AS Kantongi Situs Uji Coba Rudal yang Akan Dihancurkan Jong-un
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) telah mengidentifikasi situs uji coba rudal yang akan dihancurkan oleh Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Penghancuran situs uji coba itu sebagai bentuk komitmen Kim Jong-un atas janjinya pada pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump pada 12 Juli lalu di Singapura.
Serang pejabat AS mengidentifikasi situs peluncuran satelit Sohae sebagai situs yang akan dihancurkan. Situs tersebut telah digunakan untuk menguji mesin propelan cair untuk rudal balistik jarak jauh.
Pyongyang mengatakan misilnya dapat mencapai Amerika Serikat.
"Ketua Kim berjanji bahwa Korea Utara akan menghancurkan situs uji coba mesin rudal segera," kata pejabat itu kepada Reuters, Kamis (21/6/2018), yang berbicara tanpa menyebut nama.
CBS News adalah yang pertama kali mengidentifikasi situs tersebut, yang merupakan fasilitas pengujian rudal terbaru terbesar Korut yang diketahui.
Kelompok pemantau Korut yang berbasis North38 mengatakan dalam sebuah analisis pada akhir pekan lalu tidak ada tanda-tanda kegiatan yang menunjukkan pembongkaran terhadap Sohae atau tempat uji coba rudal lainnya.
Namun pejabat AS mengatakan: "Amerika Serikat akan terus memantau situs ini secara dekat saat kami bergerak maju dalam negosiasi kami."
Tidak banyak yang diketahui tentang situs Sohae, yang terletak di Tongchang-ri, berdasarkan penilaian analis dan kantor berita Korut, KCNA.
Situs ini dilaporkan didirikan pada tahun 2008 dan memiliki fasilitan penelitian di dekatnya untuk pengembangan rudal serta menara yang dapat mendukung peluncuran rudal balistik. Situs ini terutama digunakan untuk menguji mesin Paektusan besar yang dibangun untuk rudal jarak jauh seperti Hwasong-15.
Seorang analis penelitian di 38North, Jenny Town mengatakan Korut telah menghabiskan banyak usaha dan sumber daya untuk mengembangkan situs itu sebagai fasilitas ruang luar angkasa, dengan menyangkal bahwa situs tersebut memiliki aplikasi militer.
"Agaknya, jika Korea Utara menghancurkan fasilitas Sohae, mereka juga menandakan bahwa mereka bersedia untuk menghentikan peluncuran satelit/roket kali ini juga, titik yang telah menggagalkan negosiasi di masa lalu dan merupakan perkembangan baru yang signifikan," katanya.
Para analis mengatakan Korut memiliki fasilitas pengujian rudal lainnya tetapi telah ditutup, jika itu terjadi, akan menjadi signifikan.
“Uji coba rudal tidak hanya dilakukan di Tongchang-ri sehingga tidak selalu berarti semua ICBM (rudal balistik antarbenua) akan dinonaktifkan. Tapi yang paling terkenal adalah ini, jadi ada makna simbolis besar jika ini ditutup,” kata Moon Hong-sik, seorang peneliti di Institut Strategi Keamanan Nasional di Korea Selatan.
Sementara peneliti senior di Forum Pertahanan dan Keamanan Korea, Yang Uk, setuju bahwa penutupan situs pengujian Sohae akan menjadi isyarat simbolis daripada langkah untuk secara teknis menonaktifkan kemampuan rudalnya.
“Sohae secara teknis telah digunakan sebagai situs pengujian 'mesin'. Korea Utara telah selesai mengembangkan mesin Baekdu, jadi tidak akan ada masalah menjalankan program rudal ICBM bahkan jika mereka menutup situs Sohae,” kata Yang.
Sedangkan peneliti senior di Pusat Studi Nonproliferasi James Martin, Melissa Hanham menuturkan, langkah ini hanya akan signifikan jika Korut mengambil langkah-langkah lebih dari sekedar kebijakan kosmetik untuk sepenuhnya menutup situs, bukan hanya situs uji coba semata.
