Presiden Iran Minta Saudi Berhenti Dukung Teroris
A
A
A
TEHERAN - Presiden Iran Hassan Rouhani menuduh Arab Saudi mendukung teroris dalam perang Yaman. Rouhani lalu mendesak Saudi untuk secepatnya menarik dukungan terhadap kelompok teroris di negara tersebut.
Dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi setempat, Rouhani menyatakan, keputusan Saudi untuk mendukung apa yang dia sebut kelompok teroris di Yaman adalah rintangan terbesar dalam perbaikan hubungan kedua negara.
"Intervensi Arab Saudi di Yaman, dan dukungan mereka terhadap teroris di Yaman, dan Suriah merupakan rintangan utama untuk memperbaiki hubungan antara Teheran dan Riyadh. Arab Saudi harus menghentikan dukungan teroris," kata Rouhani, seperti dilansir Al Jazeera pada Rabu (30/8).
Sementara itu, dalam pidatonya, Rouhani juga membahas kesepakatan nuklir Iran, dan mengatakan bahwa Teheran akan terus menghormati keputusan tersebut. Namun, dia menolak gagasan inspeksi di lokasi militernya, yang disuarkan oleh Amerika Serikat (AS), dan mengatakan inspeksi tersebut tidak diwajibkan berdasarkan kesepakatan dengan kekuatan dunia.
"Komitmen kami kepada dunia sudah jelas. Hubungan kita dengan Asosiasi Energi Atom Internasional (IAEA) didefinisikan oleh peraturan, bukan oleh AS. Saya melihatnya tidak mungkin IAEA akan menerima permintaan untuk inspeksi, tapi biarpun mereka menerimanya, kami akan tetap menolak hal itu," imbuhnya.
Dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi setempat, Rouhani menyatakan, keputusan Saudi untuk mendukung apa yang dia sebut kelompok teroris di Yaman adalah rintangan terbesar dalam perbaikan hubungan kedua negara.
"Intervensi Arab Saudi di Yaman, dan dukungan mereka terhadap teroris di Yaman, dan Suriah merupakan rintangan utama untuk memperbaiki hubungan antara Teheran dan Riyadh. Arab Saudi harus menghentikan dukungan teroris," kata Rouhani, seperti dilansir Al Jazeera pada Rabu (30/8).
Sementara itu, dalam pidatonya, Rouhani juga membahas kesepakatan nuklir Iran, dan mengatakan bahwa Teheran akan terus menghormati keputusan tersebut. Namun, dia menolak gagasan inspeksi di lokasi militernya, yang disuarkan oleh Amerika Serikat (AS), dan mengatakan inspeksi tersebut tidak diwajibkan berdasarkan kesepakatan dengan kekuatan dunia.
"Komitmen kami kepada dunia sudah jelas. Hubungan kita dengan Asosiasi Energi Atom Internasional (IAEA) didefinisikan oleh peraturan, bukan oleh AS. Saya melihatnya tidak mungkin IAEA akan menerima permintaan untuk inspeksi, tapi biarpun mereka menerimanya, kami akan tetap menolak hal itu," imbuhnya.
(esn)