Bom Mobil Hantam Kantor Polisi, Ekuador Umumkan Keadaan Darurat
A
A
A
QUITO - Presiden Ekuador mengumumkan keadaan darurat dan memperketat keamanan di dua kota. Hal itu dilakukan setelah sebuah serangan bom terhadap sebuah kantor polisi di San Lorenzo melukai sedikitnya 28 orang dan merusak puluhan bangunan.
"Saya telah mengumumkan keadaan darurat di San Lorenzo dan Eloy Alfaro untuk memperkuat keamanan warga dan perbatasan, serta untuk memperkuat perhatian Kementerian Kesehatan, Inklusi, Resiko dan Perumahan untuk solusi terpadu," kata presiden negara itu Lenin Moreno di Twitter setelah ledakan yang terjadi pagi hari itu seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (28/1/2018).
Tidak ada korban jiwa dalam apa yang digambarkan oleh presiden sebagai tindakan teroris terkait dengan perdagangan narkoba dan kelompok kriminal. Namun setidaknya 28 orang terluka dalam ledakan tersebut, termasuk 14 petugas polisi, menurut media setempat.
Selain itu, menurut Kantor Kejaksaan Agung Ekuador, sekitar 37 bangunan rusak termasuk markas besar polisi, yang mengalami kerusakan struktural yang signifikan.
"Kami tidak akan membiarkan mereka mengintimidasi kami," Moreno menambahkan, saat dia memerintahkan intensifikasi tindakan keras terhadap kartel obat bius lokal.
Menurut media setempat El Comercio, operasi skala besar sejauh ini mengakibatkan penangkapan setidaknya tujuh tersangka dan menyita tujuh ton bahan kimia dan prekursor obat.
Sementara di negara tetangga Kolombia, serangan bom serupa yang menargetkan sebuah markas besar polisi mengakibatkan sedikitnya 5 polisi tewas dan puluhan lainnya cedera.
Pihak berwenang menduga tindakan biadab ini dilakukan oleh salah satu dari gerombolan kriminal di negara tersebut sebagai aksi balasan atas tindakan represif polisi. Pihak berwenang Kolombia menawarkan hadiah sebesar USD18.000 untuk mendapatkan informasi tentang pelakunya.
Baca Juga: Kantor Polisi Kolombia Dibom, Lima Petugas Tewas
"Saya telah mengumumkan keadaan darurat di San Lorenzo dan Eloy Alfaro untuk memperkuat keamanan warga dan perbatasan, serta untuk memperkuat perhatian Kementerian Kesehatan, Inklusi, Resiko dan Perumahan untuk solusi terpadu," kata presiden negara itu Lenin Moreno di Twitter setelah ledakan yang terjadi pagi hari itu seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (28/1/2018).
Tidak ada korban jiwa dalam apa yang digambarkan oleh presiden sebagai tindakan teroris terkait dengan perdagangan narkoba dan kelompok kriminal. Namun setidaknya 28 orang terluka dalam ledakan tersebut, termasuk 14 petugas polisi, menurut media setempat.
Selain itu, menurut Kantor Kejaksaan Agung Ekuador, sekitar 37 bangunan rusak termasuk markas besar polisi, yang mengalami kerusakan struktural yang signifikan.
"Kami tidak akan membiarkan mereka mengintimidasi kami," Moreno menambahkan, saat dia memerintahkan intensifikasi tindakan keras terhadap kartel obat bius lokal.
Menurut media setempat El Comercio, operasi skala besar sejauh ini mengakibatkan penangkapan setidaknya tujuh tersangka dan menyita tujuh ton bahan kimia dan prekursor obat.
Sementara di negara tetangga Kolombia, serangan bom serupa yang menargetkan sebuah markas besar polisi mengakibatkan sedikitnya 5 polisi tewas dan puluhan lainnya cedera.
Pihak berwenang menduga tindakan biadab ini dilakukan oleh salah satu dari gerombolan kriminal di negara tersebut sebagai aksi balasan atas tindakan represif polisi. Pihak berwenang Kolombia menawarkan hadiah sebesar USD18.000 untuk mendapatkan informasi tentang pelakunya.
Baca Juga: Kantor Polisi Kolombia Dibom, Lima Petugas Tewas
(ian)