China Pinjami Rp43,1 Triliun ke Dominika agar Putus dengan Taiwan
A
A
A
TAIPEI - China menawarkan Republik Dominika paket investasi dan pinjaman senilai USD3,1 miliar (Rp43,1 triliun) untuk membuatnya memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan. Langkah Beijing ini membuat Taipei marah karena negara di Kepulauan Karibia itu salah satu sekutu Taiwan.
Taiwan telah memiliki hubungan formal dengan hanya 19 negara, yang sebagian besar merupakan negara-negara miskin di Amerika Tengah dan Pasifik seperti Belize dan Nauru. China yang menganggap Taiwan sebagai provinsinya yang membangkan menegaskan bahwa Taipei tidak memiliki hak untuk menjalin hubungan antar-negara.
Panama telah mengakhiri hubungan jangka panjangnya dengan Taiwan pada tahun lalu yang dianggap China sebagai kemenangan diplomatik. Vatikan saat ini sedang dibujuk Beijing untuk melakukan hal serupa, terlebih hubungan Takhta Suci dan Beijing semakin dekat dengan kesepakatan penunjukan uskup di China.
Perubahan sikap Republik Dominika yang diumumkan di Beijing dan Santo Domingo, menarik kecaman keras dan cepat dari Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu, Selasa (1/5/2018).
"Presiden Danilo Medina dari Republik Dominika telah mengabaikan kemitraan jangka panjang kami, keinginan rakyat Republik Dominika, dan bantuan pembangunan bertahun-tahun yang disediakan oleh Taiwan, untuk menerima janji palsu investasi dan bantuan oleh China," kata Wu.
"(Taiwan) dengan keras mengutuk keputusan China yang tidak pantas untuk menggunakan diplomasi dollar guna mengubah sekutu diplomatik Taiwan. Upaya-upaya Beijing pada kebijakan luar negeri hanya berfungsi untuk membuat irisan antara orang-orang di kedua sisi Selat Taiwan, mengikis rasa saling percaya dan semakin merusak perasaan dari orang-orang Taiwan," ujarnya, seperti dikutip Reuters.
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Taiwan, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada Reuters bahwa menurut perhitungan awal, China menawarkan setidaknya paket investasi senilai USD3,1 miliar, bantuan keuangan dan pinjaman berbunga rendah kepada Republik Dominika.
Paket itu termasuk investasi USD400 juta untuk pembangunan jalan bebas hambatan baru, USD1,6 miliar untuk proyek infrastruktur dan USD300 juta untuk pembangkit listrik gas alam baru.
"Itu adalah biaya yang tidak bisa ditandingi oleh Taiwan," kata pejabat tersebut.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan langkah itu adalah politik tanpa prasyarat ekonomi, tetapi sekarang kedua pihak telah menjalin hubungan."China akan secara proaktif mempromosikan kerja sama yang saling menguntungkan di semua bidang," kata kementerian tersebut.
Pejabat kantor perwakilan Republik Dominika melalui saluran telepon mengaku tidak tahu tentang situasinya dan menolak berkomentar lebih lanjut.
Sekadar diketahui, Republik Dominika telah menjadi sekutu diplomatik Taiwan selama 77 tahun, termasuk ketika pemerintah memerintah seluruh China sebelum dipaksa ke Taiwan pada tahun 1949 lantaran kalah perang saudara terhadap kubu komunis.
Taiwan telah memiliki hubungan formal dengan hanya 19 negara, yang sebagian besar merupakan negara-negara miskin di Amerika Tengah dan Pasifik seperti Belize dan Nauru. China yang menganggap Taiwan sebagai provinsinya yang membangkan menegaskan bahwa Taipei tidak memiliki hak untuk menjalin hubungan antar-negara.
Panama telah mengakhiri hubungan jangka panjangnya dengan Taiwan pada tahun lalu yang dianggap China sebagai kemenangan diplomatik. Vatikan saat ini sedang dibujuk Beijing untuk melakukan hal serupa, terlebih hubungan Takhta Suci dan Beijing semakin dekat dengan kesepakatan penunjukan uskup di China.
Perubahan sikap Republik Dominika yang diumumkan di Beijing dan Santo Domingo, menarik kecaman keras dan cepat dari Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu, Selasa (1/5/2018).
"Presiden Danilo Medina dari Republik Dominika telah mengabaikan kemitraan jangka panjang kami, keinginan rakyat Republik Dominika, dan bantuan pembangunan bertahun-tahun yang disediakan oleh Taiwan, untuk menerima janji palsu investasi dan bantuan oleh China," kata Wu.
"(Taiwan) dengan keras mengutuk keputusan China yang tidak pantas untuk menggunakan diplomasi dollar guna mengubah sekutu diplomatik Taiwan. Upaya-upaya Beijing pada kebijakan luar negeri hanya berfungsi untuk membuat irisan antara orang-orang di kedua sisi Selat Taiwan, mengikis rasa saling percaya dan semakin merusak perasaan dari orang-orang Taiwan," ujarnya, seperti dikutip Reuters.
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Taiwan, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada Reuters bahwa menurut perhitungan awal, China menawarkan setidaknya paket investasi senilai USD3,1 miliar, bantuan keuangan dan pinjaman berbunga rendah kepada Republik Dominika.
Paket itu termasuk investasi USD400 juta untuk pembangunan jalan bebas hambatan baru, USD1,6 miliar untuk proyek infrastruktur dan USD300 juta untuk pembangkit listrik gas alam baru.
"Itu adalah biaya yang tidak bisa ditandingi oleh Taiwan," kata pejabat tersebut.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan langkah itu adalah politik tanpa prasyarat ekonomi, tetapi sekarang kedua pihak telah menjalin hubungan."China akan secara proaktif mempromosikan kerja sama yang saling menguntungkan di semua bidang," kata kementerian tersebut.
Pejabat kantor perwakilan Republik Dominika melalui saluran telepon mengaku tidak tahu tentang situasinya dan menolak berkomentar lebih lanjut.
Sekadar diketahui, Republik Dominika telah menjadi sekutu diplomatik Taiwan selama 77 tahun, termasuk ketika pemerintah memerintah seluruh China sebelum dipaksa ke Taiwan pada tahun 1949 lantaran kalah perang saudara terhadap kubu komunis.
(mas)