"Ini hanya bagus jika mereka membongkar semua fasilitas di Sohae dan mempekerjakan kembali para ilmuwan dalam suatu pekerjaan sipil," katanya.
Serang pejabat AS mengidentifikasi situs peluncuran satelit Sohae sebagai situs yang akan dihancurkan. Situs tersebut telah digunakan untuk menguji mesin propelan cair untuk rudal balistik jarak jauh.
Pyongyang mengatakan misilnya dapat mencapai Amerika Serikat.
"Ketua Kim berjanji bahwa Korea Utara akan menghancurkan situs uji coba mesin rudal segera," kata pejabat itu kepada Reuters, Kamis (21/6/2018), yang berbicara tanpa menyebut nama.
CBS News adalah yang pertama kali mengidentifikasi situs tersebut, yang merupakan fasilitas pengujian rudal terbaru terbesar Korut yang diketahui.
Kelompok pemantau Korut yang berbasis North38 mengatakan dalam sebuah analisis pada akhir pekan lalu tidak ada tanda-tanda kegiatan yang menunjukkan pembongkaran terhadap Sohae atau tempat uji coba rudal lainnya.
Namun pejabat AS mengatakan: "Amerika Serikat akan terus memantau situs ini secara dekat saat kami bergerak maju dalam negosiasi kami."
Tidak banyak yang diketahui tentang situs Sohae, yang terletak di Tongchang-ri, berdasarkan penilaian analis dan kantor berita Korut, KCNA.
Situs ini dilaporkan didirikan pada tahun 2008 dan memiliki fasilitan penelitian di dekatnya untuk pengembangan rudal serta menara yang dapat mendukung peluncuran rudal balistik. Situs ini terutama digunakan untuk menguji mesin Paektusan besar yang dibangun untuk rudal jarak jauh seperti Hwasong-15.
Seorang analis penelitian di 38North, Jenny Town mengatakan Korut telah menghabiskan banyak usaha dan sumber daya untuk mengembangkan situs itu sebagai fasilitas ruang luar angkasa, dengan menyangkal bahwa situs tersebut memiliki aplikasi militer.
"Agaknya, jika Korea Utara menghancurkan fasilitas Sohae, mereka juga menandakan bahwa mereka bersedia untuk menghentikan peluncuran satelit/roket kali ini juga, titik yang telah menggagalkan negosiasi di masa lalu dan merupakan perkembangan baru yang signifikan," katanya.
Para analis mengatakan Korut memiliki fasilitas pengujian rudal lainnya tetapi telah ditutup, jika itu terjadi, akan menjadi signifikan.
“Uji coba rudal tidak hanya dilakukan di Tongchang-ri sehingga tidak selalu berarti semua ICBM (rudal balistik antarbenua) akan dinonaktifkan. Tapi yang paling terkenal adalah ini, jadi ada makna simbolis besar jika ini ditutup,” kata Moon Hong-sik, seorang peneliti di Institut Strategi Keamanan Nasional di Korea Selatan.
Sementara peneliti senior di Forum Pertahanan dan Keamanan Korea, Yang Uk, setuju bahwa penutupan situs pengujian Sohae akan menjadi isyarat simbolis daripada langkah untuk secara teknis menonaktifkan kemampuan rudalnya.
“Sohae secara teknis telah digunakan sebagai situs pengujian 'mesin'. Korea Utara telah selesai mengembangkan mesin Baekdu, jadi tidak akan ada masalah menjalankan program rudal ICBM bahkan jika mereka menutup situs Sohae,” kata Yang.
Sedangkan peneliti senior di Pusat Studi Nonproliferasi James Martin, Melissa Hanham menuturkan, langkah ini hanya akan signifikan jika Korut mengambil langkah-langkah lebih dari sekedar kebijakan kosmetik untuk sepenuhnya menutup situs, bukan hanya situs uji coba semata.
"Ini hanya bagus jika mereka membongkar semua fasilitas di Sohae dan mempekerjakan kembali para ilmuwan dalam suatu pekerjaan sipil," katanya.
(ian)