AS Tuntut Korut Kirim ICBM ke Luar Negeri dalam Waktu 6 Bulan
A
A
A
TOKYO - Amerika Serikat (AS) menuntut Korea Utara (Korut) mengirimkan beberapa rudal balistik antarbenua, hulu ledak nuklir, dan bahan nuklirnya ke luar negeri dalam waktu enam bulan. Demikian laporan kantor berita Jepang, Asahi, mengutip beberapa sumber yang mengetaui masalah tersebut.
"Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo juga tampaknya telah memberi tahu pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, ketika mereka bertemu awal bulan ini, bahwa Washington mungkin mencabut Pyongyang dari daftar sponsor negara terorisme jika kapal-kapal Korea Utara mengirim keluar barang-barang nuklir itu," seperti dikutip Reuters dari Asahi, Kamis (17/5/218).
"Jika Pyongyang setuju untuk menyelesaikan, denuklirisasi yang dapat diverifikasi, dan dapat dibatalkan pada pertemuan puncak yang direncanakan dengan Amerika Serikat pada 12 Juni, Washington sedang mempertimbangkan memberikan jaminan untuk rezim Kim dan sikap itu termasuk dalam pernyataan bersama oleh kedua pemimpin," sambung laporan surat kabar itu.
Laporan ini muncul di tengah nasib pertemuan Pemimpin Korut Kim Jong-un dengan Presiden AS Donald Trump berada diujung tanduk. Korut mengancam akan membatalakan pertemuan yang rencananya akan di lakukan pada 12 Juni di Singapura.
Korut mencela latihan militer AS-Korsel sebagai provokasi dan membatalkan pembicaraan tingkat tinggi dengan Seoul.
Selain itu Pyongyang tidak tertarik membahas denuklirisasi dengan Washington tanpa ada jaminan Korut bebas dari agresi. Wakil Menteri Luar Negeri Kim Kye-gwan tak mau Korea Utara seperti nasib Libya yang tak memiliki jaminan bebas agresi setelah melucuti program senjata nuklirnya.
"Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo juga tampaknya telah memberi tahu pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, ketika mereka bertemu awal bulan ini, bahwa Washington mungkin mencabut Pyongyang dari daftar sponsor negara terorisme jika kapal-kapal Korea Utara mengirim keluar barang-barang nuklir itu," seperti dikutip Reuters dari Asahi, Kamis (17/5/218).
"Jika Pyongyang setuju untuk menyelesaikan, denuklirisasi yang dapat diverifikasi, dan dapat dibatalkan pada pertemuan puncak yang direncanakan dengan Amerika Serikat pada 12 Juni, Washington sedang mempertimbangkan memberikan jaminan untuk rezim Kim dan sikap itu termasuk dalam pernyataan bersama oleh kedua pemimpin," sambung laporan surat kabar itu.
Laporan ini muncul di tengah nasib pertemuan Pemimpin Korut Kim Jong-un dengan Presiden AS Donald Trump berada diujung tanduk. Korut mengancam akan membatalakan pertemuan yang rencananya akan di lakukan pada 12 Juni di Singapura.
Korut mencela latihan militer AS-Korsel sebagai provokasi dan membatalkan pembicaraan tingkat tinggi dengan Seoul.
Selain itu Pyongyang tidak tertarik membahas denuklirisasi dengan Washington tanpa ada jaminan Korut bebas dari agresi. Wakil Menteri Luar Negeri Kim Kye-gwan tak mau Korea Utara seperti nasib Libya yang tak memiliki jaminan bebas agresi setelah melucuti program senjata nuklirnya.
(ian)