Trump Nekat Gaungkan America First di Forum Ekonomi Dunia
A
A
A
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menggebrak Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss, dengan agenda "America First" yang mengguncang globalisasi dan perdagangan. Trump akan menyampaikan kebijakannya itu dengan nada agresif. Padahal sebelumnya, para pemimpin dunia, termasuk Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi, PM Kanada Justin Trudeau, dan Presiden Brasil Michel Temer, menyuarakan proteksionisme dan menentang kebijakan Trump.
Dengan agenda "America First", Trump mengancam akan keluar dari Kesepakatan Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA), tidak menyepakati kesepakatan perubahan iklim, dan mengkritik banyak institusi global, baik NATO dan PBB.
Dalam konferensi pers sebelum kedatangan Trump, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Menteri Perdagangan Wilbur Ross membela dengan agresif langkah perdagangan yang ditempuh AS. "Ini tentang agenda America First. Tapi, America First berarti bekerja untuk seluruh dunia," kata Mnuchin. "Itu hanya bagaimana Presiden Trump bekerja untuk pekerja AS dan kepentingan AS. Para pemimpin lain juga akan melakukan hal seperti itu juga," katanya.
Ross menjelaskan, strategi perdagangan AS diprovokasi oleh sikap tidak sepatutnya yang dilaksanakan mitra perdagangan AS. Pada Selasa (23/1/2018), AS menaikkan tarif impor mesin cuci dan panel tenaga surya untuk melindungi pekerja AS. China dan Korea Selatan mengutuk kenaikan tarif tersebut. Seoul menyatakan komplain kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atas langkah yang berlebihan itu.
"Banyak negara sangat baik dalam hal retorika perdagangan bebas, tetapi faktanya, itu mereka juga mempraktikkan perlindungan ekstrem," kata Ross. Di Davos, banyak pihak khawatir ekonomi dunia akan semakin gelap ketika ancaman proteksionisme, perdagangan iklim, perang cyber, dan perang nuklir akan terjadi pada 2018.
Trump membawa delegasi terbesar yang datang ke Davos. Sepuluh anggota kabinet Trump dan staf senior Gedung Putih juga diajak ke Davos. Itu termasuk Jared Kushner, menantu dan penasihat utama Trump. "Kita akan mendukung kesepakatan bilateral," kata Mnuchin.
Lobi Intensif
Sementara itu, Trump akan bertemu dengan para pemimpin dunia dan pengusaha dalam Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss. Trump akan memanfaatkan momen tersebut sebagai lobi dengan para pemimpin, seperti Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, PM Inggris Theresa May, dan pemimpin dunia lainnya. Trump terbang dari Washington ke Davos pada Rabu malam (24/1). Isu utama yang dibawa Trump bukan hanya menarik investasi ke AS saja, tetapi dia juga akan meningkatkan kerja sama dalam isu keamanan nasional, termasuk memerangi gerilyawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan program misil serta nuklir Korea Utara.
Pada Kamis (25/1/2018) hari ini, Trump memiliki agenda banyak pertemuan di Davos. Dia akan menyampaikan pidato pada forum Davos pada Jumat (26/1/2018) sebelum kembali ke AS. "Trump akan menggunakan pidatonya untuk mendorong perusahaan global agar berinvestasi di AS dan mendapatkan keuntungan pemotongan pajak korporasi," kata penasihat ekonomi Gedung Putih, Gary Cohn, dilansir Reuters.
Cohn menekankan tentang kebijakan "America First" dan kebijakan perdagangan timbal balik. "Presiden AS akan melanjutkan kompetisi ekonomi yang adil. Trump juga ingin menjelaskan kalau tidak ada perdagangan bebas dan terbuka jika negara-negara tidak bisa melaksanakan aturan tersebut," kata Cohn.
Trump merupakan Presiden AS pertama yang menghadiri Davos dalam 20 tahun terakhir. Hal itu memberikan kesempatan bagi Trump kalau dia ternyata sama dengan para elite global yang dia kritik dan salahkan pada kampanye pemilu presiden 2016. Presiden Trump juga mengundang para eksekutif pengusaha Eropa saat makan malam bersama pada Kamis malam.
"Para eksekutif dan pengusaha yang hadir umumnya memiliki bisnis mengakar di AS. Mereka berinvestasi di ekonomi kita dan kita ingin melanjutkan kerja sama dan mendorong pengusaha lain untuk bergabung," kata Cohn.
