Jadi Mata-mata Iran, Mantan Menteri Israel Dijebloskan ke Penjara
A
A
A
TEL AVIV - Mantan Menteri Israel Gonen Segev, dihukum penjara karena dituduh menjadi mata-mata bagi Iran. Dia ditangkap bulan lalu saat kepulangannya ke Israel, setelah ditolak masuk ke negara Guinea Ekuatorial di Afrika Barat.
Badan keamanan Israel, Shin Bet mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Segev dituduh melakukan pelanggaran dengan memberikan informasi kepada musuh pada saat perang dan spionase terhadap negara Israel. Setelah dilakukan penyelidikan, terbukti bahwa dia adalah kaki tangan intelijen Iran.
Badan itu juga mengatakan bahwa Segev telah melakukan kontak dengan pejabat kedutaan Iran di Nigeria, di mana ia sebelumnya tinggal, dan kemudian mengunjungi Iran untuk bertemu dengan petinggi intelijennya.
"Segev memberi informasi kepada "pawangnya" terkait dengan pasar energi, situs keamanan di Israel, bangunan dan pejabat di badan-badan politik dan keamanan, dan banyak lagi," kata Shin Bet dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya pada Selasa (19/6).
Sementara itu, pengacara Segev mengatakan bahwa sebagian besar rincian tuduhan tidak jelas dan dipaksakan oleh negara. Dia menyebut hanya sedikit informasi telah dirilis, yang memberikan kesan yang menyesatkan.
"Fakta-fakta yang telah dibersihkan untuk publikasi menunjukan tindakan yang paling menakutkan. Namun dari isi lembar tuntutan, yang rincian lengkapnya diblokir, gambar yang berbeda muncul," kata tim pengacara Segev
Badan keamanan Israel, Shin Bet mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Segev dituduh melakukan pelanggaran dengan memberikan informasi kepada musuh pada saat perang dan spionase terhadap negara Israel. Setelah dilakukan penyelidikan, terbukti bahwa dia adalah kaki tangan intelijen Iran.
Badan itu juga mengatakan bahwa Segev telah melakukan kontak dengan pejabat kedutaan Iran di Nigeria, di mana ia sebelumnya tinggal, dan kemudian mengunjungi Iran untuk bertemu dengan petinggi intelijennya.
"Segev memberi informasi kepada "pawangnya" terkait dengan pasar energi, situs keamanan di Israel, bangunan dan pejabat di badan-badan politik dan keamanan, dan banyak lagi," kata Shin Bet dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya pada Selasa (19/6).
Sementara itu, pengacara Segev mengatakan bahwa sebagian besar rincian tuduhan tidak jelas dan dipaksakan oleh negara. Dia menyebut hanya sedikit informasi telah dirilis, yang memberikan kesan yang menyesatkan.
"Fakta-fakta yang telah dibersihkan untuk publikasi menunjukan tindakan yang paling menakutkan. Namun dari isi lembar tuntutan, yang rincian lengkapnya diblokir, gambar yang berbeda muncul," kata tim pengacara Segev
(esn)