Siapa Menang jika Iran-Israel Perang? Ini Komparasi Militernya

Jum'at, 25 Mei 2018 - 14:38 WIB
Siapa Menang jika Iran-Israel Perang? Ini Komparasi Militernya
Siapa Menang jika Iran-Israel Perang? Ini Komparasi Militernya
A A A
TEL AVIV - Perseteruan Iran dan Israel terus memanas dengan Suriah secara tidak langsung telah menjadi medan tempurnya. Kedua negara itu semakin keras mengumbar retorika perang menyusul serangan puluhan roket Teheran di Dataran Tinggi Golan yang direspons serangan ratusan rudal Israel terhadap basis-basis Iran di Suriah.

Israel selama ini menikmati dukungan militer Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu utamanya. Sedangkan Iran justru "dimusuhi" beberapa negara Arab, terutama Arab Saudi.

Menurut perkiraan GlobalFirepower.com yang bersumber dari data CIA, perbandingan kekuatan secara sekilas antara Teheran dan Tel Aviv sebagai berikut;

Iran

  • Anggaran pertahanan: USD6,3 miliar.
  • Personel militer aktif: 534.000 orang.
  • Pesawat militer: 505 unit.
  • Tank tempur: 1.650 unit.
  • Aset angkatan laut: 398 unit.
Israel
  • Anggaran pertahanan: USD20 miliar.
  • Personel militer aktif: 147.000 orang.
  • Pesawat militer: 596 unit.
  • Tank tempur: 2.760 unit.
  • Aset angkatan laut: 65 unit.
Data statistik senjata belum jadi jaminan memenangkan peperangan. Dalam kasus konfrontasi militer, kualitas senjata dan peralatan militer menjadi perhitungan utama. Dalam hal itu, Israel kemungkinan lebih unggul, terlebih Iran sudah lama terseok-seok karena terkena embargo negara-negara Barat.

Bahkan, jika terjadi konfrontasi, pasukan Israel tidak mungkin akan melancarkan serangan darat terhadap Republik Islam Iran mengingat rasio populasi antara kedua negara berbeda jauh, yakni Iran sebanyak 82 juta jiwa. Sedangkan Israel 8,3 juta jiwa.

Strategi yang kemungkinan besar diambil Israel adalah menggunakan Angkatan Udara dan mungkin serangan rudal Angkatan Laut-nya.

Bagi Iran sendiri juga akan sulit untuk menyerang Israel melalui darat. Opsi yang kemungkinan diambil Teheran adalah melakukan serangan rudal besar-besaran terhadap Israel dari wilayah Iran dan menggunakan gerakan anti-Israel seperti Hizbullah Lebanon dan Hamas di Gaza sebagai proksi di lapangan.

Angkatan Udara

Pesawat tempur Republik Islam Iran sebagian besar sudah ketinggalan zaman. Di antaranya; jet tempur F-4 dan F-5 yang dirancang pada 1950-an, F-7, pesawat MiG-21 Soviet, F-14, Su-20, Su-24, Su-25 dan MiG-25 yang dikembangkan pada 1970-1980-an. Selain itu, banyak pesawat tempur Iran tidak layak untuk dinas aktif.

Kompleks industri militer Iran memproduksi sejumlah pesawat tempur domestik, termasuk Azarakhsh, Saeqeh, Tazarv. Namun, menurut beberapa pengamat, beberapa pesawat itu dirancang atas dasar model asing yang sudah usang.

"Angkatan Udara (Iran) pada dasarnya terdiri dari pesawat-pesawat AS tua dan (pesawat terbang) yang berhasil diperoleh Iran," kata pensiunan pejabat Angkatan Udara Israel, Jenderal Israel Baharav pada Sputnik, yang dilansir Jumat (25/5/2018).

"Saya percaya bahwa Angkatan Udara Iran dapat diperhitungkan hanya jika (Israel) harus beroperasi di wilayah udara Iran," ujarnya.

Jenderal tersebut ragu bahwa pesawat Iran akan melakukan operasi militer di wilayah Israel.

"Jarak yang sangat jauh dan faktor-faktor lain memainkan peran," katanya. "Mereka (militer Iran), tentu saja, dapat mencoba, tetapi kemampuan pesawat mereka sangat terbatas dalam hal menyelesaikan tugas semacam itu. Misil mereka menimbulkan ancaman yang lebih besar bagi kita (Israel) daripada penerbangan mereka."

Di pihak Israel, militernya memiliki F-15, F-16, dan F-35 buatan Amerika Serikat. Armada udara Israel dibangun dengan partisipasi langsung para ilmuwan dan ahli khusus negara tersebut. Menurut pakar penerbangan, Angkatan Udara Israel adalah salah satu dari lima angkatan udara terkuat di dunia, bersama dengan AS, Rusia, China, dan Inggris.

Angkatan Laut

Iran dilaporkan memiliki 21 kapal selam mini Ghadir-class yang dirancang khusus untuk berlayar di perairan dangkal Teluk Persia. Selain itu, Teheran mengoperasikan tiga kapal selam diesel-listrik Kilo-class yang dibeli dari Rusia pada 1990-an. Data ini berasal dari laporan The National Interest.

Sebagai perbandingan, Angkatan Laut Israel memiliki enam kapal selam diesel-listrik Dolphin-class yang dikembangkan dan dibangun oleh Howaldtswerke-Deutsche Werft AG. Kapal-kapal selama itu dilengkapi dengan rudal jelajah yang mampu membawa hulu ledak nuklir. Ini secara signifikan meningkatkan potensi strategis Israel yang memastikan keunggulannya atas kekuatan angkatan laut dari negara-negara Timur Tengah.

Senjata nuklir

Bukan hal baru lagi bahwa Israel dicurigai sebagai negara dengan kekuatan nuklir di Timur Tengah. Negara Yahudi ini dilaporkan memiliki 100 hingga 500 hulu ledak nuklir. Selain itu, Israel juga telah mengembangkan rudal balistik sendiri sejak 1963. Pada tahun 1989 Tel Aviv berhasil menguji rudal balistik Yericho-2 yang mampu menyerang target pada jarak 800-1.500 kilometer.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga memiliki sarana udara pengirim senjata nuklir termasuk F-16 dan A-4N Sky Hawk. Israel adalah satu-satunya negara di Timur Tengah yang diyakini mampu melakukan serangan nuklir melalui darat, laut atau udara.

Adapun ancaman yang ditimbulkan oleh rudal Iran, Tel Aviv berpotensi menahan serangan Iran karena memiliki sistem pertahanan Iron Dome. Sistem ini telah berulang kali menunjukkan efisiensinya ketika mencegat roket Hizbullah dan Hamas. Saat diuji coba, Iron Dome berhasil menahan serangan yang lebih kuat.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3254 seconds (0.1#10.140)