Intelijen Turki Selidiki Laporan Upaya Pembunuhan Erdogan
A
A
A
ANKARA - Dinas intelijen Turki berja sama dengan negara-negara Balkan menyelidiki laporan tentang upaya pembunuhan terhadap Presiden Recep Tayyep Erdogan.
Informasi tentang kemungkinan serangan muncul di ambang kunjungan Erdogan ke Bosnia dan Herzegovina yang dijadwalkan pada hari Minggu (20/5/2018). Data diperoleh oleh dinas intelijen Macedonia dari orang-orang Turki yang tinggal di negara tersebut dan dikirimkan ke intelijen Turki.
“Kami tahu bahwa ada beberapa kalangan yang prihatin atas fakta bahwa kami memiliki pemimpin yang kuat, itulah mengapa mereka ingin membunuhnya," kata Wakil Perdana Menteri Turki Bekir Bozdag di halaman Twitter-nya.
"Ada laporan permanen tentang serangan terencana padanya. Presiden kami Recep Tayyip Erdogan bukanlah orang yang takut akan ancaman dan akan mengubah kebijakannya. Mereka, yang belum mengerti itu, adalah orang bodoh,” imbuhnya seperti dikutip dari Sputnik.
Erdogan menjadi presiden Turki pada tahun 2014 setelah menjabat 11 tahun sebagai perdana menteri negara itu. Pemilihan presiden berikutnya di Turki dijadwalkan pada bulan Juni dengan Erdogan berusaha untuk masa jabatan kedua.
Awal tahun ini, para pejabat Organisasi Intelijen Nasional Turki dengan dinas intelijen Kosovo telah menahan 6 anggota senior gerakan ulama Fethullah Gulen, yang dituduh oleh Ankara berada di balik upaya kudeta yang gagal di negara itu.
Informasi tentang kemungkinan serangan muncul di ambang kunjungan Erdogan ke Bosnia dan Herzegovina yang dijadwalkan pada hari Minggu (20/5/2018). Data diperoleh oleh dinas intelijen Macedonia dari orang-orang Turki yang tinggal di negara tersebut dan dikirimkan ke intelijen Turki.
“Kami tahu bahwa ada beberapa kalangan yang prihatin atas fakta bahwa kami memiliki pemimpin yang kuat, itulah mengapa mereka ingin membunuhnya," kata Wakil Perdana Menteri Turki Bekir Bozdag di halaman Twitter-nya.
"Ada laporan permanen tentang serangan terencana padanya. Presiden kami Recep Tayyip Erdogan bukanlah orang yang takut akan ancaman dan akan mengubah kebijakannya. Mereka, yang belum mengerti itu, adalah orang bodoh,” imbuhnya seperti dikutip dari Sputnik.
Erdogan menjadi presiden Turki pada tahun 2014 setelah menjabat 11 tahun sebagai perdana menteri negara itu. Pemilihan presiden berikutnya di Turki dijadwalkan pada bulan Juni dengan Erdogan berusaha untuk masa jabatan kedua.
Awal tahun ini, para pejabat Organisasi Intelijen Nasional Turki dengan dinas intelijen Kosovo telah menahan 6 anggota senior gerakan ulama Fethullah Gulen, yang dituduh oleh Ankara berada di balik upaya kudeta yang gagal di negara itu.
(ian)