Trump Dijadikan Nama Stasiun Kereta Baru di Israel
A
A
A
TEL AVIV - Menteri Perhubungan Israel, Yisrael Katz menuturkan, pihaknya berencana untuk mengabadikan nama Donald Trump sebagai nama baru stasiun kereta anyar di negara itu. Trump akan dijadikan nama stasiun baru yang berlokasi di dekat Tembok Barat Yerusalem.
Stasiun kereta api itu akan dibangun di wilayah Yahudi, di Kota Tua Yerusalem. Katz mengatakan, ia memutuskan untuk menghormati Trump dengan cara ini setelah keputusan pemimpin AS itu untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, dan pada akhirnya memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem dari Tel Aviv.
"Tembok Barat adalah situs tersuci dari orang-orang Yahudi dan saya telah memutuskan untuk memberi nama stasiun kereta yang menuju ke sana dengan nama Presiden AS, Donald Trump, mengikuti keputusannya yang berani dan bersejarah untuk mengenali Yerusalem sebagai Ibu Kota kami," ucap Katz, seperti dilansir Haretz pada Rabu (27/12).
Stasiun Donald Trump, seperti yang disebut Katz, adalah satu dari dua stasiun yang diusulkan untuk perpanjangan jalur baru kereta berkecepatan tinggi yang hampir rampung antara Tel Aviv dan pintu masuk barat ke Yerusalem melalui Bandara Internasional Ben-Gurion dan kota Modi'in.
Katz menyebut perpanjangan jalur kereta api ke Yerusalem sebagai proyek paling penting Israel, Biaya proyek diperkirakan mencapai USD 720 juta.
Sebelumnya, nama Trump juga sempat diabadikan sebagai nama taman di Tel Aviv. Dalam sebuah pernyataan, Trump mengaku tersanjung dengan keputusan pemerintah Israel menjadikan namanya sebagai salah satu taman di Tel Aviv.
Stasiun kereta api itu akan dibangun di wilayah Yahudi, di Kota Tua Yerusalem. Katz mengatakan, ia memutuskan untuk menghormati Trump dengan cara ini setelah keputusan pemimpin AS itu untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, dan pada akhirnya memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem dari Tel Aviv.
"Tembok Barat adalah situs tersuci dari orang-orang Yahudi dan saya telah memutuskan untuk memberi nama stasiun kereta yang menuju ke sana dengan nama Presiden AS, Donald Trump, mengikuti keputusannya yang berani dan bersejarah untuk mengenali Yerusalem sebagai Ibu Kota kami," ucap Katz, seperti dilansir Haretz pada Rabu (27/12).
Stasiun Donald Trump, seperti yang disebut Katz, adalah satu dari dua stasiun yang diusulkan untuk perpanjangan jalur baru kereta berkecepatan tinggi yang hampir rampung antara Tel Aviv dan pintu masuk barat ke Yerusalem melalui Bandara Internasional Ben-Gurion dan kota Modi'in.
Katz menyebut perpanjangan jalur kereta api ke Yerusalem sebagai proyek paling penting Israel, Biaya proyek diperkirakan mencapai USD 720 juta.
Sebelumnya, nama Trump juga sempat diabadikan sebagai nama taman di Tel Aviv. Dalam sebuah pernyataan, Trump mengaku tersanjung dengan keputusan pemerintah Israel menjadikan namanya sebagai salah satu taman di Tel Aviv.
(esn)