Dokter Italia Klaim Berhasil Transplantasi Kepala Manusia Pertama di Dunia
A
A
A
WINA - Dokter kontroversial asal Italia, Sergio Canavero, mengklaim bahwa dia berhasil melakukan transplantasi kepala manusia pertama di dunia, meskipun dilakukan pada mayat. Canavero mengatakan transplantasi atau cangkok kepala pada manusia hidup kini sudah dekat.
Canavero membuat pengumuman luar biasa itu pada hari Jumat, dalam sebuah konferensi pers di Ibu Kota Austria, Wina.
Ahli saraf Italia tersebut mengatakan bahwa dia melakukan operasi anumerta di China. Menurutnya, teknik yang baru dikembangkan untuk menghubungkan kembali tulang belakang, saraf dan pembuluh darah, yang memungkinkan kepala dan tubuh bekerja bersamaan, sukses dilakukan.
”Transplantasi (kepala) manusia pertama pada mayat manusia telah dilakukan,” katanya.
”Transfer kepala penuh antara donor organ otak mati adalah tahap berikutnya. Dan itu adalah langkah terakhir untuk transplantasi kepala formal untuk kondisi medis yang akan segera terjadi,” ujarnya.
Prosedur yang berpotensi revolusioner, yang menurut Canavero sebelumnya akan terjadi pada bulan Desember 2017, adalah bahan fiksi ilmiah.
Beberapa lusin ahli bedah akan bekerja dengan Canavero karena dia akan secara simultan memutuskan chords tulang belakang donor (tubuh) dan penerima (kepala) dengan pisau, dalam apa yang diharapkan menjadi prosedur 24 jam.
Selama prosedur tersebut, otak penerima akan didinginkan sampai keadaan hipotermia untuk mencegah kematian karena tim ahli bedah melakukan tugas beratnya.
Canavero sebelumnya mengklaim bahwa pasien pertamanya akan menjadi orang China, terlepas dari kenyataan bahwa ketika dia pertama kali mengumumkan prosedurnya dua tahun yang lalu, dia telah memiliki relawan pertamanya.
Valery Spiridonov, seorang ilmuwan teknologi Rusia, telah bersedia menjadi relawan untuk cangkok kepala yang akan dilakukan Canavero. Spiridonov, penderita gangguan otot yang langka, percaya bahwa dia akan menerima tubuh baru secara utuh untuk hidup lebih lama.
”Teknologi ini mirip dengan manusia pertama yang berjalan di luar angkasa. Ini karena di masa depan akan membantu ribuan orang yang berada dalam keadaan yang jauh lebih menyedihkan daripada saya,” kata Spiridonov kepada Russia Today, yang dilansir Sabtu (18/11/2017).
Canavero sebelumnya juga pernah mengatakan bahwa rekannya dari China, Xiaoping Ren, telah berhasil melakukan transplantasi kepala hewan pada seekor monyet pada bulan Januari 2016. Menurut dokter Italia tersebut, monyet yang menjalani transplantasi kepala selamat tanpa cedera neurologis selama 20 jam sebelum diberi euthanasia karena alasan etis.
Canavero membuat pengumuman luar biasa itu pada hari Jumat, dalam sebuah konferensi pers di Ibu Kota Austria, Wina.
Ahli saraf Italia tersebut mengatakan bahwa dia melakukan operasi anumerta di China. Menurutnya, teknik yang baru dikembangkan untuk menghubungkan kembali tulang belakang, saraf dan pembuluh darah, yang memungkinkan kepala dan tubuh bekerja bersamaan, sukses dilakukan.
”Transplantasi (kepala) manusia pertama pada mayat manusia telah dilakukan,” katanya.
”Transfer kepala penuh antara donor organ otak mati adalah tahap berikutnya. Dan itu adalah langkah terakhir untuk transplantasi kepala formal untuk kondisi medis yang akan segera terjadi,” ujarnya.
Prosedur yang berpotensi revolusioner, yang menurut Canavero sebelumnya akan terjadi pada bulan Desember 2017, adalah bahan fiksi ilmiah.
Beberapa lusin ahli bedah akan bekerja dengan Canavero karena dia akan secara simultan memutuskan chords tulang belakang donor (tubuh) dan penerima (kepala) dengan pisau, dalam apa yang diharapkan menjadi prosedur 24 jam.
Selama prosedur tersebut, otak penerima akan didinginkan sampai keadaan hipotermia untuk mencegah kematian karena tim ahli bedah melakukan tugas beratnya.
Canavero sebelumnya mengklaim bahwa pasien pertamanya akan menjadi orang China, terlepas dari kenyataan bahwa ketika dia pertama kali mengumumkan prosedurnya dua tahun yang lalu, dia telah memiliki relawan pertamanya.
Valery Spiridonov, seorang ilmuwan teknologi Rusia, telah bersedia menjadi relawan untuk cangkok kepala yang akan dilakukan Canavero. Spiridonov, penderita gangguan otot yang langka, percaya bahwa dia akan menerima tubuh baru secara utuh untuk hidup lebih lama.
”Teknologi ini mirip dengan manusia pertama yang berjalan di luar angkasa. Ini karena di masa depan akan membantu ribuan orang yang berada dalam keadaan yang jauh lebih menyedihkan daripada saya,” kata Spiridonov kepada Russia Today, yang dilansir Sabtu (18/11/2017).
Canavero sebelumnya juga pernah mengatakan bahwa rekannya dari China, Xiaoping Ren, telah berhasil melakukan transplantasi kepala hewan pada seekor monyet pada bulan Januari 2016. Menurut dokter Italia tersebut, monyet yang menjalani transplantasi kepala selamat tanpa cedera neurologis selama 20 jam sebelum diberi euthanasia karena alasan etis.
(mas)