Abdul Mateen, Pangeran Karismatik dari Brunei Darussalam
A
A
A
DI usia 26 tahun, Pangeran Abdul Mateen merupakan sosok yang dapat diandalkan keluarga kerajaan. Ia mewakili Brunei untuk berbagai ajang internasional, termasuk di bidang olahraga.
Tampan dan karismatik namun tetap rendah hati, siapa yang tidak terpikat? Lupakan Pangeran Harry yang sebentar lagi akan menikah dengan Meghan Markle. Pangeran muda nan tampan lagi gagah bukan hanya milik negara Eropa. Di negeri jiran, ada pangeran muda pewaris takhta kerajaan Brunei Darussalam yang jago olahraga.
Bagi yang belum tahu, mari berkenalan dengan Pangeran Abdul Mateen. Usianya baru 26 tahun, namun sang pangeran yang mendapat gelar Yang Teramat Mulia Paduka Seri Duli Pengiran Muda Abdul Mateen ini sudah mewakili negaranya dalam berbagai tugas diplomatik. Pada kesempatan SEA Games 2017 yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, sang pangeran bersama saudarinya, Putri Azemah Ni’matul Bolkiah, dan sepupunya, Pengiran Muda Bahar dan Pengiran Muda Qawi, mewakili Brunei dalam ajang olahraga polo dan mendapat medali perunggu.
Pangeran Mateen lahir 10 Agustus 1991 dan merupakan anak ke-10 dari Sultan Brunei Haji Hassanal Bolkiah, dan istri keduanya, Puan Hjh Maryam. Pangeran Mateen adalah putra keempat dari Sultan yang memiliki tujuh orang putri dan lima putra. Sang sultan diperkirakan memiliki kekayaan hingga mencapai Rp271 triliun.
Pesona Mateen yang tampan dengan tubuh yang terjaga kebugarannya karena latihan rutin, tak ayal membuat lawan jenis terpi kat. Ketika pertama kali diwawancarai GQ, follower Instagram Mateen baru 90.000. Namun, usai diwawancara, follower-nya bertambah hingga 240.000. Hingga kini follower-nya bahkan menembus 400.000. Karuan saja siapa yang tidak terpikat dengan pemuda yang memiliki bibir yang merah, dan tatapan mata yang tajam, serta kulit gelap yang membuatnya terlihat eksotik.
Kendati dibesarkan dalam keluarga kerajaan yang bergelimang harta, pria yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi ini sangat rendah hati. Pangeran Mateen diketahui bukan pribadi yang suka mengumbar kekayaan keluarganya. Dia malah tertarik dengan kehidupan yang sederhana, fokus mengejar segala cita-citanya, dan suka menghabiskan waktu bersama keluarga. Pangeran Mateen juga sudah tidak asing dengan berbagai kegiatan amal. Dia memperlakukan setiap individu dengan baik tanpa memandang status mereka.
Terbiasa dengan Sorotan Publik
Tidak seperti aktor atau artis yang baru naik daun dan mendapat sorotan publik, bagi Pangeran Mateen, ketenaran bukan lagi barang baru. "Saya dari lahir sudah mendapat perhatian masyarakat, jadi saya sudah terbiasa dan tidak terganggu lagi. Mungkin ini yang menjadi segi positifnya, orang yang tiba-tiba menjadi pusat perhatian cenderung lupa diri dan sulit menjadi tetap rendah hati," bebernya.
Memang, terkadang ia merasa malu dengan semua perhatian yang didapat. Tapi apa yang bisa ia lakukan. "Terkadang hal itu tidak bisa dikontrol. Anda tidak bisa menyetop rasa keingintahuan masyarakat. Yang terpenting adalah bagaimana menjadikan perhatian itu tetap positif. Jika Anda mendapat perhatian dari publik ini, sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk melakukan hal positif untuk menyebar kebaikan misalnya dan agar melek terhadap isu penting," tambah pangeran.
Ia bersyukur dibesarkan dalam didikan orang tuanya yang mengajarkan untuk selalu bersikap rendah hati. Ia juga percaya keluarga dan teman-teman akan membawa pengaruh positif pada dirinya.
