Pemerintah AS Tutup, Trump Minta Aturan Senat Diubah

Minggu, 21 Januari 2018 - 23:51 WIB
Pemerintah AS Tutup,...
Pemerintah AS Tutup, Trump Minta Aturan Senat Diubah
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan jika kebuntuan mematikan pemerintah berlanjut, Partai Republik harus mendanai pemerintah dengan mengubah peraturan Senat. Ia merujuk pada permintaan sebuah undang-undang super untuk kelompok mayoritas guna mempercepat undang-undang. Namun, pejabat tinggi Partai Republik segera menolak gagasan tersebut.

Pendanaan untuk pemerintah federal berakhir pada hari Sabtu dengan anggota parlemen Trump dan Republikan terkunci dalam kebuntuan dengan Demokrat. Saat shutdown memasuki hari kedua, tampaknya tidak ada jalan yang jelas untuk segera mengakhiri krisis.

"Demokrat hanya ingin imigran ilegal mengalir ke negara kita tanpa diperiksa. Jika kebuntuan berlanjut, Partai Republik harus mencapai 51 persen (Opsi Nuklir) dan memberi suara pada anggaran jangka panjang yang nyata," kata Trump di Twitter seperti dilansir dari Reuters, Minggu (21/1/2018).

Proposal Trump hampir segera ditolak oleh Pemimpin Partai Senat Mitch McConnell.

McConnell mengatakan senat Republik menentang perubahan peraturan sehingga undang-undang untuk mendanai pemerintah dan mengakhiri penutupan saat ini bisa lewat dengan mayoritas sederhana.

"Konferensi Partai Republik menentang perubahan peraturan tentang undang-undang," kata McConnell dalam sebuah email.

Aturan Senat saat ini mewajibkan mayoritas super tiga per lima ruangan, biasanya 60 dari 100, agar sebuah undang-undang bisa mulus melewati rintangan prosedural dan dinyatakan lulus.

"Senat akan melakukan voting pada hari Senin dini hari mengenai sebuah undang-undang guna mendanai pemerintah sampai 8 Februari, kecuali jika Demokrat setuju untuk menahannya lebih cepat," ujar McConnell.

Demokrat mengatakan undang-undang pengeluaran jangka pendek harus mencakup perlindungan bagi imigran ilegal yang dibawa ke Amerika Serikat sebagai anak-anak, yang dikenal sebagai "Pemimpi."

Pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer menuduh Trump menjadi mitra negosiasi yang tidak dapat dipercaya, dengan mengatakan bahwa kedua belah pihak hampir mencapai kesepakatan beberapa kali hanya agar Trump mundur atas desakan anti-imigrasi konservatif.

"Schumer mengajukan banyak hal di atas meja dalam negosiasi pada hari Jumat, yang diterima Trump lalu mengembalikannya," ujar Senator Demokrat Chris Coons mengatakan dalam program "Fox News Sunday".

Partai Republik, yang memiliki mayoritas Senat 51-49, mengatakan bahwa mereka tidak akan melakukan negosiasi mengenai imigrasi sampai pemerintah dibuka kembali.

Dengan pemilihan yang ditetapkan pada bulan November untuk sepertiga kursi Senat AS dan seluruh Dewan Perwakilan Rakyat, kedua belah pihak bermanuver untuk menyalahkan pihak lainnya karena melakukan penutupan.

Setelah uang untuk pemerintah federal habis pada tengah malam hari Jumat, banyak pegawai pemerintah AS diberi tahu untuk tinggal di rumah atau, dalam beberapa kasus, bekerja tanpa bayaran sampai dana baru disetujui. Penutupan adalah yang pertama sejak penutupan 16 hari pada bulan Oktober 2013.

Berbicara kepada pasukan AS di sebuah fasilitas militer di Timur Tengah, Wakil Presiden Mike Pence mengatakan bahwa pemerintah tidak akan membuka kembali pembicaraan dengan anggota parlemen Demokrat mengenai imigran ilegal sampai penutupan tersebut berakhir.

"Kami tidak akan membuka kembali negosiasi mengenai imigrasi ilegal sampai mereka membuka kembali pemerintah dan memberi Anda, tentara dan keluarga Anda, keuntungan dan upah yang Anda dapatkan," kata Pence.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1429 seconds (0.1#10.140)