Macron Lanjutkan Rencana Reformasi

PARIS - Presiden Prancis Emmanuel Macron akan tetap melanjutkan rencana reformasi meski terjadi sejumlah mogok kerja dan unjuk rasa jalanan.

Macron menegaskan hal itu saat wawancara pertama di televisi kemarin. Wawancara itu digelar di sekolah di desa kecil di Normandy yang tampaknya bertujuan menenangkan para pemilih di peRdesaan yang marah dengan reformasi pajak dan ekonomi Macron.

“Opini publik tidak objektif, maaf untuk sangat tumpul. Apa yang Anda lakukan, setiap hari Anda memeriksa survei tentang ini dan itu untuk tahu apa yang dapat Anda lakukan?” ungkap Macron saat wawancara dengan jaringan TF1.

Sejak terpilih pada Mei tahun lalu, Macron melakukan perubahan besar pada aturan tenaga kerja Prancis dan melakukan sejumlah reformasi, termasuk mengenai pendidikan, operator kereta SNCF yang terlilit utang, perpajakan, dan parlemen.

Saat berbicara di sekolah dasar yang dihias meriah, dengan anak-anak menggambar di dinding, Macron menyatakan dia akan melakukan reformasi, termasuk di SNCF yang memicu mogok kerja. “Ya, hingga akhir. Saya meminta Anda untuk memercayai saya. Jika saya menunjukkan satu hal pada tahun lalu, maka itu yang saya lakukan. Apa yang saya katakan akan saya lakukan,” kata dia.

Para pensiunan memilihnya tahun lalu, tapi survei menunjukkan mereka kini mengkritik Macron karena dana pensiun mereka juga terkena kenaikan pajak. “Saya telah meminta para pensiunan melakukan sesuatu dan saya katakan kepada mereka ‘terima kasih’,” ujarnya.

Presiden berusia 40 tahun itu merupakan mantan bankir investasi dan menteri ekonomi. Dia menjelaskan, para pensiunan paling miskin tidak terkena kenaikan pajak dan bahkan menerima kenaikan subsidi bulan ini.

Saat dia dilabeli sebagai presiden orang kaya oleh oposisi, Macron menyebut perihal keputusan pengurangan pajak perumahan. “Saya presiden seluruh rakyat Prancis. Orang kaya tidak perlu presiden, mereka melakukan dengan baik sendiri,” kata dia. (Muh Shamil)