Sang pangeran menempuh pendidikan kelas menengah di Paduka Seri Begawan Sultan Science College dan Jerudong International School. Ia kemudian melanjutkan studi di Commissioning Course for Regular Army Officers bersama 200 rekrutan di Royal Military Academy Sandhurst, Inggris, tujuh tahun lalu. Sandhurst merupakan pusat pelatihan perwira awal Angkatan Darat Inggris dan berlokasi di Kota Camberley, dekat Desa Sandhurst, Berkshire.
Ia menyelesaikan pendidikan militernya tersebut pada April 2010 dan disaksikan oleh sang ayah. Usai merampungkan pendidikan militer, ia meng ambil gelar S-2 di Diplomasi Internasional di SOAS, University of London.
Lulus Lewati Ujian Berat di Sandhurst
Di balik sosoknya yang memikat, ternyata Pangeran Mateen memegang pangkat kapten dalam Angkatan Bersenjata Diraja Brunei dan merupakan lulusan Military Academy Sandhurst yang berprestise. Ini merupakan sekolah yang sama tempat Pangeran William dan Harry menempuh pendidikan militernya.
Ia bergabung dengan Sandhurst ketika usianya masih 18 tahun. Sebetulnya Mateen merupakan kandidat termuda pada masa itu. Ia menuturkan, Sandhurst pada dasarnya merupakan tempat pelatihan militer selama 44 minggu. Di tempat itu ia mendapat tempaan fisik dan mental yang bertujuan menguji kemampuan peserta didik untuk melihat seberapa jauh peserta dapat bertahan dalam tekanan ekstrem. Di sana ia juga belajar tentang kepemimpinan.
"Latihan yang amat melelahkan adalah ketika kami harus menggali parit, kami menggali selama tiga hari tanpa berhenti, tidak tidur. Setiap saya akan jatuh tertidur, pelatih akan menendang dan membangunkan saya. Karena itulah tujuan mereka. Membuat kami amat lelah sampai batasan kami," kenang sang pangeran.
Ujian tak berhenti sampai di situ. Ketika fisik sudah amat lelah di luar dari kemampuannya, mereka masih diminta untuk menguras otak dan memecahkan masalah. "Dan itu adalah latihan terberat yang pernah saya jalani," bebernya dikutip dari GQ.
Ia mencontohkan tempaan latihan lain yang harus ia lakoni. Dia diminta menyelesaikan jalan kaki 74 kilometer, tanpa henti, dan mendaki tujuh gunung selama 24 jam. Terlihat sadis, namun nyatanya berbagai latihan fisik yang dirinya jalani justru membuat sang pangeran menjadi sosok yang tangguh. Dan itulah kualitas yang harus dimiliki seorang pemimpin; untuk bekerja dalam tekanan yang berat. "Lulus dari Sandhurst mungkin suatu pencapaian saya yang terbesar hingga sekarang," tambahnya.
Lepas dari pelatihan militer, rupanya menjaga badan tetap fit malah menjadi kebutuhannya yang terbawa hingga kini. Mateen gemar olahraga tinju yang menurutnya dapat membakar banyak kalori. Ia sempat memiliki pelatih tinju di London dulu yang melatihnya dua kali dalam seminggu. Ia telah melakukannya selama 3-4 tahun sampai sekarang.
"Pelatih (tinju) saya lawan yang sulit. Ketika kami spparing, ia mengeluarkan seluruh kemampuannya. Tapi justru itulah cara terbaik berlatih," katanya. Seni bela diri campuran atau Mixed Martial Arts (MMA) juga olahraga yang ia tekuni, terutama Muay Thai. Mateen mengaku mengagumi atlet MMA Conor McGregor dan Nate Diaz. Ia bahkan ingin sparring bersama mereka jika memiliki kesempatan.
Walau merupakan sosok yang senang olahraga keras, bukan berarti Mateen tidak menyukai dunia musik. Ia bisa bermain drum dan gitar walau alat musik petik ini baru ia pelajari belakangan dan tidak terlalu serius. "Tapi saya tidak terlalu mengerti dunia musik karena memang saya kurang menyukainya," katanya.
