Kurangi Limbah Plastik, Inggris Bakal Larang Penggunaan Sedotan

Jum'at, 20 April 2018 - 11:13 WIB
Kurangi Limbah Plastik, Inggris Bakal Larang Penggunaan Sedotan
Kurangi Limbah Plastik, Inggris Bakal Larang Penggunaan Sedotan
A A A
LONDON - Pemerintah Inggris tengah mempertimbangkan rencana untuk melarang sedotan plastik, pengaduk minuman dan cotton buds. Inggris juga mendesak negara-negara Persemakmuran untuk mengikutinya.

"Sampah plastik adalah salah satu tantangan lingkungan terbesar yang dihadapi dunia," ujar Perdana Menteri Inggris Theresa May seperti dikutip dari AP, Jumat (20/4/2018).

May mengatakan kepada para pemimpin Persemakmuran yang berkumpul di London bahwa melindungi lingkungan laut adalah pusat agenda Inggris. Ia pun mendesa 53 negara anggota Persemakmuran mendaftar ke Commonwealth Clean Oceans Alliance yang baru terbentuk.

Para pejabat mengatakan melarang penggunaan sedotan plastik di Inggris berarti membuat miliaran sedotan plastik yang dibuang tidak lagi mencemari lautan setiap tahun.

Pemerintah Inggris juga mengalokasikan USD 87,1 juta untuk mempelajari cara-cara baru untuk membersihkan dan mencegah sampah plastik.

Menteri Lingkungan Hidup Inggris, Michael Gove, menyebut plastik sekali pakai sebagai bencana di lautan dan mematikan lingkungan serta satwa liar. "Jadi penting sekali kita bertindak sekarang," tegasnya.

Akhir tahun ini pejabat Inggris akan meluncurkan konsultasi publik untuk rancangan undang-undang yang melarang penjualan plastik sekali pakai di Inggris.

Jika konsultasi publik berjalan lancar, rencananya bisa diubah menjadi undang-undang. Ini perlu diperdebatkan di Parlemen agar menjadi hukum.

Pemerintah mengatakan akan bekerja dengan perusahaan industri untuk membantu mengembangkan alternatif guna penggunaan plastik sekali pakai dan akan memastikan ada "waktu yang cukup" untuk beradaptasi sebelum undang-undang baru ditetapkan.

Namun, larangan ini tidak berlaku bagi sedotan plastik yang digunakan untuk alasan medis.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4871 seconds (0.1#10.140)