Terungkap, John Bolton Pernah Desak Israel Bombardir Iran

Senin, 26 Maret 2018 - 09:04 WIB
Terungkap, John Bolton Pernah Desak Israel Bombardir Iran
Terungkap, John Bolton Pernah Desak Israel Bombardir Iran
A A A
TEL AVIV - John Bolton, penasihat baru Keamanan Nasional Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pernah mendesak Israel untuk membombardir Iran. Hal itu diungkap mantan menteri pertahanan Israel Shaul Mofaz.

Desakan agresi itu muncul antara tahun 2005-2006. Tujuannya agar terjadi pergantian rezim di negeri para Mullah itu.

John Bolton resmi bertugas sebagai Penasihat Keamanan Nasional AS per 9 April 2018. Dia menggantikan posisi Jenderal HR McMaster yang telah dicopot Trump.

"Saya tahu John Bolton dari ketika dia adalah duta besar AS untuk PBB. Dia mencoba meyakinkan saya bahwa Israel perlu menyerang Iran," kata Mofaz dalam konferensi Yerusalem yang diadakan oleh harian Yedioth Ahronoth.

"Saya pikir ini bukan langkah yang cerdas, bukan pada pihak orang Amerika saat ini atau siapa pun sampai ancaman itu nyata," ujarnya.

Mofaz adalah kepala staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dari tahun 1998 hingga 2002. Setelah itu dia menjabat sebagai menteri pertahanan hingga 2006.

Sedangkan Bolton ditunjuk oleh presiden AS George W. Bush sebagai duta besar AS di PBB pada 2005-2006.

Mofaz tidak mengungkap apa yang mendorong Bolton untuk mendesaknya membombardir Iran. Menurutnya, desakan itu juga pernah disampaikan Bolton di masa lalu.

Meskipun Mofaz tidak menuruti desakan Bolton, dia kini menganggap Iran sebagai ancaman yang sangat signifikan terhadap keamanan Israel.

"Iran hari ini juga sudah berada di perbatasan Israel—Suriah dan Lebanon. Tidak mungkin menjamin masa depan bagi anak-anak Israel jika Iran memiliki senjata nuklir," ujarnya, seperti dikutip Times of Israel, Senin (26/3/2018).

Mofaz berbicara bersama tiga mantan kepala Pasukan Pertahanan Israel lainnya yang juga mengeluarkan peringatan tentang program nuklir Iran.

“Iran sedang berjuang untuk (memperoleh) senjata nuklir, yang dalam pandangannya akan memberinya kekebalan strategis. Dunia perlu menjamin itu jangan sampai," kata mantan kepala staf IDF Benny Gantz.

Meskipun memperingatkan ambisi nuklir Iran, Mofaz, Gantz, Moshe Ya'alon dan Dan Halutz semuanya menentang pembatalan kesepakatan nuklir Teheran 2015. Kesepakatan itu bertujuan mengekang program nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6532 seconds (0.1#10.140)