Mengenal 'Princess' Korut, Orang Kuat Baru Pilihan Kim Jong-un
A
A
A
PYONGYANG - Kim Yo-jong, nama salah satu tokoh kuat baru di Korea Utara (Korut) yang baru berumur 28 tahun. Dia adalah adik diktator muda Kim Jong-un yang telah dipromosikan sang kakak menjadi anggota utama politbiro Partai Buruh, partai berkuasa di Korut.
Setiap ide “princess” Pyongyang ini akan diperhitungkan dalam penentuan kebijakan penting di negeri yang gencar mengembangkan senjata nuklir ini.
Kim Yo-jong adalah wanita kedua di keluarga Kim yang mengisi keanggotaan politbiro Partai Buruh. Sebelum dia, ada Kim Kyong-hui, bibi Kim Jong-un, yang suaminya; Jang Shong-thaek, dieksekusi beberapa tahun lalu atas tuduhan korupsi.
Sebagai pemimpin muda Korut, Kim Jong-un, dianggap sebagai sosok paranoid termasuk dengan para kerabatnya sendiri. Diktator yang baru berusia sekitar 30-an tahun ini selalu khawatir digulingkan oleh kerabat yang berkhianat.
Kakak tirinya, Kim Jong-nam, 46, yang tewas diserang racun VX di Kuala Lumpur Februari lalu adalah salah satu kerabat yang disingkirkan rezim Kim Jong-un karena dituduh merencanakan kudeta saat berada di pengasingan di China.
”Karena dia (Kim Yo-jong) perempuan, Kim Jong-un sepertinya tidak melihatnya sebagai ancaman dan tantangan bagi kepemimpinannya,” kata Moon Hong-sik, peneliti utama Institute for National Security Strategy di Seoul, seperti dikutip Reuters, Senin (9/10/2017).
“Seperti kata pepatah 'darah lebih tebal dari air,' Kim Jong-un berpikir Kim Yo-jong bisa dipercaya,” katanya lagi.
Berbeda dengan bibinya, yang dipromosikan ke politbiro pada 2012 setelah mengabdi lebih dari tiga dekade di partai tersebut, Kim Yo-jong telah bangkit untuk berkuasa dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sang bibi, Kim Kyong-hui belum terlihat sejak suaminya, Jang Song-thaek—pernah dianggap sebagai pemimpin nomor dua di Pyongyang—dieksekusi pada tahun 2013.
Badan mata-mata Korea Selatan percaya bahwa Kim Kyong-hui sekarang berada di tempat terpencil di dekat Pyongyang karena menjalani perawatan untuk sebuah penyakit yang tidak teridentifikasi. Data intelijen Korea Selatan itu diungkap dalam briefing di parlemen Agustus lalu.
Kim Yo-jong, salah satu tokoh kuat baru hasil “nopotisme” Kim Jong-un, dikenal sebagai perempuan yang berpakaian rapi. Dia pernah muncul ke publik pada Desember 2011 dengan rambut ditarik ala ekor kuda dan mengenakan busana serta sepatu hitam.
Sejak saat itu, sang “princes” Korut ini beberapa kali tampil dengan kakaknya. Salah satunya mengumbar tawa saat konser, mengendarai kuda putih, dan tersenyum saat ia menerima bunga atas namanya di kantor kenegaraan.
Kepribadian mudanya dan ceria yang terlihat di media pemerintah sangat berbeda dengan para jenderal yang biasanya muram dan tua yang selalu mengikuti Kim Jong-un dalam tugas resminya.
Pada sebuah parade militer besar-besaran pada bulan April untuk memperingati 100 tahun kelahiran pendiri Korut, Kim Il-sung, dia terlihat bergegas keluar dari balik pilar untuk membawa dokumen untuk kakaknya. Pada bulan yang sama, dia berdiri di samping Kim Jong-un saat upacara persemian sebuah proyek konstruksi di Pyongyang.
Pada bulan Maret 2016, perempuan muda ini juga pernah menemani Kim Jong-un ke sebuah acara jamuan untuk para ilmuwan nuklir, di mana sang diktator muda Pyongyang mengklaim berhasil membuat miniatur hulu ledak nuklir.
”Penyertaan Kim Yo-jong secara resmi di klub eksklusif 30 pemimpin kuat pembuat kebijakan Korea Utara berarti perannya di dalam rezim akan diperluas lebih jauh,” kata Cheong Seong-chang, peneliti senior di Institut Sejong, di Seoul.
Selain usianya, sangat sedikit yang diketahui tentang Kim Yo-jong. Dia diidentifikasi secara publik untuk pertama kalinya pada bulan Februari 2011 ketika sebuah stasiun televisi Korea Selatan menyorotnya di sebuah konser Eric Clapton di Singapura dengan saudaranya yang lain, Kim Jong-chol.
Mereka berdua bersama Kim Jong-un pernah bersekolah di Swiss. Mereka bertiga adalah saudara kandung dari ayah Kim Jong-il.
Kim Jong-chol, putra tertua Kim Jong-il, tidak melibatkan dirinya dalam dunia politik dan menjalani kehidupan yang tenang di Pyongyang. Menurut mantan diplomat Korut untuk Inggris yang membelot, Thae Yong Ho, Kim Jong-chol lebih asyik bermain gitar dengan band-nya.
Pada tahun 2014, Kim Yo-jong menjadi Wakil Direktur Propaganda Partai Buruh dan Departemen Agitasi, yang menangani propaganda ideologis melalui media, seni dan budaya.
