Sebelum Membantai Jamaah Masjid, ISIS Peringati Warga Desa Sinai

Senin, 27 November 2017 - 01:41 WIB
Sebelum Membantai Jamaah...
Sebelum Membantai Jamaah Masjid, ISIS Peringati Warga Desa Sinai
A A A
KAIRO - ISIS sempat memperingatkan penduduk desa sebelum menyerang sebuah masjid yang menewaskan 305 orang pada Jumat lalu. Mereka meminta warga desa untuk berhenti berkolaborasi dengan pasukan keamanan. Kelompok ekstrimis itu juga meminta warga untuk menghentikan ritual yang berkaitan dengan kelompok Sufi.

Peringatan terakhir itu datang seminggu lalu. Mereka mengatakan kepada warga desa di al-Rawdah agar tidak mengadakan ritual Sufi pada 29-30 November untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Hal itu dikatakan warga dan pejabat yang bekerja untuk keamanan dan intelijen militer yang beroperasi di Sinai.

Operator lokal afiliasi ISIS di Sinai menganggap Sufi sebagai bidah yang harus dibunuh. Ahli pemberontakan Sinai Ahmed Saqr mengatakan militan secara terbuka telah mengidentifikasi masjid tersebut, yang juga berfungsi sebagai pusat Sufi, sebagai target bulan lalu.

"Pemilihan masjid Al-Rawdah sebagai target menimbulkan pertanyaan tentang mereka yang membaca, menganalisis dan mengantisipasi di badan keamanan kami, dan apakah ada yang bisa dilakukan untuk mencegah kengerian yang tak terhitung jumlahnya," tulis Saqr di akun Facebooknya seperti dikutip dari ABCnews.go, Senin (27/11/2017).

Seorang mahasiswa dari desa tersebut, Mohammed Ibrahim, mengatakan militan telah memperingatkan warga beberapa hari sebelum serangan Jumat untuk tidak berkolaborasi dengan pasukan keamanan. Peringatan tersebut menyusul penahanan tiga tersangka militan oleh penduduk desa tiga pekan lalu yang kemudian diserahkan ke pasukan keamanan.

"Militan juga membagikan selebaran beberapa kali untuk meminta penduduk desa agar tidak bekerja sama dengan pasukan keamanan dan untuk meninggalkan tasawuf," katanya.

Seorang penduduk Al-Rawdah lainnya, Mohammed Darwish, mengatakan militan menyerbu rumah pemimpin suku desa Sheikh Hussein al-Jerirr dua kali tahun ini.

"Mereka mengancamnya untuk tidak mengadakan pertemuan Sufi, dan pekan lalu, mereka naik sepeda motor dan meminta warga untuk tidak ikut serta dalam ritual sufi," ungkap Darwish.

Menurut angka resmi sebanyak 305 orang, termasuk 27 anak, tewas dalam salah satu serangan paling mematikan oleh ekstrimis Islam dalam sejarah modern Mesir. Serangan ini juga menyebabkan 128 orang terluka.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1007 seconds (0.1#10.140)