tempur J-16 melaksanakan misi terbang di sekitar Taiwan," kata Wong.
(mas)