Posisi tersebut membuat Departemen Keuangan AS memasukkannya ke dalam daftar hitam sanksi bersama enam pejabat Korut lainnya pada bulan Januari lalu. Dia dianggap bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia yang parah dan penyensoran perilaku rezim Kim Jong-un yang dianggap tidak berperikemanusiaan dan menindas.
Setiap ide “princess” Pyongyang ini akan diperhitungkan dalam penentuan kebijakan penting di negeri yang gencar mengembangkan senjata nuklir ini.
Kim Yo-jong adalah wanita kedua di keluarga Kim yang mengisi keanggotaan politbiro Partai Buruh. Sebelum dia, ada Kim Kyong-hui, bibi Kim Jong-un, yang suaminya; Jang Shong-thaek, dieksekusi beberapa tahun lalu atas tuduhan korupsi.
Sebagai pemimpin muda Korut, Kim Jong-un, dianggap sebagai sosok paranoid termasuk dengan para kerabatnya sendiri. Diktator yang baru berusia sekitar 30-an tahun ini selalu khawatir digulingkan oleh kerabat yang berkhianat.
Kakak tirinya, Kim Jong-nam, 46, yang tewas diserang racun VX di Kuala Lumpur Februari lalu adalah salah satu kerabat yang disingkirkan rezim Kim Jong-un karena dituduh merencanakan kudeta saat berada di pengasingan di China.
”Karena dia (Kim Yo-jong) perempuan, Kim Jong-un sepertinya tidak melihatnya sebagai ancaman dan tantangan bagi kepemimpinannya,” kata Moon Hong-sik, peneliti utama Institute for National Security Strategy di Seoul, seperti dikutip Reuters, Senin (9/10/2017).
“Seperti kata pepatah 'darah lebih tebal dari air,' Kim Jong-un berpikir Kim Yo-jong bisa dipercaya,” katanya lagi.
Berbeda dengan bibinya, yang dipromosikan ke politbiro pada 2012 setelah mengabdi lebih dari tiga dekade di partai tersebut, Kim Yo-jong telah bangkit untuk berkuasa dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sang bibi, Kim Kyong-hui belum terlihat sejak suaminya, Jang Song-thaek—pernah dianggap sebagai pemimpin nomor dua di Pyongyang—dieksekusi pada tahun 2013.
Badan mata-mata Korea Selatan percaya bahwa Kim Kyong-hui sekarang berada di tempat terpencil di dekat Pyongyang karena menjalani perawatan untuk sebuah penyakit yang tidak teridentifikasi. Data intelijen Korea Selatan itu diungkap dalam briefing di parlemen Agustus lalu.
Kim Yo-jong, salah satu tokoh kuat baru hasil “nopotisme” Kim Jong-un, dikenal sebagai perempuan yang berpakaian rapi. Dia pernah muncul ke publik pada Desember 2011 dengan rambut ditarik ala ekor kuda dan mengenakan busana serta sepatu hitam.
Sejak saat itu, sang “princes” Korut ini beberapa kali tampil dengan kakaknya. Salah satunya mengumbar tawa saat konser, mengendarai kuda putih, dan tersenyum saat ia menerima bunga atas namanya di kantor kenegaraan.
Kepribadian mudanya dan ceria yang terlihat di media pemerintah sangat berbeda dengan para jenderal yang biasanya muram dan tua yang selalu mengikuti Kim Jong-un dalam tugas resminya.
Pada sebuah parade militer besar-besaran pada bulan April untuk memperingati 100 tahun kelahiran pendiri Korut, Kim Il-sung, dia terlihat bergegas keluar dari balik pilar untuk membawa dokumen untuk kakaknya. Pada bulan yang sama, dia berdiri di samping Kim Jong-un saat upacara persemian sebuah proyek konstruksi di Pyongyang.
Pada bulan Maret 2016, perempuan muda ini juga pernah menemani Kim Jong-un ke sebuah acara jamuan untuk para ilmuwan nuklir, di mana sang diktator muda Pyongyang mengklaim berhasil membuat miniatur hulu ledak nuklir.
”Penyertaan Kim Yo-jong secara resmi di klub eksklusif 30 pemimpin kuat pembuat kebijakan Korea Utara berarti perannya di dalam rezim akan diperluas lebih jauh,” kata Cheong Seong-chang, peneliti senior di Institut Sejong, di Seoul.
Selain usianya, sangat sedikit yang diketahui tentang Kim Yo-jong. Dia diidentifikasi secara publik untuk pertama kalinya pada bulan Februari 2011 ketika sebuah stasiun televisi Korea Selatan menyorotnya di sebuah konser Eric Clapton di Singapura dengan saudaranya yang lain, Kim Jong-chol.
Mereka berdua bersama Kim Jong-un pernah bersekolah di Swiss. Mereka bertiga adalah saudara kandung dari ayah Kim Jong-il.
Kim Jong-chol, putra tertua Kim Jong-il, tidak melibatkan dirinya dalam dunia politik dan menjalani kehidupan yang tenang di Pyongyang. Menurut mantan diplomat Korut untuk Inggris yang membelot, Thae Yong Ho, Kim Jong-chol lebih asyik bermain gitar dengan band-nya.
Pada tahun 2014, Kim Yo-jong menjadi Wakil Direktur Propaganda Partai Buruh dan Departemen Agitasi, yang menangani propaganda ideologis melalui media, seni dan budaya.
Posisi tersebut membuat Departemen Keuangan AS memasukkannya ke dalam daftar hitam sanksi bersama enam pejabat Korut lainnya pada bulan Januari lalu. Dia dianggap bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia yang parah dan penyensoran perilaku rezim Kim Jong-un yang dianggap tidak berperikemanusiaan dan menindas.
(mas)