Polisi Ungkap Identitas Pelaku Penembakan Las Vegas
A
A
A
WASHINGTON - Pihak kepolisian Las Vegas mengungkap identitas pelaku penembakan di sebuah festival musik di kota tersebut. Pelaku diketahui seorang pria berusia 63 tahun bernama Stephen Paddock.
"Tersangka bernama Stephen Paddock lahir pada 4 September 1953. Mengenai latar belakang sejarahnya, kami belum menyelesaikan bagian penyelidikan itu, namun kami menemukan banyak senjata api di ruangan yang dia tempati," kata Sheriff dari Departemen Kepolisian Metropolitan Las Vegas Joseph Lombardo, seperti dilansir Sputnik pada Senin (2/10).
Serangan yang dilakukan Paddock siang tadi, atau Minggu malam waktu setempat dilaporkan telah menewaskan setidaknya 50 orang. Serangan tersebut juga telah melakukan hampir 200 orang.
Jika jumlah korban tersebut telah terverfikasi, maka ini akan menjadi penembakan paling mematikan dalam sejarah AS, melewati korban penembakan yang terjadi di Orlando pada awal tahun ini. Dalam penembakan di Orlando, setidaknya 49 tewas dan puluhan lainnya menderita luka-luka.
Sementara itu sebelumnya, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa dia merasa ngeri dengan sebuah serangan tersebut. Dalam sebuah pernyataan, Johnson turut menyampaikan ucapan belasungkawa kepada seluruh korban dalam serangan tersebut, dan mendoakan mereka yang terluka untuk segera pulih.
"Tersangka bernama Stephen Paddock lahir pada 4 September 1953. Mengenai latar belakang sejarahnya, kami belum menyelesaikan bagian penyelidikan itu, namun kami menemukan banyak senjata api di ruangan yang dia tempati," kata Sheriff dari Departemen Kepolisian Metropolitan Las Vegas Joseph Lombardo, seperti dilansir Sputnik pada Senin (2/10).
Serangan yang dilakukan Paddock siang tadi, atau Minggu malam waktu setempat dilaporkan telah menewaskan setidaknya 50 orang. Serangan tersebut juga telah melakukan hampir 200 orang.
Jika jumlah korban tersebut telah terverfikasi, maka ini akan menjadi penembakan paling mematikan dalam sejarah AS, melewati korban penembakan yang terjadi di Orlando pada awal tahun ini. Dalam penembakan di Orlando, setidaknya 49 tewas dan puluhan lainnya menderita luka-luka.
Sementara itu sebelumnya, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa dia merasa ngeri dengan sebuah serangan tersebut. Dalam sebuah pernyataan, Johnson turut menyampaikan ucapan belasungkawa kepada seluruh korban dalam serangan tersebut, dan mendoakan mereka yang terluka untuk segera pulih.
(esn)