Rusia: AS Penyebab Memburuknya Situasi di Barat Suriah
A
A
A
MOSKOW - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov menyatakan, memburuknya situasi di Afrin, Suriah, disebabkan oleh sikap Amerika Serikat (AS) yang tidak mendengar keluhan Turki. Afrin adalah wilayah dimana Turki menggelar operasi militer untuk memberangus milisi Kurdi dan ISIS.
Sebelum Turki melancarkan serangan di Afrin, mereka telah meminta AS untuk tidak lagi memberikan dukungan kepada milisi Kurdi Suriah dan mengontrol kelompok yang menjadi sekutu mereka di Suriah tersebut. Menurut Ankara, milisi Kurdi menggunakan bantuann yang diberikan AS untuk mengancam Turki.
"Kami semua tahu bagaimana perasaan Turki tentang kelompok Kurdi di sepanjang perbatasan. Sikap (AS) mengabaikan sepenuhnya posisi ini sangat terlihat. Kami melihat hasil dari kurangnya pandangan ke depan di Afrin," ucap Lavrov, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (14/2).
Sebelumnya, Presiden Turki, Tayyip Erdogan mendesak AS untuk berhenti bermain peran dengan berpura-pura melawan ISIS. Menurut Erdogan, perang melawan ISIS hanyalah alasan AS untuk bisa memberikan bantuan kepada milisi Kurdi Suriah, YPG, dan PYD.
Erdogan, yang berbicara di depan anggota Partai AK menuturkan, rencana AS meningkatkan bantuan terhadap milisi Kurdi Suriah menggambarkan bahwa apa yang dilakukan oleh AS akan menimbulkan ancaman serius terhadap Turki.
"Kami memiliki perbatasan sepanjang 911 kilometer dengan Suriah, apakah hubungan mereka (AS) dengan perbatasan Suriah? Mereka telah menghabiskan 550 juta dolar untuk membantu YPG, tapi sekarang mereka ingin meningkatkan angka ini menjadi tiga miliar," ucap Erdogan.
"Anda berkata bahwa Anda berperang melawan ISIS, berapa banyak anggota ISIS yang Anda hancurkan? Mereka yang berperang melawan ISIS sekarang berperang melawan Turki. Tidak ada yang punya hak untuk menggunakan ISIS sebagai alasan. Inilah saatnya untuk menyelesaikan teater ini dengan ISIS, ini waktunya untuk membuka topeng Anda," tukasnya.
Sebelum Turki melancarkan serangan di Afrin, mereka telah meminta AS untuk tidak lagi memberikan dukungan kepada milisi Kurdi Suriah dan mengontrol kelompok yang menjadi sekutu mereka di Suriah tersebut. Menurut Ankara, milisi Kurdi menggunakan bantuann yang diberikan AS untuk mengancam Turki.
"Kami semua tahu bagaimana perasaan Turki tentang kelompok Kurdi di sepanjang perbatasan. Sikap (AS) mengabaikan sepenuhnya posisi ini sangat terlihat. Kami melihat hasil dari kurangnya pandangan ke depan di Afrin," ucap Lavrov, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (14/2).
Sebelumnya, Presiden Turki, Tayyip Erdogan mendesak AS untuk berhenti bermain peran dengan berpura-pura melawan ISIS. Menurut Erdogan, perang melawan ISIS hanyalah alasan AS untuk bisa memberikan bantuan kepada milisi Kurdi Suriah, YPG, dan PYD.
Erdogan, yang berbicara di depan anggota Partai AK menuturkan, rencana AS meningkatkan bantuan terhadap milisi Kurdi Suriah menggambarkan bahwa apa yang dilakukan oleh AS akan menimbulkan ancaman serius terhadap Turki.
"Kami memiliki perbatasan sepanjang 911 kilometer dengan Suriah, apakah hubungan mereka (AS) dengan perbatasan Suriah? Mereka telah menghabiskan 550 juta dolar untuk membantu YPG, tapi sekarang mereka ingin meningkatkan angka ini menjadi tiga miliar," ucap Erdogan.
"Anda berkata bahwa Anda berperang melawan ISIS, berapa banyak anggota ISIS yang Anda hancurkan? Mereka yang berperang melawan ISIS sekarang berperang melawan Turki. Tidak ada yang punya hak untuk menggunakan ISIS sebagai alasan. Inilah saatnya untuk menyelesaikan teater ini dengan ISIS, ini waktunya untuk membuka topeng Anda," tukasnya.
(esn)