Seorang Perawat di Jerman Diduga Membunuh Lebih dari 100 Pasien RS
A
A
A
BERLIN - Seorang perawat di Jerman yang menjalani hukuman penjara seumur hidup karena membunuh dua pasien rumah sakit (RS), kini dicurigai telah membunuh lebih dari 100 pasien dengan cara overdosis obat.
Jaksa pengadilan di Jerman mengatakan, perawat bernama Niels Hoegel dicurigai membunuh lebih dari 100 pasien di dua RS tempat dia bekerja.
Hoegel sendiri pernah pernah membual; ”Saya memang salah satu pembunuh berantai terbesar".
Dalam sebuah penyelidikan, Hoegel diduga sengaja membuat para pasiennya overdosis obat bernama Gilurytmal. Dia selama ini mengesankan diri di depan rekan-rekannya berupaya menyelamatkan para pasien, namun banyak yang meninggal.
Hoegel, 40, sebelumnya diselidiki atas dugaan sengaja membunuh 38 pasien di Oldenburg dan 62 di Delmenhorst antara tahun 1999 dan 2005. Namun, dalam penyelidikan lebih lanjut, jumlah korban lebih banyak.
Penyelidik telah menggali lebih dari 100 mayat dari kuburan sebagai bagian dari penyelidikan. Jasad-jasad itu akan menjalani tes terkait obat yang diberikan Hoegel di klinik RS.
Detektif khawatir dia mungkin telah membunuh lebih banyak, tapi kebanyakan korban telah dikremasi, sehingga tidak mungkin penyidik membuktikannya. Jika terbukti bersalah, dia akan menjadi salah satu pembunuh berantai terburuk di Jerman.
Gaby Luebben, pengacara yang mewakili lebih dari 70 kerabat pasien Hoegel, menyampaikan harapan para kerabat korban.”Mereka berharap persidangan akan segera dimulai,” ujar Lueben, seperti dikutip Daily Mirror, Jumat (10/11/2017).
Hoegel ditangkap oleh seorang rekannya saat dia memberikan obat kepada pasien pada tahun 2005. Hoegel kemudian mengklaim bahwa dia salah satu pembunuh paling produktif di negara itu.
“Saya memang salah satu pembunuh berantai terbesar,” tulis Hoegel dalam salah satu suratnya. ”Saya menyukai pekerjaan saya, hal yang paling indah adalah berurusan dengan orang, saya bisa berbicara dengan mereka, tertawa bersama mereka dan mendukung mereka dalam masa-masa sulit,” lanjut surat perawat tersebut.
Perawat ini telah menikah dan memiliki anak perempuan. “Saya memiliki segalanya, namun, saya gagal, saya telah membiarkan kejahatan dan kematian terlalu sering, meskipun sebenarnya kematian adalah musuh saya yang dibenci,” imbuh surat Hoegel.
Jaksa pengadilan di Jerman mengatakan, perawat bernama Niels Hoegel dicurigai membunuh lebih dari 100 pasien di dua RS tempat dia bekerja.
Hoegel sendiri pernah pernah membual; ”Saya memang salah satu pembunuh berantai terbesar".
Dalam sebuah penyelidikan, Hoegel diduga sengaja membuat para pasiennya overdosis obat bernama Gilurytmal. Dia selama ini mengesankan diri di depan rekan-rekannya berupaya menyelamatkan para pasien, namun banyak yang meninggal.
Hoegel, 40, sebelumnya diselidiki atas dugaan sengaja membunuh 38 pasien di Oldenburg dan 62 di Delmenhorst antara tahun 1999 dan 2005. Namun, dalam penyelidikan lebih lanjut, jumlah korban lebih banyak.
Penyelidik telah menggali lebih dari 100 mayat dari kuburan sebagai bagian dari penyelidikan. Jasad-jasad itu akan menjalani tes terkait obat yang diberikan Hoegel di klinik RS.
Detektif khawatir dia mungkin telah membunuh lebih banyak, tapi kebanyakan korban telah dikremasi, sehingga tidak mungkin penyidik membuktikannya. Jika terbukti bersalah, dia akan menjadi salah satu pembunuh berantai terburuk di Jerman.
Gaby Luebben, pengacara yang mewakili lebih dari 70 kerabat pasien Hoegel, menyampaikan harapan para kerabat korban.”Mereka berharap persidangan akan segera dimulai,” ujar Lueben, seperti dikutip Daily Mirror, Jumat (10/11/2017).
Hoegel ditangkap oleh seorang rekannya saat dia memberikan obat kepada pasien pada tahun 2005. Hoegel kemudian mengklaim bahwa dia salah satu pembunuh paling produktif di negara itu.
“Saya memang salah satu pembunuh berantai terbesar,” tulis Hoegel dalam salah satu suratnya. ”Saya menyukai pekerjaan saya, hal yang paling indah adalah berurusan dengan orang, saya bisa berbicara dengan mereka, tertawa bersama mereka dan mendukung mereka dalam masa-masa sulit,” lanjut surat perawat tersebut.
Perawat ini telah menikah dan memiliki anak perempuan. “Saya memiliki segalanya, namun, saya gagal, saya telah membiarkan kejahatan dan kematian terlalu sering, meskipun sebenarnya kematian adalah musuh saya yang dibenci,” imbuh surat Hoegel.
(mas)