Hantar Najib Razak Jadi PM Malaysia, Mahathir Minta Maaf

Rabu, 02 Mei 2018 - 11:28 WIB
Hantar Najib Razak Jadi...
Hantar Najib Razak Jadi PM Malaysia, Mahathir Minta Maaf
A A A
KUALA LUMPUR - Mantan pemimpin Malaysia dan pemimpin oposisi saat ini, Mahathir Mohamad, meminta maaf kepada masyarakat atas naiknya Najib Razak ke tampuk kekuasaan. Hal itu diungkapkan Mahathir dalam sebuah kampanye di Titiwangsa, Kuala Lumpur.

"Kesalahan terbesar yang telah saya buat dalam hidup saya," ujar Mahathir menggambarkan perannya dalam keberhasilan Najib Razak menjadi Perdana Menteri Negeri Jiran seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (2/5/2018).

Ia juga mengatakan mencoba yang terbaik untuk memperbaiki kesalahan ini dalam pemilihan mendatang, yang ditetapkan dihelat pada 9 Mei mendatang.

Setelah mantan perdana menteri Abdullah Badawi mengundurkan diri pada 2009, Mahathir memperjuangkan Najib sebagai penggantinya. Hubungan keduanya memburuk setelah Najib diduga terlibat dalam skandal korupsi menyusul investigasi terhadap dana investasi milik negara, 1 Malaysia Development Berhad (1MDB).

Dana tersebut saat ini pusat penyelidikan dugaan pencucian uang setidaknya di enam negara, termasuk Amerika Serikat (AS), Swiss dan Singapura.

Dana sebanyak USD 4,5 miliar dari 1MDB diyakini telah disalahgunakan oleh pejabat tingkat tinggi lembaga itu dan rekan mereka, menurut gugatan perdata yang diajukan oleh Departemen Kehakiman AS.

Jaksa Agung AS Jeff Sessions menyebut skandal itu, "kleptokrasi yang paling buruk."

Mahathir sekarang menghadapi Najib sebagai lawannya dalam pemilihan umum setelah mantan Perdana Menteri itu meninggalkan bekas partainya dan partai berkuasa terbesar, Organisasi Nasional Bersatu Melayu (UMNO), untuk bergabung dengan oposisi.

Pria berusia 95 tahun itu sekarang mencalonkan diri untuk kursi parlemen Langkawi di negara bagiannya di Kedah. Jika koalisi oposisi, Pakatan Harapan memenangkan pemilu, Mahathir akan kembali melanjutkan peran perdana menteri Malaysia, 15 tahun setelah ia meninggalkan kursi tersebut.

Sebuah jajak pendapat dari aliansi oposisi yang dilakukan oleh Invoke Malaysia Centre for Policy Initiatives (Invoke) baru-baru ini menemukan bahwa Mahathir memimpin opini publik dengan dukungan 29,9 persen pemilih yang disurvei, di depan Najib 23,8 persen.

Sementara para ahli masih mengantisipasi kemenangan UMNO, popularitas Mahathir, terutama dalam demografi Melayu, menimbulkan ancaman serius bagi Najib.

Mahathir, yang mendapatkan reputasi selama 22 tahun masa jabatannya sebagai perdana menteri otoriter tanpa basa-basi dengan sedikit ruang bagi para pembangkang untuk menyebarkan nilai-nilai liberal, tengah berada dalam jalur untuk menjadi pemimpin tertua di dunia jika oposisi menang.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0874 seconds (0.1#10.140)