Lewat Surat, Bos CIA Kirim Peringatan ke Iran
A
A
A
WASHINGTON - Direktur badan intelijen Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo mengatakan, ia telah mengirimkan surat kepada petinggi militer Iran Mayjen Qassem Soleimani dan para pemimpin Iran. Dalam suratnya, Pompeo mengungkapkan keprihatinannya mengenai perilaku Iran yang semakin mengancam di Iran.
Berbicara di sebuah panel di Forum Pertahanan Nasional Reagan tahunan di Southern California, Pompeo mengatakan bahwa dia mengirim surat tersebut setelah komandan militer senior Iran tersebut mengindikasikan bahwa pasukan yang berada di bawah kendalinya dapat menyerang pasukan AS di Irak. Namun ia tidak menyebutkan kapan ia mengirimkan surat tersebut.
"Apa yang kami komunikasikan kepadanya dalam surat itu adalah bahwa kami akan menahannya dan Iran bertanggung jawab atas setiap serangan terhadap kepentingan Amerika di Irak oleh pasukan yang berada di bawah kendali mereka," ungkap Pompeo kepada panel tersebut.
"Kami ingin memastikan dia dan pimpinan di Iran mengerti dengan cara yang sangat jelas," tegasnya seperti dikutip dari Reuters, Minggu (3/12/2017).
Menurut Pompeo, Soleimani menolak untuk membuka surat tersebut. Soleimani merupakan komandan operasi asing untuk Garda Revolusi Iran.
Reuters melaporkan pada bulan Oktober bahwa Soleimani telah berulang kali memperingatkan para pemimpin Kurdi di Irak utara untuk mengundurkan diri dari kota minyak Kirkuk atau menghadapi serangan oleh pasukan Irak dan bersekutu dengan pejuang yang didukung Iran. Ia juga telah melakukan perjalanan ke wilayah Kurdistan Irak untuk bertemu dengan para pemimpin Kurdi.
Kehadiran Soleimani di garis depan menyoroti gejolak Teheran atas kebijakan di Irak, dan muncul saat Syiah Iran berusaha memenangkan perang proxy di Timur Tengah dengan saingan regionalnya dan sekaligu sekutu AS, Arab Saudi.
Sebuah koalisi yang dipimpin AS telah memerangi ISIS di Irak dan Suriah dan seringkali berada di dekat milisi sekutu Iran yang memerangi ISIS di sana.
"Anda hanya perlu melihat ke dalam beberapa minggu terakhir dan upaya orang-orang Iran untuk memberi pengaruh di Irak Utara selain tempat-tempat lain di Irak untuk melihat bahwa usaha Iran untuk menjadi kekuatan hegemoni di seluruh Timur Tengah terus meningkat," ungkap Pompeo
Kepala CIA itu mengatakan Arab Saudi telah bersedia untuk berbagi informasi intelijen dengan negara-negara Timur Tengah lainnya mengenai Iran dan ekstremisme Islam.
Pemerintah Israel mengatakan bulan lalu bahwa Israel memiliki kontak rahasia dengan Arab Saudi di tengah kekhawatiran umum mengenai Iran. Itu adalah pengungkapan pertama yang dilakukan seorang pejabat senior dari kedua negara yang telah lama dikabarkan memiliki hubungan rahasia.
"Kami telah melihat mereka bekerja sama dengan Israel untuk terus melawan terorisme di seluruh Timur Tengah, sejauh kita dapat terus mengembangkan hubungan dan pekerjaan di samping mereka - negara-negara Teluk dan Timur Tengah yang lebih luas kemungkinan akan lebih aman," tukas Pompeo.
Berbicara di sebuah panel di Forum Pertahanan Nasional Reagan tahunan di Southern California, Pompeo mengatakan bahwa dia mengirim surat tersebut setelah komandan militer senior Iran tersebut mengindikasikan bahwa pasukan yang berada di bawah kendalinya dapat menyerang pasukan AS di Irak. Namun ia tidak menyebutkan kapan ia mengirimkan surat tersebut.
"Apa yang kami komunikasikan kepadanya dalam surat itu adalah bahwa kami akan menahannya dan Iran bertanggung jawab atas setiap serangan terhadap kepentingan Amerika di Irak oleh pasukan yang berada di bawah kendali mereka," ungkap Pompeo kepada panel tersebut.
"Kami ingin memastikan dia dan pimpinan di Iran mengerti dengan cara yang sangat jelas," tegasnya seperti dikutip dari Reuters, Minggu (3/12/2017).
Menurut Pompeo, Soleimani menolak untuk membuka surat tersebut. Soleimani merupakan komandan operasi asing untuk Garda Revolusi Iran.
Reuters melaporkan pada bulan Oktober bahwa Soleimani telah berulang kali memperingatkan para pemimpin Kurdi di Irak utara untuk mengundurkan diri dari kota minyak Kirkuk atau menghadapi serangan oleh pasukan Irak dan bersekutu dengan pejuang yang didukung Iran. Ia juga telah melakukan perjalanan ke wilayah Kurdistan Irak untuk bertemu dengan para pemimpin Kurdi.
Kehadiran Soleimani di garis depan menyoroti gejolak Teheran atas kebijakan di Irak, dan muncul saat Syiah Iran berusaha memenangkan perang proxy di Timur Tengah dengan saingan regionalnya dan sekaligu sekutu AS, Arab Saudi.
Sebuah koalisi yang dipimpin AS telah memerangi ISIS di Irak dan Suriah dan seringkali berada di dekat milisi sekutu Iran yang memerangi ISIS di sana.
"Anda hanya perlu melihat ke dalam beberapa minggu terakhir dan upaya orang-orang Iran untuk memberi pengaruh di Irak Utara selain tempat-tempat lain di Irak untuk melihat bahwa usaha Iran untuk menjadi kekuatan hegemoni di seluruh Timur Tengah terus meningkat," ungkap Pompeo
Kepala CIA itu mengatakan Arab Saudi telah bersedia untuk berbagi informasi intelijen dengan negara-negara Timur Tengah lainnya mengenai Iran dan ekstremisme Islam.
Pemerintah Israel mengatakan bulan lalu bahwa Israel memiliki kontak rahasia dengan Arab Saudi di tengah kekhawatiran umum mengenai Iran. Itu adalah pengungkapan pertama yang dilakukan seorang pejabat senior dari kedua negara yang telah lama dikabarkan memiliki hubungan rahasia.
"Kami telah melihat mereka bekerja sama dengan Israel untuk terus melawan terorisme di seluruh Timur Tengah, sejauh kita dapat terus mengembangkan hubungan dan pekerjaan di samping mereka - negara-negara Teluk dan Timur Tengah yang lebih luas kemungkinan akan lebih aman," tukas Pompeo.
(ian)