Indonesia dan Korsel Kian 'Mesra', Garap Jet Tempur dan Kapal Selam
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) pada hari Rabu sepakat untuk memperkuat kerja sama bilateral bidang militer, terutama di sektor pengembangan jet tempur dan kapal selam. Kesepakatan tercapai saat menteri pertahanan kedua negara bertemu di Jakarta.
Kedua belah pihak menandatangani kesepakatan pada 2016 terkait program pengembangan pesawat jet tempur canggih yang diberi nama kode KF-X/IF-X.
Perusahaan pembuat jet tempur tersebut meminta agar Indonesia membiayai 20 persen dari total biaya, yang diperkirakan mencapai 8,1 triliun won atau sekitar Rp101,9 triliun. Pembiayaan sebesar itu untuk memenuhi syarat guna berbagi data teknis dan manfaat lainnya.
Proyek yang dipimpin oleh Korea Selatan ini bertujuan untuk mengembangkan jet tempur generasi ke-4,5 pada pertengahan 2020-an.
Dalam pertemuannya dengan Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu, Menteri Pertahanan Korea Selatan Song Young-moo menunjukkan bahwa program KF-X/IF-X sangat penting bagi perkembangan teknologi negara Asia Tenggara. Demikian disampaikan kantor Kementerian Pertahanan Korsel seperti dikutip Yonhap, semalam (31/1/2018).
”(Mereka) sepakat untuk bekerja sama lebih erat sehingga bisa menjadi simbol kerja sama Korea Selatan-Indonesia,” katanya.
”Selain itu, mereka sepakat untuk mengeksplorasi cara memperkuat kerja sama industri pertahanan di berbagai bidang, termasuk program selanjutnya (Indonesia) untuk mengakuisisi kapal selam,” lanjut Song.
Indonesia telah memesan tiga kapal selam untuk angkatan laut dari Korea Selatan. Kapal selam pertama yang diproduksi di Korea Selatan telah dikirim ke Indonesia pada tahun lalu.
Song juga mengunjungi pelabuhan untuk Armada Timur Angkatan Laut Indonesia di Surabaya yang mengoperasikan kapal selam.
Menteri Song menggambarkan kontrak kapal selam tersebut sebagai kasus kunci “win-win” untuk kedua negara, yang meningkatkan hubungan dengan sebuah kemitraan strategis khusus pada pertemuan puncak November tahun lalu.
Song dalam kunjungannya juga menemui Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi).
Presiden Jokowi dijadwalkan akan mengunjungi Korea Selatan dalam tahun ini untuk membantu mempromosikan kerja sama kedua negara secara lebih lanjut.
Kedua belah pihak menandatangani kesepakatan pada 2016 terkait program pengembangan pesawat jet tempur canggih yang diberi nama kode KF-X/IF-X.
Perusahaan pembuat jet tempur tersebut meminta agar Indonesia membiayai 20 persen dari total biaya, yang diperkirakan mencapai 8,1 triliun won atau sekitar Rp101,9 triliun. Pembiayaan sebesar itu untuk memenuhi syarat guna berbagi data teknis dan manfaat lainnya.
Proyek yang dipimpin oleh Korea Selatan ini bertujuan untuk mengembangkan jet tempur generasi ke-4,5 pada pertengahan 2020-an.
Dalam pertemuannya dengan Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu, Menteri Pertahanan Korea Selatan Song Young-moo menunjukkan bahwa program KF-X/IF-X sangat penting bagi perkembangan teknologi negara Asia Tenggara. Demikian disampaikan kantor Kementerian Pertahanan Korsel seperti dikutip Yonhap, semalam (31/1/2018).
”(Mereka) sepakat untuk bekerja sama lebih erat sehingga bisa menjadi simbol kerja sama Korea Selatan-Indonesia,” katanya.
”Selain itu, mereka sepakat untuk mengeksplorasi cara memperkuat kerja sama industri pertahanan di berbagai bidang, termasuk program selanjutnya (Indonesia) untuk mengakuisisi kapal selam,” lanjut Song.
Indonesia telah memesan tiga kapal selam untuk angkatan laut dari Korea Selatan. Kapal selam pertama yang diproduksi di Korea Selatan telah dikirim ke Indonesia pada tahun lalu.
Song juga mengunjungi pelabuhan untuk Armada Timur Angkatan Laut Indonesia di Surabaya yang mengoperasikan kapal selam.
Menteri Song menggambarkan kontrak kapal selam tersebut sebagai kasus kunci “win-win” untuk kedua negara, yang meningkatkan hubungan dengan sebuah kemitraan strategis khusus pada pertemuan puncak November tahun lalu.
Song dalam kunjungannya juga menemui Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi).
Presiden Jokowi dijadwalkan akan mengunjungi Korea Selatan dalam tahun ini untuk membantu mempromosikan kerja sama kedua negara secara lebih lanjut.
(mas)