Tampan dan karismatik namun tetap rendah hati, siapa yang tidak terpikat? Lupakan Pangeran Harry yang sebentar lagi akan menikah dengan Meghan Markle. Pangeran muda nan tampan lagi gagah bukan hanya milik negara Eropa. Di negeri jiran, ada pangeran muda pewaris takhta kerajaan Brunei Darussalam yang jago olahraga.
Bagi yang belum tahu, mari berkenalan dengan Pangeran Abdul Mateen. Usianya baru 26 tahun, namun sang pangeran yang mendapat gelar Yang Teramat Mulia Paduka Seri Duli Pengiran Muda Abdul Mateen ini sudah mewakili negaranya dalam berbagai tugas diplomatik. Pada kesempatan SEA Games 2017 yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, sang pangeran bersama saudarinya, Putri Azemah Ni’matul Bolkiah, dan sepupunya, Pengiran Muda Bahar dan Pengiran Muda Qawi, mewakili Brunei dalam ajang olahraga polo dan mendapat medali perunggu.
Pangeran Mateen lahir 10 Agustus 1991 dan merupakan anak ke-10 dari Sultan Brunei Haji Hassanal Bolkiah, dan istri keduanya, Puan Hjh Maryam. Pangeran Mateen adalah putra keempat dari Sultan yang memiliki tujuh orang putri dan lima putra. Sang sultan diperkirakan memiliki kekayaan hingga mencapai Rp271 triliun.
Pesona Mateen yang tampan dengan tubuh yang terjaga kebugarannya karena latihan rutin, tak ayal membuat lawan jenis terpi kat. Ketika pertama kali diwawancarai GQ, follower Instagram Mateen baru 90.000. Namun, usai diwawancara, follower-nya bertambah hingga 240.000. Hingga kini follower-nya bahkan menembus 400.000. Karuan saja siapa yang tidak terpikat dengan pemuda yang memiliki bibir yang merah, dan tatapan mata yang tajam, serta kulit gelap yang membuatnya terlihat eksotik.
Kendati dibesarkan dalam keluarga kerajaan yang bergelimang harta, pria yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi ini sangat rendah hati. Pangeran Mateen diketahui bukan pribadi yang suka mengumbar kekayaan keluarganya. Dia malah tertarik dengan kehidupan yang sederhana, fokus mengejar segala cita-citanya, dan suka menghabiskan waktu bersama keluarga. Pangeran Mateen juga sudah tidak asing dengan berbagai kegiatan amal. Dia memperlakukan setiap individu dengan baik tanpa memandang status mereka.
Terbiasa dengan Sorotan Publik
Tidak seperti aktor atau artis yang baru naik daun dan mendapat sorotan publik, bagi Pangeran Mateen, ketenaran bukan lagi barang baru. "Saya dari lahir sudah mendapat perhatian masyarakat, jadi saya sudah terbiasa dan tidak terganggu lagi. Mungkin ini yang menjadi segi positifnya, orang yang tiba-tiba menjadi pusat perhatian cenderung lupa diri dan sulit menjadi tetap rendah hati," bebernya.
Memang, terkadang ia merasa malu dengan semua perhatian yang didapat. Tapi apa yang bisa ia lakukan. "Terkadang hal itu tidak bisa dikontrol. Anda tidak bisa menyetop rasa keingintahuan masyarakat. Yang terpenting adalah bagaimana menjadikan perhatian itu tetap positif. Jika Anda mendapat perhatian dari publik ini, sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk melakukan hal positif untuk menyebar kebaikan misalnya dan agar melek terhadap isu penting," tambah pangeran.
Ia bersyukur dibesarkan dalam didikan orang tuanya yang mengajarkan untuk selalu bersikap rendah hati. Ia juga percaya keluarga dan teman-teman akan membawa pengaruh positif pada dirinya.
