Israel: AS Harus Jadi Mediator Perdamaian dengan Palestina
A
A
A
TEL AVIV - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menegaskan, satu-satunya negara yang dapat menjadi mediator dalam upaya damai dengan Palestina adalah Amerika Serikat (AS). Ini merupakan respon atas pernyataan Palestina yang menyebut AS sudah tidak bisa lagi menjadi mediator pembicaraan damai.
Berbicara dalam pertemuan dengan para Duta Besar Israel, Netanyahu menyatakan bahwa siapapun yang tidak menghendaki AS untuk menjadi medidator upaya damai, berarti dia tidak menginginkan adanya perdamaian.
"Saya memiliki sebuah pesan untuk Abu Mazen (Mahmoud Abbas). Tidak mungkin ada pengganti peran utama AS dalam proses politik. Pihak yang tidak ingin membahas perdamaian dengan pihak AS, tidak mau adanya perdamaian," kata Netanyahu, seperti dilansir Sputnik pada Senin (22/1).
Awal bulan ini, Abbas mengatakan bahwa Palestina tidak mengakui AS sebagai mediator dalam penyelesaian konflik dengan Israel. Langkah tersebut dilakukan dengan latar belakang keputusan baru Presiden AS, Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan untuk memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv.
"Kami mengatakan 'tidak' kepada Trump, Kami tidak akan menerima apa yang disebut 'kesepakatan abad ini'. Kami tidak akan mengenali AS sebagai mediator dalam negosiasi dengan Israel," kata Abbas dalam sebuah pertemuan luar biasa Komite Sentral Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Berbicara dalam pertemuan dengan para Duta Besar Israel, Netanyahu menyatakan bahwa siapapun yang tidak menghendaki AS untuk menjadi medidator upaya damai, berarti dia tidak menginginkan adanya perdamaian.
"Saya memiliki sebuah pesan untuk Abu Mazen (Mahmoud Abbas). Tidak mungkin ada pengganti peran utama AS dalam proses politik. Pihak yang tidak ingin membahas perdamaian dengan pihak AS, tidak mau adanya perdamaian," kata Netanyahu, seperti dilansir Sputnik pada Senin (22/1).
Awal bulan ini, Abbas mengatakan bahwa Palestina tidak mengakui AS sebagai mediator dalam penyelesaian konflik dengan Israel. Langkah tersebut dilakukan dengan latar belakang keputusan baru Presiden AS, Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan untuk memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv.
"Kami mengatakan 'tidak' kepada Trump, Kami tidak akan menerima apa yang disebut 'kesepakatan abad ini'. Kami tidak akan mengenali AS sebagai mediator dalam negosiasi dengan Israel," kata Abbas dalam sebuah pertemuan luar biasa Komite Sentral Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
(esn)