Tak Sanggup Menggaji, Pabrik China Bayar Buruh dengan Batu Bata
A
A
A
NANCHANG - Sebuah pabrik batu bata di China terpaksa membayar gaji para buruhnya dengan batu bata setelah tak sanggup membayarnya dengan uang tunai.
Pabrik tersebut berutang pembayaran gaji kepada sekitar 30 buruh dengan total nominal lebih dari 900.000 yuan atau sekitar Rp1,86 miliar.
Meski demikian, tak semua buruh pabrik yang berlokasi di Kota Nanchang, China timur itu, digaji dengan batu. Sebagian dari mereka tetap dibayar dengan uang tunai.
Mengutip laporan Jiangxi Daily, pabrik tersebut telah memutuskan memberikan sekitar 290.000 batu bata kepada sejumlah buruh. Jumlah batu bata yang diberikan itu senilai 80.000 yuan atau sekitar Rp165 juta.
Jumlah itu tentu belum sepadan dengan tunggakan gaji. Pihak pabrik berjanji membayar sisa utang gaji yang menjadi hak para buruh dengan uang tunai, tanpa dirinci jumlahnya.
Sebelum ada kesediaan pihak pabrik melunasi utang gaji, kasus itu memicu sengketa antara para buruh dengan manajemen pabrik. Para buruh kemudian bernegosiasi dengan pemilik pabrik.
Dalam negosiasi itulah disetujui pabrik menyerahkan 290.000 batu bata sebagai sebagai pembayaran gaji sejumlah buruh.
South China Morning Post dalam laporannya Senin (22/1/2018) menyatakan, pemilik pabrik sekarang bersedia membayar sisa utang gaji para buruhnya dengan uang tunai.
Namun, tidak disebutkan apakah para pekerja yang digaji dengan batu bata itu puas atau tidak.
Pabrik tersebut berutang pembayaran gaji kepada sekitar 30 buruh dengan total nominal lebih dari 900.000 yuan atau sekitar Rp1,86 miliar.
Meski demikian, tak semua buruh pabrik yang berlokasi di Kota Nanchang, China timur itu, digaji dengan batu. Sebagian dari mereka tetap dibayar dengan uang tunai.
Mengutip laporan Jiangxi Daily, pabrik tersebut telah memutuskan memberikan sekitar 290.000 batu bata kepada sejumlah buruh. Jumlah batu bata yang diberikan itu senilai 80.000 yuan atau sekitar Rp165 juta.
Jumlah itu tentu belum sepadan dengan tunggakan gaji. Pihak pabrik berjanji membayar sisa utang gaji yang menjadi hak para buruh dengan uang tunai, tanpa dirinci jumlahnya.
Sebelum ada kesediaan pihak pabrik melunasi utang gaji, kasus itu memicu sengketa antara para buruh dengan manajemen pabrik. Para buruh kemudian bernegosiasi dengan pemilik pabrik.
Dalam negosiasi itulah disetujui pabrik menyerahkan 290.000 batu bata sebagai sebagai pembayaran gaji sejumlah buruh.
South China Morning Post dalam laporannya Senin (22/1/2018) menyatakan, pemilik pabrik sekarang bersedia membayar sisa utang gaji para buruhnya dengan uang tunai.
Namun, tidak disebutkan apakah para pekerja yang digaji dengan batu bata itu puas atau tidak.
(mas)