Sang pangeran menempuh pendidikan kelas menengah di Paduka Seri Begawan Sultan Science College dan Jerudong International School. Ia kemudian melanjutkan studi di Commissioning Course for Regular Army Officers bersama 200 rekrutan di Royal Military Academy Sandhurst, Inggris, tujuh tahun lalu. Sandhurst merupakan pusat pelatihan perwira awal Angkatan Darat Inggris dan berlokasi di Kota Camberley, dekat Desa Sandhurst, Berkshire.
Ia menyelesaikan pendidikan militernya tersebut pada April 2010 dan disaksikan oleh sang ayah. Usai merampungkan pendidikan militer, ia meng ambil gelar S-2 di Diplomasi Internasional di SOAS, University of London.
Lulus Lewati Ujian Berat di Sandhurst
Di balik sosoknya yang memikat, ternyata Pangeran Mateen memegang pangkat kapten dalam Angkatan Bersenjata Diraja Brunei dan merupakan lulusan Military Academy Sandhurst yang berprestise. Ini merupakan sekolah yang sama tempat Pangeran William dan Harry menempuh pendidikan militernya.
Ia bergabung dengan Sandhurst ketika usianya masih 18 tahun. Sebetulnya Mateen merupakan kandidat termuda pada masa itu. Ia menuturkan, Sandhurst pada dasarnya merupakan tempat pelatihan militer selama 44 minggu. Di tempat itu ia mendapat tempaan fisik dan mental yang bertujuan menguji kemampuan peserta didik untuk melihat seberapa jauh peserta dapat bertahan dalam tekanan ekstrem. Di sana ia juga belajar tentang kepemimpinan.
"Latihan yang amat melelahkan adalah ketika kami harus menggali parit, kami menggali selama tiga hari tanpa berhenti, tidak tidur. Setiap saya akan jatuh tertidur, pelatih akan menendang dan membangunkan saya. Karena itulah tujuan mereka. Membuat kami amat lelah sampai batasan kami," kenang sang pangeran.
Ujian tak berhenti sampai di situ. Ketika fisik sudah amat lelah di luar dari kemampuannya, mereka masih diminta untuk menguras otak dan memecahkan masalah. "Dan itu adalah latihan terberat yang pernah saya jalani," bebernya dikutip dari GQ.
Ia mencontohkan tempaan latihan lain yang harus ia lakoni. Dia diminta menyelesaikan jalan kaki 74 kilometer, tanpa henti, dan mendaki tujuh gunung selama 24 jam. Terlihat sadis, namun nyatanya berbagai latihan fisik yang dirinya jalani justru membuat sang pangeran menjadi sosok yang tangguh. Dan itulah kualitas yang harus dimiliki seorang pemimpin; untuk bekerja dalam tekanan yang berat. "Lulus dari Sandhurst mungkin suatu pencapaian saya yang terbesar hingga sekarang," tambahnya.
Lepas dari pelatihan militer, rupanya menjaga badan tetap fit malah menjadi kebutuhannya yang terbawa hingga kini. Mateen gemar olahraga tinju yang menurutnya dapat membakar banyak kalori. Ia sempat memiliki pelatih tinju di London dulu yang melatihnya dua kali dalam seminggu. Ia telah melakukannya selama 3-4 tahun sampai sekarang.
"Pelatih (tinju) saya lawan yang sulit. Ketika kami spparing, ia mengeluarkan seluruh kemampuannya. Tapi justru itulah cara terbaik berlatih," katanya. Seni bela diri campuran atau Mixed Martial Arts (MMA) juga olahraga yang ia tekuni, terutama Muay Thai. Mateen mengaku mengagumi atlet MMA Conor McGregor dan Nate Diaz. Ia bahkan ingin sparring bersama mereka jika memiliki kesempatan.
Walau merupakan sosok yang senang olahraga keras, bukan berarti Mateen tidak menyukai dunia musik. Ia bisa bermain drum dan gitar walau alat musik petik ini baru ia pelajari belakangan dan tidak terlalu serius. "Tapi saya tidak terlalu mengerti dunia musik karena memang saya kurang menyukainya," katanya.
(amm)