UNRWA pada Israel: Kami Bukan Lampu yang Bisa Dimatikan Begitu Saja
A
A
A
JENEWA - Badan Bantuan dan Pekerja PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) merespon pernyataan yang dilontarkan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Pemimpin Israel itu meminta UNRWA untuk dibubarkan.
Direktur Advokasi dan Komunikasi Strategis di UNRWA, Christopher Gunness menyatakan bahwa UNRWA adalah sebuah organisasi kemanusiaan, dan bukan bola lampu yang bisa dimatikan atau dihidupkan begitu saja.
"Kami adalah institusi yang hidup, bukan bola lampu yang bisa Anda nyalakan dan matikan," kata Gunnes dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (9/1).
Di kesempatan yang sama, dia juga membantah tudingan Netanyahu yang menyebut bahwa UNRWA mendapat sokongan penuh dari Majelis Umum PBB. Gunness menegaskan, badan tempat dia bekerja tidak mendapat dukungan kuat dari Majelis Umum PBB.
"Majelis Umum memberikan sumbangan secara teratur untuk apa yang mereka sebut sebagai kontribusi yang sangat diperlukan untuk perdamaian dan keamanan," katanya.
"Kegagalan partai politik untuk menangani masalah pengungsi, itulah yang mengabadikan masalah. Krisis pengungsi perlu dipecahkan oleh para pihak yang terlibat dalam konflik dalam konteks perundingan damai, harus didasarkan pada resolusi PBB, dan hukum internasional. Itulah yang mengabadikannya, bukan badan PBB yang ada untuk melayani kebutuhan kemanusiaan atau pembangunan manusia dari populasi yang sangat terpinggirkan," tukasnya.
Direktur Advokasi dan Komunikasi Strategis di UNRWA, Christopher Gunness menyatakan bahwa UNRWA adalah sebuah organisasi kemanusiaan, dan bukan bola lampu yang bisa dimatikan atau dihidupkan begitu saja.
"Kami adalah institusi yang hidup, bukan bola lampu yang bisa Anda nyalakan dan matikan," kata Gunnes dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (9/1).
Di kesempatan yang sama, dia juga membantah tudingan Netanyahu yang menyebut bahwa UNRWA mendapat sokongan penuh dari Majelis Umum PBB. Gunness menegaskan, badan tempat dia bekerja tidak mendapat dukungan kuat dari Majelis Umum PBB.
"Majelis Umum memberikan sumbangan secara teratur untuk apa yang mereka sebut sebagai kontribusi yang sangat diperlukan untuk perdamaian dan keamanan," katanya.
"Kegagalan partai politik untuk menangani masalah pengungsi, itulah yang mengabadikan masalah. Krisis pengungsi perlu dipecahkan oleh para pihak yang terlibat dalam konflik dalam konteks perundingan damai, harus didasarkan pada resolusi PBB, dan hukum internasional. Itulah yang mengabadikannya, bukan badan PBB yang ada untuk melayani kebutuhan kemanusiaan atau pembangunan manusia dari populasi yang sangat terpinggirkan," tukasnya.
(esn)