China Desak AS Tinggalkan Mentalitas Perang Dingin
A
A
A
BEIJING - Kementerian Pertahanan China mendesak Amerika Serikat (AS) untuk meninggalkan mentalitas Perang Dingin dan memilih kerja sama militer yang lebih dekat. Ini merupakan respon terhadap strategi keamanan nasional AS yang baru.
"Kami berharap bahwa AS akan meninggalkan mentalitas Perang Dinginnya, melihat secara obyektif bagaimana tentara China berkembang, bekerja sama dengan China untuk mempromosikan lebih dekat kerjasama antara kedua negara dalam bidang militer, melindungi perdamaian regional, global, stabilitas dan kemakmuran bersama," kata Kemhan China, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (21/12).
Kementerian itu mengulangi kebijakan militer China adalah bersifat defensif, dan menolak tuduhan Presiden AS Donald Trump bahwa Beijing berusaha untuk menantang pengaruh AS, baik di kawasan, maupun global."China tidak akan pernah mencari dominasi dunia," sambung kementerian itu melalui akun media sosial mereka.
Sepeti diketahui, awal pekan ini Trump merilis doktrin strategi keamanan nasional AS yang baru, Dalam doktrin tersebut, Rusia dan China dianggap sebagai dua negara dengan “Kekuatan Revisionis” yang menggunakan teknologi, propaganda dan pemaksaan untuk membentuk dunia yang menentang kepentingan dan nilai AS.
”Mereka bertekad untuk membuat ekonomi kurang bebas dan kurang adil, untuk menumbuhkan militernya, dan mengendalikan informasi dan data untuk menekan masyarakatnya dan memperluas pengaruhnya,” bunyi doktrin strategi keamanan nasional AS.
”China, Rusia dan aktor negara bagian non-negara lainnya menyadari bahwa Amerika Serikat sering memandang dunia dalam istilah biner, dengan negara-negara yang 'damai' atau 'berperang', padahal sebenarnya arena persaingan terus-menerus,” lanjut doktrin strategi tersebut.
"Kami berharap bahwa AS akan meninggalkan mentalitas Perang Dinginnya, melihat secara obyektif bagaimana tentara China berkembang, bekerja sama dengan China untuk mempromosikan lebih dekat kerjasama antara kedua negara dalam bidang militer, melindungi perdamaian regional, global, stabilitas dan kemakmuran bersama," kata Kemhan China, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (21/12).
Kementerian itu mengulangi kebijakan militer China adalah bersifat defensif, dan menolak tuduhan Presiden AS Donald Trump bahwa Beijing berusaha untuk menantang pengaruh AS, baik di kawasan, maupun global."China tidak akan pernah mencari dominasi dunia," sambung kementerian itu melalui akun media sosial mereka.
Sepeti diketahui, awal pekan ini Trump merilis doktrin strategi keamanan nasional AS yang baru, Dalam doktrin tersebut, Rusia dan China dianggap sebagai dua negara dengan “Kekuatan Revisionis” yang menggunakan teknologi, propaganda dan pemaksaan untuk membentuk dunia yang menentang kepentingan dan nilai AS.
”Mereka bertekad untuk membuat ekonomi kurang bebas dan kurang adil, untuk menumbuhkan militernya, dan mengendalikan informasi dan data untuk menekan masyarakatnya dan memperluas pengaruhnya,” bunyi doktrin strategi keamanan nasional AS.
”China, Rusia dan aktor negara bagian non-negara lainnya menyadari bahwa Amerika Serikat sering memandang dunia dalam istilah biner, dengan negara-negara yang 'damai' atau 'berperang', padahal sebenarnya arena persaingan terus-menerus,” lanjut doktrin strategi tersebut.
(esn)