Aksi Protes Anti Pemerintah, Ulama Iran Salahkan Media Sosial
A
A
A
TEHERAN - Seorang ulama garis keras Iran meminta pemerintah negara itu membuat media sosialnya sendiri. Ia menyalahkan aplikasi media sosial internasional atas demonstrasi yang disertai kerusuhan selama berhari-hari terkait kondisi ekonomi yang lesu.
"Cyberspace menyalakan api pertempuran," ujar Ayatollah Ahmad Khatami mengatakan kepada ribuan jamaah yang berkumpul di Teheran.
"Saat dunia maya ditutup, penghasutan itu dihentikan. Bangsa ini tidak mendukung jaringan sosial yang kuncinya di tangan Amerika Serikat," sambungnya seperti dikutip dari Time, Sabtu (6/1/2018).
Iran sebelumnya menyalahkan seorang pejabat CIA atas demonstrasi tersebut. Namun pemerintah Trump membantah ikut campur dalam demonstrasi itu, dan CIA menolak memberikan komentar.
Khatami mengulangi tuduhan tersebut, mengatakan bahwa Israel dan Arab Saudi mendukung usaha Amerika yang menggunakan kelompok-kelompok pengasingan Iran, seperti Mujahidin-Khalqah.
Khatami lantas meminta aplikasi internet agar memiliki server mereka di Iran dan pemerintah Iran mengawasi operasi mereka. Dia juga mengatakan mereka yang membakar bendera Iran harus menghadapi hukuman mati. Banyak di Iran hanya mengetahui tentang bendera yang terbakar saat melakukan demonstrasi melalui video online.
"Cyberspace menyalakan api pertempuran," ujar Ayatollah Ahmad Khatami mengatakan kepada ribuan jamaah yang berkumpul di Teheran.
"Saat dunia maya ditutup, penghasutan itu dihentikan. Bangsa ini tidak mendukung jaringan sosial yang kuncinya di tangan Amerika Serikat," sambungnya seperti dikutip dari Time, Sabtu (6/1/2018).
Iran sebelumnya menyalahkan seorang pejabat CIA atas demonstrasi tersebut. Namun pemerintah Trump membantah ikut campur dalam demonstrasi itu, dan CIA menolak memberikan komentar.
Khatami mengulangi tuduhan tersebut, mengatakan bahwa Israel dan Arab Saudi mendukung usaha Amerika yang menggunakan kelompok-kelompok pengasingan Iran, seperti Mujahidin-Khalqah.
Khatami lantas meminta aplikasi internet agar memiliki server mereka di Iran dan pemerintah Iran mengawasi operasi mereka. Dia juga mengatakan mereka yang membakar bendera Iran harus menghadapi hukuman mati. Banyak di Iran hanya mengetahui tentang bendera yang terbakar saat melakukan demonstrasi melalui video online.
(ian)