Inggris Luncurkan Jet Tempur Baru
A
A
A
FARNBOROUGH - Inggris merilis model jet tempur baru bernama Tempest untuk menyaingi program jet tempur Jerman dan Prancis. Dalam acara Farnborough Airshow, Menteri Pertahanan Inggris Gavin Williamson menjelaskan dana sebesar USD2,7 miliar telah dikucurkan untuk program itu hingga 2025 dan Inggris akan mencari mitra internasional untuk menyediakan pendanaan tambahan.
Pesawat itu akan dikembangkan dan dibuat oleh perusahaan pertahanan terbesar Inggris BAE Systems Plc bersama perusahaan pembuat mesin Inggris Rolls-Royce Holdings Plc, perusahaan pertahanan Italia Leonardo dan perusahaan rudal Eropa MBDA.
Model baru itu diperkirakan menggantikan jet tempur Eurofighter Typhoon dan dapat diterbangkan dengan satu pilot atau dioperasikan sebagai drone. Rilis model pesawat baru itu dilakukan sebelum kunjungan para panglima militer asing dan para eksekutif industri di BAE.
Jerman dan Prancis telah mengerjakan jet tempur baru dengan program yang dipimpin Airbus Prancis, sebagai bagian konsorsium Eurofighter dan Dassault Aviation SA yang membuat Rafale.
Para eksekutif industri menyatakan dua program itu dapat digabungkan, saat Inggris dan Uni Eropa (UE) membahas keluarnya Inggris dari UE dalam sembilan bulan.
Kegagalan menyatukan program itu berisiko semakin memecah pasar pertahanan Eropa. Meski demikian, keputusan itu tergantung pada para pemimpin pemerintahan.
“Jika para politisi memutuskan berbeda, kami akan beradaptasi, tapi dalam pendapat saya itu akan buruk bagi Eropa,” kata kepala pertahanan Airbus Dirk Hoke pada kantor berita Reuters.
Dia menambahkan, “Ini tergantung pada pemerintah, tapi Eropa bergerak lebih menuju penyatuan. Saya harus optimistis.”
Wakil Marsekal Udara Simon Rochelle dari Angkatan Udara Kerajaan Inggris telah berdiskusi dengan negara-negara mitra potensial.(Syarifudin)
Pesawat itu akan dikembangkan dan dibuat oleh perusahaan pertahanan terbesar Inggris BAE Systems Plc bersama perusahaan pembuat mesin Inggris Rolls-Royce Holdings Plc, perusahaan pertahanan Italia Leonardo dan perusahaan rudal Eropa MBDA.
Model baru itu diperkirakan menggantikan jet tempur Eurofighter Typhoon dan dapat diterbangkan dengan satu pilot atau dioperasikan sebagai drone. Rilis model pesawat baru itu dilakukan sebelum kunjungan para panglima militer asing dan para eksekutif industri di BAE.
Jerman dan Prancis telah mengerjakan jet tempur baru dengan program yang dipimpin Airbus Prancis, sebagai bagian konsorsium Eurofighter dan Dassault Aviation SA yang membuat Rafale.
Para eksekutif industri menyatakan dua program itu dapat digabungkan, saat Inggris dan Uni Eropa (UE) membahas keluarnya Inggris dari UE dalam sembilan bulan.
Kegagalan menyatukan program itu berisiko semakin memecah pasar pertahanan Eropa. Meski demikian, keputusan itu tergantung pada para pemimpin pemerintahan.
“Jika para politisi memutuskan berbeda, kami akan beradaptasi, tapi dalam pendapat saya itu akan buruk bagi Eropa,” kata kepala pertahanan Airbus Dirk Hoke pada kantor berita Reuters.
Dia menambahkan, “Ini tergantung pada pemerintah, tapi Eropa bergerak lebih menuju penyatuan. Saya harus optimistis.”
Wakil Marsekal Udara Simon Rochelle dari Angkatan Udara Kerajaan Inggris telah berdiskusi dengan negara-negara mitra potensial.(Syarifudin)
(nfl)