Menlu Retno: Yordania Mitra dalam Menyuarakan Islam Rahmatan lil'Alamin
A
A
A
AMMAN - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyatakan, Yordania adalah mitra alami Indonesia dalam menyuarakan Islam Rahmatan lil'Alamin. Hal itu disampaikan Retno saat melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, di Amman, Yordania.
“Sebagai negara yang pluralis dan moderat, Yordania adalah mitra alami dalam menyuarakan Islam Rahmatan lil’Alamiin," kata Retno, seperti tertuang dalam siaran pers Kementerian Luar Negeri Indonesia yang diterima Sindonews pada Rabu (4/10).
Retno menyampaikan, banyak negara Islam yang saat ini belum sepenuhnya dapat memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Kedua Menlu berpandangan, bahwa konflik dalam negeri maupun antar sesama negara Islam, selama ini membatasi mereka untuk dapat memajukan umatnya. Dalam kaitan ini, kedua Menlu sepakat pentingnya peningkatan kerja sama, baik secara bilateral maupun bersama negara Islam lainnya, untuk memanfaatkan potensi bersama dalam mensejahterakan umat.
"Indonesia dan Yordania sebagai dua negara, dimana Islam, pluralisme dan demokrasi berjalan berdampingan, harus dapat menyuarakan Islam Rahmatan lil' Alamin dan memajukan kesejahteraan umat," ucap Retno.
Dalam pertemuan itu, keduanya juga membahas mengenai kerja sama bilateral kedua negara. Retno menyampaikan, bahwa kerja sama ekonomi kedua negara masih terbuka lebar. Nilai perdagangan tahun 2016 hanya mencampai US$ 256.4 juta dan hampir tidak berbeda dibanding tahun 2015. Kedua Menlu sepakat perlunya segera mengambil langkah untuk mengubah situasi ini.
Selain mengurangi berbagai hambatan perdagangan, diversifikasi produk perdagangan kedua negara juga perlu untuk terus didorong. Indonesia memiliki produk industri strategis yang sangat kompetitif, antara lain seperti pesawat, kapal dan senjata. “Indonesia memiliki keunggulan di berbagai produk industri strategis yang dapat dimanfaatkan oleh Yordania,” ucap Retno.
Hubungan diplomatik kedua negara dimulai pada tahun 1950. Kedutaan besar Indonesia di Amman, Yordania dibuka sejak tahun 1985 sementara Yordania membuka kedutaannya di Jakarta pada bulan November 1986. Nilai perdagangan Indonesia-Yordania tercatat pada 2016 kurang lebih sama dengan tahun 2015 yaitu USD 256 juta, dengan peningkatan USD 25.000 pada 2016. Sementara itu, nilai perdagangan selama periode Januari-Juni 2017 meningkat 6,88% dibanding periode yang sama tahun 2016.
Jumlah wisatawan Yordania yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2016 tercatat sebanyak 4.806 orang. Sedangkan jumlah WNI yang berkunjung ke Yordania pada tahun 2016 sebanyak 70.000 orang. Jumlah WNI di Yordania tercatat sebanyak 4.157 orang.
“Sebagai negara yang pluralis dan moderat, Yordania adalah mitra alami dalam menyuarakan Islam Rahmatan lil’Alamiin," kata Retno, seperti tertuang dalam siaran pers Kementerian Luar Negeri Indonesia yang diterima Sindonews pada Rabu (4/10).
Retno menyampaikan, banyak negara Islam yang saat ini belum sepenuhnya dapat memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Kedua Menlu berpandangan, bahwa konflik dalam negeri maupun antar sesama negara Islam, selama ini membatasi mereka untuk dapat memajukan umatnya. Dalam kaitan ini, kedua Menlu sepakat pentingnya peningkatan kerja sama, baik secara bilateral maupun bersama negara Islam lainnya, untuk memanfaatkan potensi bersama dalam mensejahterakan umat.
"Indonesia dan Yordania sebagai dua negara, dimana Islam, pluralisme dan demokrasi berjalan berdampingan, harus dapat menyuarakan Islam Rahmatan lil' Alamin dan memajukan kesejahteraan umat," ucap Retno.
Dalam pertemuan itu, keduanya juga membahas mengenai kerja sama bilateral kedua negara. Retno menyampaikan, bahwa kerja sama ekonomi kedua negara masih terbuka lebar. Nilai perdagangan tahun 2016 hanya mencampai US$ 256.4 juta dan hampir tidak berbeda dibanding tahun 2015. Kedua Menlu sepakat perlunya segera mengambil langkah untuk mengubah situasi ini.
Selain mengurangi berbagai hambatan perdagangan, diversifikasi produk perdagangan kedua negara juga perlu untuk terus didorong. Indonesia memiliki produk industri strategis yang sangat kompetitif, antara lain seperti pesawat, kapal dan senjata. “Indonesia memiliki keunggulan di berbagai produk industri strategis yang dapat dimanfaatkan oleh Yordania,” ucap Retno.
Hubungan diplomatik kedua negara dimulai pada tahun 1950. Kedutaan besar Indonesia di Amman, Yordania dibuka sejak tahun 1985 sementara Yordania membuka kedutaannya di Jakarta pada bulan November 1986. Nilai perdagangan Indonesia-Yordania tercatat pada 2016 kurang lebih sama dengan tahun 2015 yaitu USD 256 juta, dengan peningkatan USD 25.000 pada 2016. Sementara itu, nilai perdagangan selama periode Januari-Juni 2017 meningkat 6,88% dibanding periode yang sama tahun 2016.
Jumlah wisatawan Yordania yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2016 tercatat sebanyak 4.806 orang. Sedangkan jumlah WNI yang berkunjung ke Yordania pada tahun 2016 sebanyak 70.000 orang. Jumlah WNI di Yordania tercatat sebanyak 4.157 orang.
(esn)