Rusia Kembangkan Drone Bawah Laut Pembawa Nuklir 2 Megaton

Sabtu, 19 Mei 2018 - 02:47 WIB
Rusia Kembangkan Drone Bawah Laut Pembawa Nuklir 2 Megaton
Rusia Kembangkan Drone Bawah Laut Pembawa Nuklir 2 Megaton
A A A
MOSKOW - Rusia saat ini sedang mengembangkan drone Poseidon bawah laut yang dapat membawa hulu ledak nuklir dengan kapasitas hingga 2 megaton. Pakar Barat memperingatkan dampak senjata tersebut yang bisa menyebabkan tsunami besar di wilayah musuh Moskow.

Sumber di sektor pertahanan Rusia kepada kantor berita TASS mengatakan, drone Poseidon yang sedang dikembangkan tersebut memang dirancang untuk menghancurkan pangkalan angkatan laut musuh.

"Akan mungkin untuk memasang berbagai muatan nuklir pada sistem 'torpedo' Poseidon serbaguna, dengan hulu ledak termonuklir yang sama dengan muatan Avangard untuk memiliki kapasitas maksimum hingga 2 megaton," kata sumber pertahanan tersebut.

Sumber lain di sektor pertahanan Rusia kepada TASS menambahkan bahwa drone Poseidon akan bergabung dengan Angkatan Laut Rusia di bawah program persenjataan untuk 2018-2027 dan akan dibawa oleh kapal selam khusus dan baru yang sedang dibangun di Sevmash Shipyard.

Senjata torpedo nuklir bawah laut ini pernah diumumkan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pidato kenegaraan di depan Majelis Federal pada 1 Maret lalu. Pemimpin Kremlin tersebut mengatakan bahwa drone ini dapat dipersenjatai dengan amunisi konvensional dan nuklir dan akan mampu menghancurkan infrastruktur, satuan tugas angkatan laut musuh dan tujuan lain.

Panglima Angkatan Laut Rusia Sergei Korolyov mengatakan bahwa senjata baru itu akan memungkinkan armada Moskow untuk menyelesaikan berbagai misi di perairan yang bersebelahan dengan wilayah musuh.

Rex Richardson, seorang fisikawan Barat kepada Business Insider menjelaskan potensi bahaya dari senjata Rusia tersebut. "Senjata nuklir yang ditempatkan dengan baik di kisaran 20 megaton (MT) hingga 50 MT di dekat pantai laut bisa dipastikan memiliki cukup energi untuk menyamai tsunami 2011, dan mungkin jauh lebih besar," katanya, yang dikutip Sabtu (19/5/2018).

"Memanfaatkan efek amplifikasi rising-sea-floor, gelombang tsunami mencapai ketinggian 100 meter (330 kaki) adalah mungkin," ujarnya, yang dilansir Jumat (18/5/2018).

Proyek pengembangan pesawat tak berawak Poseidon diresmikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pidato State of the Nation ke Majelis Federal pada 1 Maret.

Pemimpin Rusia mengatakan bahwa drone ini dapat dipersenjatai dengan amunisi konvensional dan nuklir dan akan mampu menghancurkan infrastruktur musuh, pasukan angkatan laut yang dikemudikan dan tujuan lainnya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7095 seconds (0.1#10.140)