Siapakah Emmerson 'Si Buaya' Mnangagwa, Calon Suksesor Robert Mugabe?

Kamis, 23 November 2017 - 07:04 WIB
Siapakah Emmerson Si...
Siapakah Emmerson 'Si Buaya' Mnangagwa, Calon Suksesor Robert Mugabe?
A A A
HARARE - Nama Emmerson Mnangagwa dieluk-elukan rakyat Zimbabwe setelah kembali ke Tanah Airnya pasca lengsernya Presiden Robert Mugabe yang telah berkuasa selama 37 tahun. Mnangagwa terpaksa melarikan diri ke Afrika Selatan (Afsel) setelah dipecat sebagai Wakil Presiden oleh Mugabe pada awal bulan ini. Setelah kembali, ia pun lantas didaulat menjadi suksesor Mugabe. Lalu, siapakah Emmerson Mnangagwa? Berikut Sindonews sajikan profil pria yang dijuliki Si Buaya ini dari berbagai sumber.

Emmerson Mnangagwa lahir di Zvishavane, Zimbabwe pada 15 September 1942. Ia sejatinya adalah sekutu Mugabe selama 50 tahun sejak perjuangan pembebasan pra kemerdekaan Zimbabwe. Ia bergabung dengan peperangan melawan minoritas kulit putih saat masih remaja. Ia sempat dijatuhi hukuman mati karena meledakkan sebuah sebuah kereta pada 1965. Ketika diketahui ia baru berusia 21 tahun, ia malah dijatuhi hukuman 10 tahun penjara dengan orang-orang sezamannya, termasuk Mugabe.

Mnangagwa dibebaskan setelah menjalani hukuman dan dideportasi ke Zambia, di mana dia belajar hukum. Dia terus berhubungan dekat dengan Mugabe dan terpilih sebagai asisten khusus Mugabe pada tahun 1977, menjadi kepala divisi sipil dan militer ZANU-PF.

Setelah Zimbabwe memperoleh kemerdekaan pada tahun 1980 dan Mugabe menjadi perdana menteri, Mnangagwa ditunjuk sebagai menteri keamanan nasional pertama di negara itu.

Mugabe mengubah konstitusi dan menjadi presiden pada tahun 1987. Dari tahun 1988 sampai 2000, Mnangagwa menjabat sebagai menteri kehakiman, urusan hukum dan paramiliter, pemimpin DPR dan beberapa posisi lainnya untuk jangka pendek.

Ia mendapat julukan Buaya karena bertindak sebagai "eksekutor" bagi Mugabe. Julukan itu diberikan atas kekejamannya. Pendukungnya dikenal sebagai tim Lacoste karea gaya fashionnya yang menggunakan logo binatang reptil tersebut.

Para pendukung kelompok oposisi percaya bahwa Mnangagwa berperan penting dalam pembunuhan puluhan ribu warga sipil dari etnis minoritas Ndebele pada awal 1980-an saat Mugabe memutuskan untuk menghabisi partai yang menjadi pesaingnya, ZAPU. Mnangagwa diyakini menghabisi 4.000 orang yang dikubur dalam kuburan massal. Sejumlah sumber lain menyebut angka 20 ribu.

Ketika Mnangagwa kalah dalam pemilihan parlemen pada tahun 2000, Mugabe menunjuknya mendapatkan salah satu kursi yang tidak terpilih di parlemen, dan kemudian dia menjadi Ketua Parlemen.

Pada tahun 2008, dia dipercaya mendalangi kampanye kepresidenan Mugabe. Pemimpin oposisi Morgan Tsvangirai memenangkan putaran pertama pemilihan. Ratusan pendukung oposisi tewas dalam sebuah kampanye kekerasan yang disalahkan pada organisasi keamanan militer dan negara.

Tsvangirai mundur dari putaran kedua pemilihan. Mugabe terpilih kembali, dan Mnangagwa menjadi menteri pertahanan.

Setelah Mugabe memenangkan masa jabatan presiden yang lain pada tahun 2013, Mnangagwa ditunjuk sebagai wakil presiden.

Mnangagwa berhasil mewujudkan hubungan antara partai berkuasa, tentara dan negara. Ia memiliki kepercayaan yang kuat dan berpartisipasi dalam perjuangan bersenjata. Inilah sebabnya mengapa tentara menginginkan Mnangagwa sebagai suksesor dari Mugabe, bukan first lady Grace Mugabe.

Pada tanggal 6 November Mugabe memecat Mnangagwa dan menuduhnya merencanakan untuk mengambil alih kekuasaan, termasuk melalui sihir. Mnangagwa melarikan diri dari negara tersebut, mengatakan bahwa dia dan keluarganya telah diancam.

Sebuah keputusan yang harus dibayar mahal. Pihak militer bereaksi dan menggulingkan Mugabe serta membawa pulang Mnangagwa ke Zimbabwe untuk kemudian pada Jumat nanti dilantik sebagai Presiden negara itu yang baru.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8245 seconds (0.1#10.140)