Jepang Bangun Gedung Kayu Tertinggi
A
A
A
TOKYO - Ambisi Jepang membuat bangunan-bangunan yang spektakuler tak pernah berhenti. Keinginan Jepang yang terkini adalah membuat gedung pencakar langit berbahan kayu di Kota Tokyo.
Selain berbahan tak lazim, bangunan ini juga digadang-gadang menjadi yang tertinggi di dunia karena mencapai 345 meter. Saat ini bangun an berbahan kayu tertinggi di dunia berada di Kanada yang mencapai sekitar 50 meter.
Perusahaan Jepang Sumitomo Forestry menyatakan menara setinggi 1.148 kaki itu ditargetkan rampung pada 2041. Pembangunan Tower W350 tersebut ditaksir akan menelan biaya 600 miliar yen. Tower dengan 70 lantai itu akan menjadi struktur hibrida yang terbuat dari material kayu 90%.
Baja framework pengendali getaran akan dipasang untuk memperkuat fondasi. Fitur itu penting untuk dipasang mengingat Tokyo merupakan wilayah yang rawan gempa bumi. Eksteriornya akan di penuhi tumbuhan hijau.
“Tujuan pembangunan tower ini pada dasarnya untuk menciptakan kota ramah lingkungan dan pemanfaatan kayu. Dengan peningkatan penggunaan kayu untuk gedung-gedung tinggi, kota akan tetap menjadi seperti hutan,” ungkap Sumitomo Forestry dalam siaran pers, dikutip CNN.
Ide ini juga didukung Pemerintah Jepang. Sebelumnya, Pemerintah Jepang mencoba mendorong perusahaan konstruksi agar menggunakan kayu dalam merancang bangunan.
Pada 2010, Pemerintah Jepang mengesahkan Undang-Undang Promosi Penggunaan Kayu dalam Bangunan Publik yang menjadi syarat mutlak bagi seluruh gedung pemerintah setinggi tiga lantai.
Jepang bukanlah negara pertama yang berencana membangun gedung berbahan kayu. Saat ini Kanada menjadi negara di dunia yang memiliki tower kayu tertinggi di dunia se tinggi 164 kaki. Brock Commons Tallwood House merupakan gedung dengan 18 lantai dan digunakan sebagai asrama siswa.
Gedung tersebut dinobatkan sebagai gedung kayu tertinggi versi Universitas British Colum bia (UBC) di Vancouver. Sebelum Brock Commons Tallwood House berdiri, gelar bangunan kayu tertinggi di dunia dipegang The Treet di Central Bergen, Norwegia.
The Treet meraih gelar tersebut pada 2014, setelah berhasil menyingkirkan apartemen Forte yang memiliki tinggi 104 kaki dan dapat melihat Pelabuhan Melbourne Victoria dengan jelas.
Sementara itu, Oakwood Tower yang akan dibangun PLP Architecture dan Fakultas Arsitektur Universitas Cambridge bakal menjadi gedung kayu pencakar langit pertama di London, Inggris. Hal ini jika diberi lampu hijau oleh pemerintah. Dengan tinggi 1.000 kaki, gedung yang terdiri atas 80 lantai itu lebih pendek dari The Shard.
Penemuan tipe baru kayu superkuat disinyalir turut berperan dalam meningkatkan tren pembangunan menara kayu.
“Ada banyak material baru yang terbuat dari kayu yang secara struktur dapat digunakan untuk mendirikan bangunan besar,” ujar Dr Michael Ramage dari Pusat Inovasi Mate rial Alam Universitas Cambridge.
Sumitomo Forestry menyatakan banyak pohon cemara yang ditanam pasca-Perang Dunia II tidak terurus. Di satu sisi, pohon-pohon itu sudah siap dipanen. Peningkatan kebutuhan penggunaan kayu di Jepang dinilai akan memperbaiki pemeliharaan hutan dan mendorong masyarakat memastikan keberlanjutannya. Rusia juga kini memiliki cadangan kayu yang sangat besar setelah penggunaan kertas dikurangi.
