Ini Penyebab Trump Pecat Tillerson
A
A
A
WASHINGTON - Perbedaan kunci mengenai bagaimana menghadapi tantangan nuklir Korea Utara (Korut) adalah faktor kunci keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memecat Rex Tillerson sebagai Menteri Luar Negeri (Menlu).
Tillerson telah menjadi pendukung awal perundingan dengan Korut ditengah serangan Trump, yang ingin terus memberikan tekanan maksimal pada Pyongyang. Belakangan, Trump justru menanggapi undangan untuk bertemu dengan pemimpin Korut Kim Jong-un.
Hal itu menyebabkan ketakutan bahwa Tillerson mungkin terlalu bersedia untuk membuat konsesi kepada Korut.
"Ia (Trump) harus memiliki seseorang di sana yang benar-benar ia percaya," kata seorang pejabat senior AS seperti dikutip dari Reuters, Kamis (15/3/2018).
Dalam beberapa pekan terakhir, Trump menghabiskan waktu untuk menyusun rencana suksesi. Menunjuk Direktur Pusat Intelijen Mike Pompeo untuk mengambil alih jabatan di Departemen Luar Negeri dan wakil direktur CIA Gina Haspel untuk menggantikan Pompeo sebagai kepala agen mata-mata, kata sumber tersebut.
Tujuan utamanya adalah membuat tim di tempat sebelum bergerak maju bersama Korut.
Trump dan Jong-un telah berkomitmen untuk bertemu pada suatu waktu dan tempat yang akan ditentukan sebelum akhir Mei guna membahas program rudal nuklir dan balistik Korut.
Tillerson sendiri tidak hadir terkait undangan Korut. Ia tengah dalam perjalanan pertamanya ke Afrika ketika Trump menerima kunjungan delegasi dari Korea Selatan (Korsel) dan setuju untuk bertemu dengan Kim Jong-un.
Baca Juga: Mei, Trump-Kim Jong-un Akan Bertemu
"Keesokan harinya, Jumat, Trump mengatakan kepada Kepala Staf Gedung Putih John Kelly untuk memberitahu Tillerson bahwa ia harus mengundurkan diri," kata pejabat Gedung Putih.
Salah satu sumber mengatakan bahwa Kelly telah berusaha melindungi Tillerson selama dia bisa, tapi Trump sudah sangat lelah dengan kecenderungan Tillerson untuk menentang presiden dalam berbagai masalah dan telah mengatakan kepada teman-temannya bahwa ia akan mencampakkannya.
Tillerson, yang berada di Nairobi pada saat itu dan masih memiliki dua kunjungan - Chad dan Nigeria - meminta agar ia kembali terlebih dahulu ke AS sebelum pemecatannya diumumkan. Beberapa jam setelah Tillerson mendarat di Washington pada hari Selasa, Trump mengumumkan di Twitter bahwa dia dipecat sebagai Menlu dan digantikan oleh Pompeo.
Pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa Tillerson tidak tahu mengapa ia dipecat. Salah satu dari pejabat Departemen Luar Negeri, Steve Goldstein, telah dipecat setelah dia membantah Gedung Putih.
"Tillerson, yang masa jabatannya berakhir pada 31 Maret, kembali ke Departemen Luar Negeri pada hari Rabu untuk menyerahkan tanggung jawabnya kepada John Sullivan, wakilnya, dan untuk bertemu dengan pejabat senior," seorang pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan.
Pejabat tersebut mengatakan bahwa kepala staf Tillerson, Margaret Peterlin, dan wakil kepala staf, Christine Ciccone, telah mengundurkan diri.
Tidak segera jelas apakah kepala kebijakan Tillerson, Brian Hook, akan bertahan lebih dari 31 Maret. Departemen Luar Negeri mengumumkan pada hari Rabu bahwa Hook akan melakukan perjalanan ke Wina untuk berpartisipasi dalam sebuah pertemuan pada hari Jumat mengenai kesepakatan nuklir Iran.
Tillerson telah menjadi pendukung awal perundingan dengan Korut ditengah serangan Trump, yang ingin terus memberikan tekanan maksimal pada Pyongyang. Belakangan, Trump justru menanggapi undangan untuk bertemu dengan pemimpin Korut Kim Jong-un.
Hal itu menyebabkan ketakutan bahwa Tillerson mungkin terlalu bersedia untuk membuat konsesi kepada Korut.
"Ia (Trump) harus memiliki seseorang di sana yang benar-benar ia percaya," kata seorang pejabat senior AS seperti dikutip dari Reuters, Kamis (15/3/2018).
Dalam beberapa pekan terakhir, Trump menghabiskan waktu untuk menyusun rencana suksesi. Menunjuk Direktur Pusat Intelijen Mike Pompeo untuk mengambil alih jabatan di Departemen Luar Negeri dan wakil direktur CIA Gina Haspel untuk menggantikan Pompeo sebagai kepala agen mata-mata, kata sumber tersebut.
Tujuan utamanya adalah membuat tim di tempat sebelum bergerak maju bersama Korut.
Trump dan Jong-un telah berkomitmen untuk bertemu pada suatu waktu dan tempat yang akan ditentukan sebelum akhir Mei guna membahas program rudal nuklir dan balistik Korut.
Tillerson sendiri tidak hadir terkait undangan Korut. Ia tengah dalam perjalanan pertamanya ke Afrika ketika Trump menerima kunjungan delegasi dari Korea Selatan (Korsel) dan setuju untuk bertemu dengan Kim Jong-un.
Baca Juga: Mei, Trump-Kim Jong-un Akan Bertemu
"Keesokan harinya, Jumat, Trump mengatakan kepada Kepala Staf Gedung Putih John Kelly untuk memberitahu Tillerson bahwa ia harus mengundurkan diri," kata pejabat Gedung Putih.
Salah satu sumber mengatakan bahwa Kelly telah berusaha melindungi Tillerson selama dia bisa, tapi Trump sudah sangat lelah dengan kecenderungan Tillerson untuk menentang presiden dalam berbagai masalah dan telah mengatakan kepada teman-temannya bahwa ia akan mencampakkannya.
Tillerson, yang berada di Nairobi pada saat itu dan masih memiliki dua kunjungan - Chad dan Nigeria - meminta agar ia kembali terlebih dahulu ke AS sebelum pemecatannya diumumkan. Beberapa jam setelah Tillerson mendarat di Washington pada hari Selasa, Trump mengumumkan di Twitter bahwa dia dipecat sebagai Menlu dan digantikan oleh Pompeo.
Pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa Tillerson tidak tahu mengapa ia dipecat. Salah satu dari pejabat Departemen Luar Negeri, Steve Goldstein, telah dipecat setelah dia membantah Gedung Putih.
"Tillerson, yang masa jabatannya berakhir pada 31 Maret, kembali ke Departemen Luar Negeri pada hari Rabu untuk menyerahkan tanggung jawabnya kepada John Sullivan, wakilnya, dan untuk bertemu dengan pejabat senior," seorang pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan.
Pejabat tersebut mengatakan bahwa kepala staf Tillerson, Margaret Peterlin, dan wakil kepala staf, Christine Ciccone, telah mengundurkan diri.
Tidak segera jelas apakah kepala kebijakan Tillerson, Brian Hook, akan bertahan lebih dari 31 Maret. Departemen Luar Negeri mengumumkan pada hari Rabu bahwa Hook akan melakukan perjalanan ke Wina untuk berpartisipasi dalam sebuah pertemuan pada hari Jumat mengenai kesepakatan nuklir Iran.
(ian)