Qatar: Saudi dan UEA Sempat Berencana Serang Doha
A
A
A
DOHA - Menteri Pertahahanan Qatar, Khalid bin Mohammad al-Attiyah menyatakan, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) sempat memiliki rencana untuk melakukan serangan langsung terhadap Qatar, diawal konflik antara Doha dan negara Teluk.
Berbicara saat melakukan wawancara dengan Washington Post, Khalid menuturkan Saudi dan UEA telah mencoba segala cara untuk bisa mengacaukan Qatar, termasuk melakukan serangan langsung. Namun, menurut Khalid rencana itu berhasil "dijinakan" oleh Doha.
"Mereka (Suadi dan UEA) memiliki niat untuk melakukan campur tangan secara militer," kata Khalid dalam wawancara tersebut, seperti dilansir Al Jazeera pada Minggu (4/2).
Saat dimintai konfirmasi apakah menurutnya ancaman seperti itu masih ada sampai sekarang, dia menuturkan bahwa ancaman tersebut sudh hilang. "Kami telah mengagalkan niat ini. Tapi pada awal krisis, mereka memiliki niat ini," ungkapnya.
"Mereka mencoba memprovokasi suku-suku di negar kami, mereka menggunakan masjid untuk melawan kami, kemudian mereka mencoba membawa beberapa "boneka" untuk dibawa dan menggantikan pemimpin kita," ucapnya.
Khalid, yang bertemu dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) James Mattis pada pekan lalu, menggambarkan awal krisis dengan negara Teluk adalah sebuah "penyergapan" yang salah perhitungan.
Berbicara saat melakukan wawancara dengan Washington Post, Khalid menuturkan Saudi dan UEA telah mencoba segala cara untuk bisa mengacaukan Qatar, termasuk melakukan serangan langsung. Namun, menurut Khalid rencana itu berhasil "dijinakan" oleh Doha.
"Mereka (Suadi dan UEA) memiliki niat untuk melakukan campur tangan secara militer," kata Khalid dalam wawancara tersebut, seperti dilansir Al Jazeera pada Minggu (4/2).
Saat dimintai konfirmasi apakah menurutnya ancaman seperti itu masih ada sampai sekarang, dia menuturkan bahwa ancaman tersebut sudh hilang. "Kami telah mengagalkan niat ini. Tapi pada awal krisis, mereka memiliki niat ini," ungkapnya.
"Mereka mencoba memprovokasi suku-suku di negar kami, mereka menggunakan masjid untuk melawan kami, kemudian mereka mencoba membawa beberapa "boneka" untuk dibawa dan menggantikan pemimpin kita," ucapnya.
Khalid, yang bertemu dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) James Mattis pada pekan lalu, menggambarkan awal krisis dengan negara Teluk adalah sebuah "penyergapan" yang salah perhitungan.
(esn)