Diminta Milisi Pro-Baghdad Mundur dari Kirkuk, Kurdi Melawan
A
A
A
KIRKUK - Pasukan Kurdi atau Peshmerga menolak sebuah peringatan dari pasukan paramiliter Irak untuk mundur dari persimpangan strategis di selatan kota kaya minyak Kirkuk. Pemerintah Kurdi Irak (KRG) mengerahkan ribuan personel Peshmerga ke Kirkuk untuk menghalau serangan yang mungkin akan dilakukan oleh Baghdad dan milisi pendukungnya.
Kelompok milisi pro-Baghdad, yang dikenal dengan nama "Popular Mobilisation", mendesak Peshmerga untuk meninggalkan sebuah wilayah di utara persimpangan Maktab Khalid, di Kirkuk.
"Wilayah tersebut merupakan akses kunci ke pangkalan udara dan beberapa ladang minyak yang berada di wilayah Kirkuk. Kota dan sekitarnya, termasuk ladang minyak, berada di bawah kendali Kurdi," kata seorang pejabat KRG, seperti dilansir Reuters pada Minggu (15/10).
Kelompok milisi dikabarkan memberikan waktu hingga tengah malam tadi waktu setempat, atau hingga Minggu pagi waktu Indonesia. Namun, meskipun tenggat waktu sudah lewat, sejauh ini belum ada bentrokan yang dilaporkan antara KRG dan "Popular Mobilisation".
KRG dan pemerintah Irak telah berselisih sejak referendum kemerdekaan Kurdi yang diadakan bulan lalu di Irak utara. Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi telah berulang kali menyatakan dia tidak ingin berperang dengan KRG.
Kirkuk, sebuah kota berpenduduk lebih dari satu juta orang, sejatinya berada di luar wilayah KRG. Namun, pasukan Peshmerga ditempatkan di sana pada tahun 2014 ketika pasukan keamanan Irak mengalami kekalahan telak atas ISIS. Peshmerga mencegah ladang minyak Kirkuk jatuh ke tangan ISIS.
Kelompok milisi pro-Baghdad, yang dikenal dengan nama "Popular Mobilisation", mendesak Peshmerga untuk meninggalkan sebuah wilayah di utara persimpangan Maktab Khalid, di Kirkuk.
"Wilayah tersebut merupakan akses kunci ke pangkalan udara dan beberapa ladang minyak yang berada di wilayah Kirkuk. Kota dan sekitarnya, termasuk ladang minyak, berada di bawah kendali Kurdi," kata seorang pejabat KRG, seperti dilansir Reuters pada Minggu (15/10).
Kelompok milisi dikabarkan memberikan waktu hingga tengah malam tadi waktu setempat, atau hingga Minggu pagi waktu Indonesia. Namun, meskipun tenggat waktu sudah lewat, sejauh ini belum ada bentrokan yang dilaporkan antara KRG dan "Popular Mobilisation".
KRG dan pemerintah Irak telah berselisih sejak referendum kemerdekaan Kurdi yang diadakan bulan lalu di Irak utara. Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi telah berulang kali menyatakan dia tidak ingin berperang dengan KRG.
Kirkuk, sebuah kota berpenduduk lebih dari satu juta orang, sejatinya berada di luar wilayah KRG. Namun, pasukan Peshmerga ditempatkan di sana pada tahun 2014 ketika pasukan keamanan Irak mengalami kekalahan telak atas ISIS. Peshmerga mencegah ladang minyak Kirkuk jatuh ke tangan ISIS.
(esn)