Soal Kasus Pemukulan Terhadap WNI, Ini Kata KBRI Seoul
A
A
A
SEOUL - Kepala Fungsi Penerangan Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) Seoul, Korea Selatan (Korsel), M. Aji Surya angkat bicara mengenai kabar pemukulan terhadap seorang warga negara Indonesia (WNI) di Seoul. WNI yang diketahui bernama Jessica Setia itu dipukul oleh seorang penjaga kelab malam pada akhir pekan lalu.
Aji menuturkan, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Jesica dan juga sudah melakukan komunikasi dengan orang tua Jesica. Dalam komunikasi itu, lanjut Aji, KBRI memastikan akan terus memberikan pendampingan kepada Jesica.
"Sejak hari Minggu (3/8), KBRI Seoul sudah terus menangani masalah ini. Komunikasi dengan yang bersangkutan, termsuk para pihak dan polisi. Bahkan hari ini kita juga sudah bicara dengan orang tua Jessica. KBRI akan terus melakukan Pendampingan dalam arti luas. Kita juga memantau agar masalah ini bisa diselesaikan segera dan tidak meluas," kata Aji melalui pernyataan tertulis kepada awak media pada Senin (4/9).
"Kita ingin yang bersangkutan untuk bisa kembali kuliah dengan tenang. Kita juga mengimbau kepada warga Indonesia di Korea agar tetap berhati-hati dan kontak KBRI manakala ada masalah yang dihadapi," sambungnya.
Dia lalu menuturkan, kondisi Jesica saat ini sudah membaik, dan sudah mulai tenang. Aji menyebut, berdasarkan informasi terbaru yang ia dapat, Jesica sudah mulai kembali kuliah.
"Kita masih dalam proses untuk komunikasi dengan para pihak terkait. Sejauh ini belum ada pembicaraan sampai legal formal. Masih terlalu dini. kita ingin ada penyelesaian yang adil, namun mengedepankan kebersamaan. Semoga ada jalan keluar yang terbaik," ungkapnya.
Aji menambahkan, aksi kekerasan terhadap WNI sejatinya adalah hal yang jarang terjadi di Korsel, terlebih bila kekerasan itu didasari oleh rasisme. "Sejauh ini secara umum 40 ribu WNI di Korsel mendapatkan perlakuan yang baik. Ada satu dua kasus, tapi tidak bisa dipakai untuk pengambilan kesimpulan," tukasnya.
Aji menuturkan, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Jesica dan juga sudah melakukan komunikasi dengan orang tua Jesica. Dalam komunikasi itu, lanjut Aji, KBRI memastikan akan terus memberikan pendampingan kepada Jesica.
"Sejak hari Minggu (3/8), KBRI Seoul sudah terus menangani masalah ini. Komunikasi dengan yang bersangkutan, termsuk para pihak dan polisi. Bahkan hari ini kita juga sudah bicara dengan orang tua Jessica. KBRI akan terus melakukan Pendampingan dalam arti luas. Kita juga memantau agar masalah ini bisa diselesaikan segera dan tidak meluas," kata Aji melalui pernyataan tertulis kepada awak media pada Senin (4/9).
"Kita ingin yang bersangkutan untuk bisa kembali kuliah dengan tenang. Kita juga mengimbau kepada warga Indonesia di Korea agar tetap berhati-hati dan kontak KBRI manakala ada masalah yang dihadapi," sambungnya.
Dia lalu menuturkan, kondisi Jesica saat ini sudah membaik, dan sudah mulai tenang. Aji menyebut, berdasarkan informasi terbaru yang ia dapat, Jesica sudah mulai kembali kuliah.
"Kita masih dalam proses untuk komunikasi dengan para pihak terkait. Sejauh ini belum ada pembicaraan sampai legal formal. Masih terlalu dini. kita ingin ada penyelesaian yang adil, namun mengedepankan kebersamaan. Semoga ada jalan keluar yang terbaik," ungkapnya.
Aji menambahkan, aksi kekerasan terhadap WNI sejatinya adalah hal yang jarang terjadi di Korsel, terlebih bila kekerasan itu didasari oleh rasisme. "Sejauh ini secara umum 40 ribu WNI di Korsel mendapatkan perlakuan yang baik. Ada satu dua kasus, tapi tidak bisa dipakai untuk pengambilan kesimpulan," tukasnya.
(esn)