Korsel Minta AS dan Korut Turunkan Ego dan Mulai Berdialog
A
A
A
SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-in mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) harus menurunkan apa yang dia sebut sebagai ambang batas untuk melakukan pembicaraan dengan Korea Utara (Korut). Dia juga menyebut Pyongyang seharusnya kembali menunjukkan kesediaan untuk melakukan denuklirisasi.
Berbicara paska melakukan pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri China, Liu Yandong di Seoul, Moon menuturkan Korut sudah menunjukan kemauan untuk berdialog dengan AS dan dia berharap AS untuk menunjukan hal yang sama.
"Baru-baru ini, Korut telah menunjukkan bahwa pihaknya terbuka untuk secara aktif melibatkan AS dalam perundingan dan AS sedang membicarakan pentingnya dialog," kata Moon, seperti dilansir Reuters pada Senin (26/2).
"Ada kebutuhan bagi AS untuk menurunkan ambang batas perundingan dengan Korut dan Korut harus menunjukkan bahwa pihaknya bersedia untuk melakukan denuklirisasi. Sangat penting bahwa AS dan Korut duduk bersama dengan cepat," sambungnya.
Hubungan AS dan Korut terus memburuk setelah Washington kembali menjatuhkan sanksi kepada Pyongyang. Badan Pengawas Aset Luar Negeri (OFAC) Departemen Keuangan AS pada Sabtu mengumumkan sanksi terbesar yang dijatuhkan terhadap Korut. Sebanyak 28 kapal, 27 entitas dan satu individu masuk dalam daftar yang jadi target sanksi.
Kapal-kapal yang masuk daftar sanksi kali ini berbasis atau pun terdaftar di Korea Utara, China, Singapura, Taiwan, Hong Kong, Kepulauan Marshall, Tanzania, Panama, dan Komoro.
Korut mengecam keras keputusan AS tersebut dan menuding Washington berusaha untuk merusak situasi kondusif di Semenanjung Korea.
Berbicara paska melakukan pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri China, Liu Yandong di Seoul, Moon menuturkan Korut sudah menunjukan kemauan untuk berdialog dengan AS dan dia berharap AS untuk menunjukan hal yang sama.
"Baru-baru ini, Korut telah menunjukkan bahwa pihaknya terbuka untuk secara aktif melibatkan AS dalam perundingan dan AS sedang membicarakan pentingnya dialog," kata Moon, seperti dilansir Reuters pada Senin (26/2).
"Ada kebutuhan bagi AS untuk menurunkan ambang batas perundingan dengan Korut dan Korut harus menunjukkan bahwa pihaknya bersedia untuk melakukan denuklirisasi. Sangat penting bahwa AS dan Korut duduk bersama dengan cepat," sambungnya.
Hubungan AS dan Korut terus memburuk setelah Washington kembali menjatuhkan sanksi kepada Pyongyang. Badan Pengawas Aset Luar Negeri (OFAC) Departemen Keuangan AS pada Sabtu mengumumkan sanksi terbesar yang dijatuhkan terhadap Korut. Sebanyak 28 kapal, 27 entitas dan satu individu masuk dalam daftar yang jadi target sanksi.
Kapal-kapal yang masuk daftar sanksi kali ini berbasis atau pun terdaftar di Korea Utara, China, Singapura, Taiwan, Hong Kong, Kepulauan Marshall, Tanzania, Panama, dan Komoro.
Korut mengecam keras keputusan AS tersebut dan menuding Washington berusaha untuk merusak situasi kondusif di Semenanjung Korea.
(esn)