Kayu rata-rata empat kali lebih ringan dibanding beton. Dengan demikian, pengirimannya lebih mudah dan cepat. Dari Inggris hingga China kayu telah digunakan untuk membangun beberapa gedung ikonik dan sangat indah. Selain itu, gedung kayu dapat bertahan dalam jangka panjang. (Muh Shamil)
Selain berbahan tak lazim, bangunan ini juga digadang-gadang menjadi yang tertinggi di dunia karena mencapai 345 meter. Saat ini bangun an berbahan kayu tertinggi di dunia berada di Kanada yang mencapai sekitar 50 meter.
Perusahaan Jepang Sumitomo Forestry menyatakan menara setinggi 1.148 kaki itu ditargetkan rampung pada 2041. Pembangunan Tower W350 tersebut ditaksir akan menelan biaya 600 miliar yen. Tower dengan 70 lantai itu akan menjadi struktur hibrida yang terbuat dari material kayu 90%.
Baja framework pengendali getaran akan dipasang untuk memperkuat fondasi. Fitur itu penting untuk dipasang mengingat Tokyo merupakan wilayah yang rawan gempa bumi. Eksteriornya akan di penuhi tumbuhan hijau.
“Tujuan pembangunan tower ini pada dasarnya untuk menciptakan kota ramah lingkungan dan pemanfaatan kayu. Dengan peningkatan penggunaan kayu untuk gedung-gedung tinggi, kota akan tetap menjadi seperti hutan,” ungkap Sumitomo Forestry dalam siaran pers, dikutip CNN.
Ide ini juga didukung Pemerintah Jepang. Sebelumnya, Pemerintah Jepang mencoba mendorong perusahaan konstruksi agar menggunakan kayu dalam merancang bangunan.
Pada 2010, Pemerintah Jepang mengesahkan Undang-Undang Promosi Penggunaan Kayu dalam Bangunan Publik yang menjadi syarat mutlak bagi seluruh gedung pemerintah setinggi tiga lantai.
Jepang bukanlah negara pertama yang berencana membangun gedung berbahan kayu. Saat ini Kanada menjadi negara di dunia yang memiliki tower kayu tertinggi di dunia se tinggi 164 kaki. Brock Commons Tallwood House merupakan gedung dengan 18 lantai dan digunakan sebagai asrama siswa.
Gedung tersebut dinobatkan sebagai gedung kayu tertinggi versi Universitas British Colum bia (UBC) di Vancouver. Sebelum Brock Commons Tallwood House berdiri, gelar bangunan kayu tertinggi di dunia dipegang The Treet di Central Bergen, Norwegia.
The Treet meraih gelar tersebut pada 2014, setelah berhasil menyingkirkan apartemen Forte yang memiliki tinggi 104 kaki dan dapat melihat Pelabuhan Melbourne Victoria dengan jelas.
Sementara itu, Oakwood Tower yang akan dibangun PLP Architecture dan Fakultas Arsitektur Universitas Cambridge bakal menjadi gedung kayu pencakar langit pertama di London, Inggris. Hal ini jika diberi lampu hijau oleh pemerintah. Dengan tinggi 1.000 kaki, gedung yang terdiri atas 80 lantai itu lebih pendek dari The Shard.
Penemuan tipe baru kayu superkuat disinyalir turut berperan dalam meningkatkan tren pembangunan menara kayu.
“Ada banyak material baru yang terbuat dari kayu yang secara struktur dapat digunakan untuk mendirikan bangunan besar,” ujar Dr Michael Ramage dari Pusat Inovasi Mate rial Alam Universitas Cambridge.
Sumitomo Forestry menyatakan banyak pohon cemara yang ditanam pasca-Perang Dunia II tidak terurus. Di satu sisi, pohon-pohon itu sudah siap dipanen. Peningkatan kebutuhan penggunaan kayu di Jepang dinilai akan memperbaiki pemeliharaan hutan dan mendorong masyarakat memastikan keberlanjutannya. Rusia juga kini memiliki cadangan kayu yang sangat besar setelah penggunaan kertas dikurangi.
Kayu rata-rata empat kali lebih ringan dibanding beton. Dengan demikian, pengirimannya lebih mudah dan cepat. Dari Inggris hingga China kayu telah digunakan untuk membangun beberapa gedung ikonik dan sangat indah. Selain itu, gedung kayu dapat bertahan dalam jangka panjang. (Muh Shamil)
(nfl)