Tabrakan Kapal di Korsel, 13 Orang Tewas
A
A
A
SEOUL - Sedikitnya 13 orang tewas dan dua lainnya hilang setelah kapal nelayan bertabrakan dengan kapal tanker berbobot 336 ton di perairan barat Korea Selatan (Korsel). Kapal nelayan langsung tenggelam setelah bertabrakan.
Pasukan Penjaga Pantai Korsel terus menggelar operasi penyelamatan dan pencarian dua orang yang hilang. Lima helikopter Angkatan Laut dan 19 kapal pasukan penjaga pantai serta kapal militer ikut dalam pencarian di Incheon, yang terletak dekat pulau Yeongheung.
“Saya memerintahkan segala upaya untuk mencari para korban yang hilang,” ungkap Presiden Korsel Moon Jae-in, dilansir Reuters.
Presiden Moon mendapatkan laporan insiden kecelakaan pada pukul 07.01 pagi dan memerintahkan Kepolisian Maritim dan Angkatan Laut untuk melakukan operasi penyelamatan.
Kapal sewaan yang biasanya digunakan untuk memancing, Seonchang-1, membawa 20 penumpang dan dua anak buah kapal (ABK) dalam sebuah tur memancing saat tabrakan terjadi.
Tujuh orang dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Kapten kapal memancing berukuran 10 ton itu masih hilang. Tidak ada laporan korban luka dari kru kapan tanker dengan ukuran 336-ton tersebut.
“Tim penyelamat menggunakan crane sekitar pukul 16.40 sore untuk mengangkat kapal yang tenggelam. Tapi, kita tidak menemukan dua orang yang hilang,” ungkap Kepala Pos Polisi Maritim Incheon Hwang Jun-hyun dilansir Korea Herald. “Kita akan melakukan pencarian hingga malam hari,” imbuhnya.
Kantor berita Korsel Yonhap mengatakan tabrakan terjadi sembilan menit setelah kapal berangkat dari pantai, kemungkinan ketika dua kapal itu bertemu di bawah sebuah jembatan. "Tidak ada masalah dengan kondisi cuaca, laporan pelayaran atau persiapan lainnya (pra-keberangkatan)," kata seorang petugas penjaga pantai yang tak disebutkan namanya dilansir BBC.
Petugas penjaga pantai telah menginterograsi beberapa ABK kapal tanker untuk menentukan penyebab tabrakan. "Kami akan menginvestigasi bagaimana kecelakaan terjadi,” tegas pasukan penjaga pantai.
Mereka juga menegaskan kapal sewaan yang tenggelam itu telah memiliki izin resmi untuk berlayar dari Pelabuhan Jindu di Yeongjongdo, pada kemarin pagi. Kapal sewaan tersebut juga tidak melanggar regulasi kemaritiman. “Semua penumpang juga mengenakan jaket pelampung,” ungkap mereka.
Para petugas penjaga pantai menyatakan jumlah korban diperkirakan akan bertambah. “Temperatur air yang dingin mungkin juga menyebabkan korban jiwa,” jelas petugas pantai.
Seorang korban selamat mengatakan kalau segala sesuatu terjadi dengan tiba-tiba. Para penumpang tidak mengetahui kalau ada kapal tanker yang mendekati mereka karena kondisi relatif berkabut pada pagi hari. “Tiba-tiba kapten kapal mengatakan kapal telah ditabrak. Kita pun tenggelam. Saya mengambang karena bertahan pada styrofoam sambil menunggu tim penyelamat,” ujar korban selamat yang tak disebutkan namanya.
Kecelakaan ini merupakan yang terburuk di Korea Selatan sejak insiden tur memancing di dekat pulau Jeju yang menyebabkan 15 orang tewas pada 2015 lalu. Setahun sebelumnya, sebuah kapal feri penumpang terbalik dan menyebabkan 300 orang meninggal, sebagian besar dari mereka anak-anak sekolah yang tengah piknik.
Kecelakaan tabrakan kapal semakin meningkat di Korsel dari tahun ke tahun. Pada 2016, terjadi 208 kecelakaan dan pada 2015 mencapai 206 insiden. Sepanjang tahun ini hingga Agustus tercatat 160 kecelakaan kapal yang didominasi tabrakan.