Sementara itu, penasihat keamanan nasional Gedung Putih H.R McMaster mengatakan, Trump akan bertemu dengan PM May membahas isu Korut, perang sipil Suriah, dan kesepakatan nuklir Iran.
Dengan agenda "America First", Trump mengancam akan keluar dari Kesepakatan Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA), tidak menyepakati kesepakatan perubahan iklim, dan mengkritik banyak institusi global, baik NATO dan PBB.
Dalam konferensi pers sebelum kedatangan Trump, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Menteri Perdagangan Wilbur Ross membela dengan agresif langkah perdagangan yang ditempuh AS. "Ini tentang agenda America First. Tapi, America First berarti bekerja untuk seluruh dunia," kata Mnuchin. "Itu hanya bagaimana Presiden Trump bekerja untuk pekerja AS dan kepentingan AS. Para pemimpin lain juga akan melakukan hal seperti itu juga," katanya.
Ross menjelaskan, strategi perdagangan AS diprovokasi oleh sikap tidak sepatutnya yang dilaksanakan mitra perdagangan AS. Pada Selasa (23/1/2018), AS menaikkan tarif impor mesin cuci dan panel tenaga surya untuk melindungi pekerja AS. China dan Korea Selatan mengutuk kenaikan tarif tersebut. Seoul menyatakan komplain kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atas langkah yang berlebihan itu.
"Banyak negara sangat baik dalam hal retorika perdagangan bebas, tetapi faktanya, itu mereka juga mempraktikkan perlindungan ekstrem," kata Ross. Di Davos, banyak pihak khawatir ekonomi dunia akan semakin gelap ketika ancaman proteksionisme, perdagangan iklim, perang cyber, dan perang nuklir akan terjadi pada 2018.
Trump membawa delegasi terbesar yang datang ke Davos. Sepuluh anggota kabinet Trump dan staf senior Gedung Putih juga diajak ke Davos. Itu termasuk Jared Kushner, menantu dan penasihat utama Trump. "Kita akan mendukung kesepakatan bilateral," kata Mnuchin.
Lobi Intensif
Sementara itu, Trump akan bertemu dengan para pemimpin dunia dan pengusaha dalam Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss. Trump akan memanfaatkan momen tersebut sebagai lobi dengan para pemimpin, seperti Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, PM Inggris Theresa May, dan pemimpin dunia lainnya. Trump terbang dari Washington ke Davos pada Rabu malam (24/1). Isu utama yang dibawa Trump bukan hanya menarik investasi ke AS saja, tetapi dia juga akan meningkatkan kerja sama dalam isu keamanan nasional, termasuk memerangi gerilyawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan program misil serta nuklir Korea Utara.
Pada Kamis (25/1/2018) hari ini, Trump memiliki agenda banyak pertemuan di Davos. Dia akan menyampaikan pidato pada forum Davos pada Jumat (26/1/2018) sebelum kembali ke AS. "Trump akan menggunakan pidatonya untuk mendorong perusahaan global agar berinvestasi di AS dan mendapatkan keuntungan pemotongan pajak korporasi," kata penasihat ekonomi Gedung Putih, Gary Cohn, dilansir Reuters.
Cohn menekankan tentang kebijakan "America First" dan kebijakan perdagangan timbal balik. "Presiden AS akan melanjutkan kompetisi ekonomi yang adil. Trump juga ingin menjelaskan kalau tidak ada perdagangan bebas dan terbuka jika negara-negara tidak bisa melaksanakan aturan tersebut," kata Cohn.
Trump merupakan Presiden AS pertama yang menghadiri Davos dalam 20 tahun terakhir. Hal itu memberikan kesempatan bagi Trump kalau dia ternyata sama dengan para elite global yang dia kritik dan salahkan pada kampanye pemilu presiden 2016. Presiden Trump juga mengundang para eksekutif pengusaha Eropa saat makan malam bersama pada Kamis malam.
"Para eksekutif dan pengusaha yang hadir umumnya memiliki bisnis mengakar di AS. Mereka berinvestasi di ekonomi kita dan kita ingin melanjutkan kerja sama dan mendorong pengusaha lain untuk bergabung," kata Cohn.
Sementara itu, penasihat keamanan nasional Gedung Putih H.R McMaster mengatakan, Trump akan bertemu dengan PM May membahas isu Korut, perang sipil Suriah, dan kesepakatan nuklir Iran.
(amm)