AS Gunakan Mentalitas Perang Dingin Hadapi Ancaman Militer China
A
A
A
BEIJING - China mengatakan Amerika Serikat (AS) menggunakan mentalitas Perang Dingin untuk menghadapi apa yang disebutnya sebagai ancaman militer Beijing. Demikian pernyataan juru bicara Kementerian Pertahanan China.
Juru bicara Kementerian Pertahanan China, Ren Guoqiang mengatakan, sinopsis Strategi Pertahanan Nasional 2018 yang dikeluarkan oleh Departemen Pertahanan AS pada hari Jumat penuh dengan dugaan nyata tentang permainan dan konfrontasi "zero-sum" (ingin menang sendiri).
"China telah dengan gigih mengambil jalan untuk pembangunan damai dan mengikuti kebijakan pertahanan defensif nasional," kata Guoqiang seperti dikutip dari Xinhua, Senin (22/1/2018).
Guoqiang menambahkan bahwa China tidak mencari perluasan militer atau wilayah pengaruhnya dan selalu menjadi pembangun perdamaian dunia, merupakan kontributor pembangunan global, dan seorang penjaga tatanan internasional.
"Dalam beberapa tahun terakhir, militer China telah secara aktif memikul tanggung jawab dan kewajiban internasional serta memberikan produk keamanan publik internasional. Upaya dan kontribusinya diakui secara luas dan disambut oleh masyarakat internasional," tuturnya.
Guoqiang juga mengatakan bahwa adalah hak kedaulatan China untuk melakukan kegiatan konstruksi damai dan menyebarkan fasilitas pertahanan yang diperlukan di pulau dan terumbu karang di Laut Cina Selatan.
"Namun, tampaknya negara-negara tertentu tidak ingin melihat kedamaian dan stabilitas di wilayah Laut Cina Selatan dan menegaskan untuk mengintensifkan penempatan militer mereka sendiri dan kehadirannya di sana," katanya.
"Mereka adalah manipulator di belakang panggung untuk militerisasi wilayah ini," cetusnya.
Guoqiang mendesak AS untuk melihat bangunan pertahanan dan militer nasional China dengan objektivitas dan bekerja sama dengan pihak China untuk menjadikan kenyataan bahwa konsensus penting dicapai oleh kepala negara kedua negara dalam upaya memperbaiki hubungan bilateral.
Juru bicara Kementerian Pertahanan China, Ren Guoqiang mengatakan, sinopsis Strategi Pertahanan Nasional 2018 yang dikeluarkan oleh Departemen Pertahanan AS pada hari Jumat penuh dengan dugaan nyata tentang permainan dan konfrontasi "zero-sum" (ingin menang sendiri).
"China telah dengan gigih mengambil jalan untuk pembangunan damai dan mengikuti kebijakan pertahanan defensif nasional," kata Guoqiang seperti dikutip dari Xinhua, Senin (22/1/2018).
Guoqiang menambahkan bahwa China tidak mencari perluasan militer atau wilayah pengaruhnya dan selalu menjadi pembangun perdamaian dunia, merupakan kontributor pembangunan global, dan seorang penjaga tatanan internasional.
"Dalam beberapa tahun terakhir, militer China telah secara aktif memikul tanggung jawab dan kewajiban internasional serta memberikan produk keamanan publik internasional. Upaya dan kontribusinya diakui secara luas dan disambut oleh masyarakat internasional," tuturnya.
Guoqiang juga mengatakan bahwa adalah hak kedaulatan China untuk melakukan kegiatan konstruksi damai dan menyebarkan fasilitas pertahanan yang diperlukan di pulau dan terumbu karang di Laut Cina Selatan.
"Namun, tampaknya negara-negara tertentu tidak ingin melihat kedamaian dan stabilitas di wilayah Laut Cina Selatan dan menegaskan untuk mengintensifkan penempatan militer mereka sendiri dan kehadirannya di sana," katanya.
"Mereka adalah manipulator di belakang panggung untuk militerisasi wilayah ini," cetusnya.
Guoqiang mendesak AS untuk melihat bangunan pertahanan dan militer nasional China dengan objektivitas dan bekerja sama dengan pihak China untuk menjadikan kenyataan bahwa konsensus penting dicapai oleh kepala negara kedua negara dalam upaya memperbaiki hubungan bilateral.
(ian)