Ditambah lagi dengan jumlah kapal sewaan juga semakin bertambah banyak dan meningkat sebesar 15,9% dibandingkan tahun lalu. “Sebanyak 3,4 juta orang menggunakan jasa kapal sewaan,” ungkap Park Wan-joo dilansir Korea Times. (Andika Hendra)
Pasukan Penjaga Pantai Korsel terus menggelar operasi penyelamatan dan pencarian dua orang yang hilang. Lima helikopter Angkatan Laut dan 19 kapal pasukan penjaga pantai serta kapal militer ikut dalam pencarian di Incheon, yang terletak dekat pulau Yeongheung.
“Saya memerintahkan segala upaya untuk mencari para korban yang hilang,” ungkap Presiden Korsel Moon Jae-in, dilansir Reuters.
Presiden Moon mendapatkan laporan insiden kecelakaan pada pukul 07.01 pagi dan memerintahkan Kepolisian Maritim dan Angkatan Laut untuk melakukan operasi penyelamatan.
Kapal sewaan yang biasanya digunakan untuk memancing, Seonchang-1, membawa 20 penumpang dan dua anak buah kapal (ABK) dalam sebuah tur memancing saat tabrakan terjadi.
Tujuh orang dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Kapten kapal memancing berukuran 10 ton itu masih hilang. Tidak ada laporan korban luka dari kru kapan tanker dengan ukuran 336-ton tersebut.
“Tim penyelamat menggunakan crane sekitar pukul 16.40 sore untuk mengangkat kapal yang tenggelam. Tapi, kita tidak menemukan dua orang yang hilang,” ungkap Kepala Pos Polisi Maritim Incheon Hwang Jun-hyun dilansir Korea Herald. “Kita akan melakukan pencarian hingga malam hari,” imbuhnya.
Kantor berita Korsel Yonhap mengatakan tabrakan terjadi sembilan menit setelah kapal berangkat dari pantai, kemungkinan ketika dua kapal itu bertemu di bawah sebuah jembatan. "Tidak ada masalah dengan kondisi cuaca, laporan pelayaran atau persiapan lainnya (pra-keberangkatan)," kata seorang petugas penjaga pantai yang tak disebutkan namanya dilansir BBC.
Petugas penjaga pantai telah menginterograsi beberapa ABK kapal tanker untuk menentukan penyebab tabrakan. "Kami akan menginvestigasi bagaimana kecelakaan terjadi,” tegas pasukan penjaga pantai.
Mereka juga menegaskan kapal sewaan yang tenggelam itu telah memiliki izin resmi untuk berlayar dari Pelabuhan Jindu di Yeongjongdo, pada kemarin pagi. Kapal sewaan tersebut juga tidak melanggar regulasi kemaritiman. “Semua penumpang juga mengenakan jaket pelampung,” ungkap mereka.
Para petugas penjaga pantai menyatakan jumlah korban diperkirakan akan bertambah. “Temperatur air yang dingin mungkin juga menyebabkan korban jiwa,” jelas petugas pantai.
Seorang korban selamat mengatakan kalau segala sesuatu terjadi dengan tiba-tiba. Para penumpang tidak mengetahui kalau ada kapal tanker yang mendekati mereka karena kondisi relatif berkabut pada pagi hari. “Tiba-tiba kapten kapal mengatakan kapal telah ditabrak. Kita pun tenggelam. Saya mengambang karena bertahan pada styrofoam sambil menunggu tim penyelamat,” ujar korban selamat yang tak disebutkan namanya.
Kecelakaan ini merupakan yang terburuk di Korea Selatan sejak insiden tur memancing di dekat pulau Jeju yang menyebabkan 15 orang tewas pada 2015 lalu. Setahun sebelumnya, sebuah kapal feri penumpang terbalik dan menyebabkan 300 orang meninggal, sebagian besar dari mereka anak-anak sekolah yang tengah piknik.
Kecelakaan tabrakan kapal semakin meningkat di Korsel dari tahun ke tahun. Pada 2016, terjadi 208 kecelakaan dan pada 2015 mencapai 206 insiden. Sepanjang tahun ini hingga Agustus tercatat 160 kecelakaan kapal yang didominasi tabrakan.
Ditambah lagi dengan jumlah kapal sewaan juga semakin bertambah banyak dan meningkat sebesar 15,9% dibandingkan tahun lalu. “Sebanyak 3,4 juta orang menggunakan jasa kapal sewaan,” ungkap Park Wan-joo dilansir Korea Times. (Andika Hendra)
(nfl)