Tillerson: Korut Sekarat Tanda Strategi Diplomatik AS Berhasil
A
A
A
WASHINGTON - Tanda-tanda kelaparan dan kematian di Korea Utara (Korut) menunjukkan bahwa strategi diplomatik Amerika Serikat (AS) berjalan baik. Hal itu dikatakan oleh Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson.
Tillerson kemudian mengatakan bahwa tujuannya sekarang adalah bukan untuk membiarkan Pyongyang mendapatkan simpati di seluruh dunia karena kesengsaraan sanksi yang diinduksi.
Uraian tentang apa yang Tillerson sebut sebagai keberhasilan diplomasi diungkapkannya saat berbicara di Stanford University dengan mantan Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice.
"Orang Jepang telah memiliki lebih dari 100 kapal nelayan Korea Utara yang hanyut ke perairan Jepang. Dua pertiga orang di kapal tersebut telah meninggal," kata Tillerson seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (20/1/2018).
Tillerson mengutip pernyataan delegasi Jepang yang menghadiri sebuah konferensi Korut di Vancouver, Kanada, awal pekan ini.
Ia mengacu pada fenomena reguler dari apa yang disebut 'kapal hantu' dari Korut, yang telah terdampar di pantai Jepang selama bertahun-tahun. Tahun lalu, sebuah catatan 104 kasus tersebut dilaporkan oleh pihak berwenang Jepang, dengan sekitar 30 nelayan ditemukan tewas pada saat kedatangan. Setiap orang yang selamat biasanya meminta untuk dikembalikan ke negara asalnya, dan Jepang berkewajiban untuk itu.
Jadi mengapa puluhan warga Korut yang mati pertanda baik?
"(Para nelayan) dikirim pada musim dingin untuk memancing karena ada kekurangan makanan. Dan mereka dikirim untuk memancing dengan bahan bakar yang tidak memadai untuk kembali. Jadi kita mendapatkan banyak bukti bahwa (sanksi) ini benar-benar mulai terasa sakit," terang Tillerson.
Tillerson mengklaim bahwa kepemimpinan di Pyongyang akan bersedia bernegosiasi dalam menghadapi kelaparan dan kekurangan bahan bakar. Kepemimpinan yang sama, menurut beberapa pejabat AS, tidak menghargai kehidupan warga biasa Korut dan memiliki catatan menikmati gaya hidup mewah karena negara tersebut kehilangan sekitar ratusan ribu akibat bencana kelaparan pada pertengahan tahun 1990an.
Apa yang akan dilakukan Pyongyang sekarang? Tillerson percaya bahwa, "Buku pedomannya adalah: Baiklah, kita akan memulai pesona kita melawan seluruh dunia dan membiarkan mereka melihat kita sama seperti orang normal seperti orang lain. Kita akan mengajukan beberapa simpati. Kami akan membuat irisan antara Korea Selatan dan sekutunya."
Namun Tillerson buru-buru menegaskan untuk jangan takut. AS telah diyakinkan oleh Korsel bahwa mereka tidak akan membiarkan warga Korut adalah manusia yang patut mendapat simpati.
"Jumlah waktu yang luar biasa kemarin dalam diskusi kelompok tersebut didengar dari Menteri Luar Negeri Kang (Kyung-wha) dari Korea Selatan tentang bagaimana mereka tidak akan membiarkan hal itu terjadi," tegas Tillerson.
Tillerson kemudian mengatakan bahwa tujuannya sekarang adalah bukan untuk membiarkan Pyongyang mendapatkan simpati di seluruh dunia karena kesengsaraan sanksi yang diinduksi.
Uraian tentang apa yang Tillerson sebut sebagai keberhasilan diplomasi diungkapkannya saat berbicara di Stanford University dengan mantan Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice.
"Orang Jepang telah memiliki lebih dari 100 kapal nelayan Korea Utara yang hanyut ke perairan Jepang. Dua pertiga orang di kapal tersebut telah meninggal," kata Tillerson seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (20/1/2018).
Tillerson mengutip pernyataan delegasi Jepang yang menghadiri sebuah konferensi Korut di Vancouver, Kanada, awal pekan ini.
Ia mengacu pada fenomena reguler dari apa yang disebut 'kapal hantu' dari Korut, yang telah terdampar di pantai Jepang selama bertahun-tahun. Tahun lalu, sebuah catatan 104 kasus tersebut dilaporkan oleh pihak berwenang Jepang, dengan sekitar 30 nelayan ditemukan tewas pada saat kedatangan. Setiap orang yang selamat biasanya meminta untuk dikembalikan ke negara asalnya, dan Jepang berkewajiban untuk itu.
Jadi mengapa puluhan warga Korut yang mati pertanda baik?
"(Para nelayan) dikirim pada musim dingin untuk memancing karena ada kekurangan makanan. Dan mereka dikirim untuk memancing dengan bahan bakar yang tidak memadai untuk kembali. Jadi kita mendapatkan banyak bukti bahwa (sanksi) ini benar-benar mulai terasa sakit," terang Tillerson.
Tillerson mengklaim bahwa kepemimpinan di Pyongyang akan bersedia bernegosiasi dalam menghadapi kelaparan dan kekurangan bahan bakar. Kepemimpinan yang sama, menurut beberapa pejabat AS, tidak menghargai kehidupan warga biasa Korut dan memiliki catatan menikmati gaya hidup mewah karena negara tersebut kehilangan sekitar ratusan ribu akibat bencana kelaparan pada pertengahan tahun 1990an.
Apa yang akan dilakukan Pyongyang sekarang? Tillerson percaya bahwa, "Buku pedomannya adalah: Baiklah, kita akan memulai pesona kita melawan seluruh dunia dan membiarkan mereka melihat kita sama seperti orang normal seperti orang lain. Kita akan mengajukan beberapa simpati. Kami akan membuat irisan antara Korea Selatan dan sekutunya."
Namun Tillerson buru-buru menegaskan untuk jangan takut. AS telah diyakinkan oleh Korsel bahwa mereka tidak akan membiarkan warga Korut adalah manusia yang patut mendapat simpati.
"Jumlah waktu yang luar biasa kemarin dalam diskusi kelompok tersebut didengar dari Menteri Luar Negeri Kang (Kyung-wha) dari Korea Selatan tentang bagaimana mereka tidak akan membiarkan hal itu terjadi," tegas Tillerson.
(ian)