Rusia Usir 59 Diplomat dari 23 Negara
![Rusia Usir 59 Diplomat...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/content/2018/03/31/41/1294040/rusia-usir-59-diplomat-dari-23-negara-LKL-thumb.jpg)
Rusia Usir 59 Diplomat dari 23 Negara
A
A
A
MOSKOW - Rusia mengusir 59 diplomat dari 23 negara pada hari Jumat dan telah "mencadangkan" hak untuk mengambil tindakan terhadap empat negara lainnya. Kebijakan ini adalah tanggapan atas kebuntuan yang memburuk dengan Barat atas kasus serangan racun terhadap eks mata-mata Rusia dan putrinya di Inggris.
Rusia mengatakan pihaknya menanggapi apa yang disebut sebagai tuntutan tanpa dasar bagi sejumlah diplomatnya sendiri untuk meninggalkan banyak negara Barat. Sejumlah negara telah bergabung dengan London dan Washington dalam menyalahkan Moskow atas serangan racun atas Sergei Skripal dan putrinya Yulia.
Sehari sebelumnya, Moskow memerintahkan pengusiran 60 diplomat AS dan penutupan konsulat AS di St Petersburg, kota kedua Rusia, sebagai pembalasan atas pengusiran terbesar para diplomat sejak Perang Dingin.
Baca Juga: Pembalasan Rusia: Tutup Konsulat dan Usir 60 Diplomat AS
Rusia telah memanggil diplomat senior dari sebagian besar negara-negara yang telah mengusir diplomat mereka. Moskow mengatakan kepada mereka bahwa akan mengusir sejumlah diplomat yang sepadan dari mereka.
Kementerian Luar Negeri Rusia memanggil pejabat senior kedutaan Australia, Albania, Prancis, Jerman, Italia, Polandia, Belanda, Kroasia, Ukraina, Denmark, Irlandia, Spanyol, Estonia, Latvia, Lithuania, Macedonia, Moldova, Rumania, Finlandia, Norwegia, Swedia, Kanada, dan Republik Ceko.
Semua terlihat tiba dengan mobil resmi mereka di gedung Kementerian Luar Negeri Rusia yang bergaya gotik di Moskow.
"Mereka (para diplomat) menyerahkan nota protes dan mengatakan sebagai tanggapan atas tuntutan yang tidak beralasan dari negara-negara yang relevan untuk mengusir diplomat Rusia bahwa pihak Rusia menyatakan jumlah staf yang bekerja di kedutaan negara-negara tersebut di Federasi Rusia persona non grata,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
"Empat negara lain - Belgia, Hungaria, Georgia dan Montenegro - hanya 'pada saat terakhir' mengumumkan bahwa mereka juga mengusir diplomat Rusia atas Skripal Affair, dan Moskow menyimpan hak untuk mengambil tindakan pembalasan terhadap mereka juga," imbuh pernyataan itu seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (31/3/2018).
Keluar dari gedung Kementerian Luar Negeri, duta besar Jerman Rudiger von Fritsch mengatakan Rusia memiliki pertanyaan untuk menjawab tentang serangan racun Skripal, tetapi Berlin tetap terbuka untuk berdialog dengan Moskow.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan setelah Rusia mengumumkan pengusiran pada Kamis malam bahwa mereka menyimpan hak untuk menanggapi lebih lanjut. AS mengatakan dengan memuat daftar diplomat yang ditujukan untuk pengusiran menunjukkan Moskow tidak tertarik dalam diplomasi.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, dalam konferensi pers, mengatakan tidak setuju dengan penilaian itu. Ia mengatakan bahwa Putin masih lebih suka memperbaiki hubungan dengan negara lain, termasuk dengan Amerika Serikat.
Rusia mengatakan pihaknya menanggapi apa yang disebut sebagai tuntutan tanpa dasar bagi sejumlah diplomatnya sendiri untuk meninggalkan banyak negara Barat. Sejumlah negara telah bergabung dengan London dan Washington dalam menyalahkan Moskow atas serangan racun atas Sergei Skripal dan putrinya Yulia.
Sehari sebelumnya, Moskow memerintahkan pengusiran 60 diplomat AS dan penutupan konsulat AS di St Petersburg, kota kedua Rusia, sebagai pembalasan atas pengusiran terbesar para diplomat sejak Perang Dingin.
Baca Juga: Pembalasan Rusia: Tutup Konsulat dan Usir 60 Diplomat AS
Rusia telah memanggil diplomat senior dari sebagian besar negara-negara yang telah mengusir diplomat mereka. Moskow mengatakan kepada mereka bahwa akan mengusir sejumlah diplomat yang sepadan dari mereka.
Kementerian Luar Negeri Rusia memanggil pejabat senior kedutaan Australia, Albania, Prancis, Jerman, Italia, Polandia, Belanda, Kroasia, Ukraina, Denmark, Irlandia, Spanyol, Estonia, Latvia, Lithuania, Macedonia, Moldova, Rumania, Finlandia, Norwegia, Swedia, Kanada, dan Republik Ceko.
Semua terlihat tiba dengan mobil resmi mereka di gedung Kementerian Luar Negeri Rusia yang bergaya gotik di Moskow.
"Mereka (para diplomat) menyerahkan nota protes dan mengatakan sebagai tanggapan atas tuntutan yang tidak beralasan dari negara-negara yang relevan untuk mengusir diplomat Rusia bahwa pihak Rusia menyatakan jumlah staf yang bekerja di kedutaan negara-negara tersebut di Federasi Rusia persona non grata,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
"Empat negara lain - Belgia, Hungaria, Georgia dan Montenegro - hanya 'pada saat terakhir' mengumumkan bahwa mereka juga mengusir diplomat Rusia atas Skripal Affair, dan Moskow menyimpan hak untuk mengambil tindakan pembalasan terhadap mereka juga," imbuh pernyataan itu seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (31/3/2018).
Keluar dari gedung Kementerian Luar Negeri, duta besar Jerman Rudiger von Fritsch mengatakan Rusia memiliki pertanyaan untuk menjawab tentang serangan racun Skripal, tetapi Berlin tetap terbuka untuk berdialog dengan Moskow.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan setelah Rusia mengumumkan pengusiran pada Kamis malam bahwa mereka menyimpan hak untuk menanggapi lebih lanjut. AS mengatakan dengan memuat daftar diplomat yang ditujukan untuk pengusiran menunjukkan Moskow tidak tertarik dalam diplomasi.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, dalam konferensi pers, mengatakan tidak setuju dengan penilaian itu. Ia mengatakan bahwa Putin masih lebih suka memperbaiki hubungan dengan negara lain, termasuk dengan Amerika Serikat.
(ian)